Dengan tujuh orang beraada di tengah, antara gawang sendiri dan gawang lawan, maka mereka mempunyai lini vertikal yang sangat tebal. Bola dimainkan secara satu-dua sentuhan dengan ruang sempit itu, dan apabila berhasil direbut lawan, mereka akan dengan cepat melakukan recovery.
Dua pemain yang menjadi andalan pada musim ini ialah Joshua Zirkzee dan kapten Lewis Ferguson. Dua pemain beratribut menyerang ini adalah buah polesan Thiago Motta semenjak musim lalu, dan mencapai perkembangan yang luar biasa pada musim ini.Â
Zirkzee sang penyerang andalan, sudah cetak 12 gol dan 7 assist. Sementara Ferguson, gelandang berkebangsaan Skotlandia turut berkontribusi 6 gol dan 5 assist sejauh ini bagi Rossoblu.
Pertanyaan besar tentang level kompetitif Bologna musim depan, adalah bagaimana Saputo Group, selaku induk pemilik klub yang bermarkas di Renato Dall'Ara ini menjaga komposisinya musim depan. Dimana partispasi di UCL ini adalah yang kedua sejak terakhir mereka ikuti musim 1964-1965 silam.
Presiden Joey Saputo akan ditunggu tindak-tanduknya bereaksi atas kesuksesan timnya musim ini. Apakah dia mau timnya semakin kuat dengan mendatangkan pemain-pemain kaliber bintang? Atau malah akan ada "bedol desa" guna menambah pundi-pundi uangnya?
Sudah bukan rahasia lagi, jika Thiago Motta tengah santer dihubungkan sebagai pengganti Max Allegri yang pasti berpisah dengan Juventus di akhir musim. Potensi kehilangan Joshua Zirkzee dan Riccardo Calafiori juga sama membesar seiring ketertarikan dari klub-klub elit Eropa.
Sebagai penikmat pelatih muda revolusioner seperti Thiago Motta dan Xabi Alonso, saya berharap Bologna akan memperkuat timnya lagi agar bisa bersaing di UCL musim depan. Lagipula sungguh disayangkan, jika buah keajaiban strategi Motta tidak berlanjut di level tertinggi Eropa.
Girona FC, "Cinderella Story" La Liga Musim ini
Sebuah kisah yang nyaris berujung klimaks terjadi di La Liga musim 2023/2024. Di tengah nama besar Real Madrid, Barcelona, Atletico Madrid, Athletic Bilbao dan Real Sociedad, tersempil nama Girona FC sebagai kontender di papan atas.
Tidak main-main, klub asuhan Michel ini selalu bertahan di posisi empat besar sejak pekan ke-2 La Liga. Padahal di musim lalu, Gironistes hanya menjadi penghuni papan tengah dengan end-up di peringkat 10 klasemen akhir!
Sudah jelas Michel, sang entrenador, melakukan perubahan skuad yang efektif di musim ini. Klub yang bermarkas di Montilivi Stadium, mendatangkan beberapa pemain berpengalaman, plus pemain muda berbakat di setiap lini.Â