Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Yuk Kenalan, Inilah Tiga Tim Kejutan yang Lolos UCL Musim Depan!

17 Mei 2024   17:15 Diperbarui: 18 Mei 2024   06:42 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trofi Liga Champions dipajang selama drawing babak 16 besar Liga Champions 2023-2024 di markas UEFA. (Photo by Fabrice COFFRINI / AFP) via kompas.com

Liga-liga sepakbola Eropa kini tengah memasuki fase finalnya. Beberapa diantaranya bahkan sudah memastikan siapa juara musim ini. Tim-tim yang terdegradasi, perlahan juga mulai menemukan kepastian. Tak ketinggalan pula, persaingan memperebutkan jatah bermain di kompetisi Eropa juga mulai tampak hilal-nya.

Tentu jika berkaca pada sejarah, klub-klub besar menjadi unggulan untuk berlaga di kompetisi Eropa tiap tahunnya. Kompetisi ini secara berjenjang meliputi UEFA Champions League (UCL), UEFA Europa League (UEL) dan Conference League. 

Semakin tinggi jenjang, maka berarti posisi klub di klasemen akhir semakin tinggi, plus pundi yang didapatkan musim depan juga semakin besar.

Pada musim 2023/2024 ini, ada tiga tim kejutan yang akan berlaga di UCL musim 2024/2025, kasta tertinggi klub sepakbola Eropa. Mereka adalah Bologna (Italia), Girona FC (Spanyol) dan Aston Villa (Inggris).

Selamat kepada para fans ketiga klub tersebut! Dan kepada yang belum mengenal seperti apa kiprah mereka, mari kita bahas.

Penyerang Bologna asal Belanda, Joshua Zirkzee (kiri) ketika melawan Inter Milan. Minggu (10/3/24) dini hari WIB.(AFP/GABRIEL BOUYS) via kompas.com
Penyerang Bologna asal Belanda, Joshua Zirkzee (kiri) ketika melawan Inter Milan. Minggu (10/3/24) dini hari WIB.(AFP/GABRIEL BOUYS) via kompas.com

Bologna, Keajaiban Strategi Thiago Motta

Dengan menyisakan dua laga lagi, Bologna sementara berada di peringkat ke-3 Serie A di bawah Inter Milan dan AC Milan. Rossoblu, julukan Bologna, berhasil melewati Juventus pada giornata 16 lalu saat mereka taklukkan Napoli 2-0 di Naples. 

Berbekal 67 poin, sama dengan Juventus (rank 4), Rossoblu bahkan masih memungkinkan di kudeta Atalanta yang sementara berada di peringkat 5 dengan 63 poin. Hanya beruntung bagi klub Serie A, musim depan bisa mengirim lima wakil di UCL. Perubahan format di UCL musim 2024/2025, memberi ruang untuk hal tersebut.

Secara detail, saya sudah pernah membahas mengenai strategi dan formasi Bologna asuhan Thiago Motta pada artikel ini.

Peran Thiago Motta sangatlah besar dalam meramu Rossoblu menjadi tim paling atraktif di Serie A musim ini. Banyak orang membicarakan formasi 2-7-2 nya, yang harus diejawantahkan sebagai formasi dengan dimensi Vertikal. Dua orang di sebelah kiri, tujuh orang di rusuk tengah (termasuk kiper) dan dua di sisi kanan.

Dengan tujuh orang beraada di tengah, antara gawang sendiri dan gawang lawan, maka mereka mempunyai lini vertikal yang sangat tebal. Bola dimainkan secara satu-dua sentuhan dengan ruang sempit itu, dan apabila berhasil direbut lawan, mereka akan dengan cepat melakukan recovery.

Dua pemain yang menjadi andalan pada musim ini ialah Joshua Zirkzee dan kapten Lewis Ferguson. Dua pemain beratribut menyerang ini adalah buah polesan Thiago Motta semenjak musim lalu, dan mencapai perkembangan yang luar biasa pada musim ini. 

Zirkzee sang penyerang andalan, sudah cetak 12 gol dan 7 assist. Sementara Ferguson, gelandang berkebangsaan Skotlandia turut berkontribusi 6 gol dan 5 assist sejauh ini bagi Rossoblu.

Pertanyaan besar tentang level kompetitif Bologna musim depan, adalah bagaimana Saputo Group, selaku induk pemilik klub yang bermarkas di Renato Dall'Ara ini menjaga komposisinya musim depan. Dimana partispasi di UCL ini adalah yang kedua sejak terakhir mereka ikuti musim 1964-1965 silam.

Presiden Joey Saputo akan ditunggu tindak-tanduknya bereaksi atas kesuksesan timnya musim ini. Apakah dia mau timnya semakin kuat dengan mendatangkan pemain-pemain kaliber bintang? Atau malah akan ada "bedol desa" guna menambah pundi-pundi uangnya?

Sudah bukan rahasia lagi, jika Thiago Motta tengah santer dihubungkan sebagai pengganti Max Allegri yang pasti berpisah dengan Juventus di akhir musim. Potensi kehilangan Joshua Zirkzee dan Riccardo Calafiori juga sama membesar seiring ketertarikan dari klub-klub elit Eropa.

Sebagai penikmat pelatih muda revolusioner seperti Thiago Motta dan Xabi Alonso, saya berharap Bologna akan memperkuat timnya lagi agar bisa bersaing di UCL musim depan. Lagipula sungguh disayangkan, jika buah keajaiban strategi Motta tidak berlanjut di level tertinggi Eropa.

Artem Dovbyk, penyerang Girona, ketika melakukan seleberasi gol. Sumber : (PAU BARRENA / AFP via tribunnews)
Artem Dovbyk, penyerang Girona, ketika melakukan seleberasi gol. Sumber : (PAU BARRENA / AFP via tribunnews)

Girona FC, "Cinderella Story" La Liga Musim ini

Sebuah kisah yang nyaris berujung klimaks terjadi di La Liga musim 2023/2024. Di tengah nama besar Real Madrid, Barcelona, Atletico Madrid, Athletic Bilbao dan Real Sociedad, tersempil nama Girona FC sebagai kontender di papan atas.

Tidak main-main, klub asuhan Michel ini selalu bertahan di posisi empat besar sejak pekan ke-2 La Liga. Padahal di musim lalu, Gironistes hanya menjadi penghuni papan tengah dengan end-up di peringkat 10 klasemen akhir!

Sudah jelas Michel, sang entrenador, melakukan perubahan skuad yang efektif di musim ini. Klub yang bermarkas di Montilivi Stadium, mendatangkan beberapa pemain berpengalaman, plus pemain muda berbakat di setiap lini. 

Daley Blind dan Paulo Gazzaniga didatangkan secara gratis. Eric Garcia, Savinho dan Pablo Torre bergabung dengan status pinjaman. Serta topskorer La Liga, Artem Dovbyk di transfer dari SK Dnipro, bersama dengan deretan pemain Portu, Yangel Herrera, Ivan Martin serta Jhon Solis.  

Semua pemain ini secara kompak bisa menjalankan strategi Michel yang mengandalkan permainan kedua sayap. Dua pemain yang menjadi andalan musim ini, selain tentu Artem Dovbyk, adalah gelandang tengah Aleix Garcia. Dua pemain ini menjadi poros utama tim, disaat sayap-sayap Gironistes bergantian pasang-surut.

Hingga awal tahun 2024, Girona mencapai peak performance dengan sempat menghuni posisi runner-up klasemen La Liga. Doa dari seluruh masyarakat bola, adalah mereka mampu menekan Real Madrid di puncak, dan meraih titel di akhir musim.

Namun itu hanyalah menjadi angan belaka. "Cinderella Story" Girona terhenti karena performa mereka menurun semenjak bulan Februari 2024. Tidak ada yang bisa disalahkan, bahkan Michel sendiri mengatakan target utama timnya bukanlah juara La Liga, tetapi meraih slot UCL di akhir musim.

Semenjak penurunan performa mereka, sang tetangga besar Barcelona mulai menyodok hingga kini sementara berada di atas mereka pada posisi ke-2. Meski demikian, pada 5 Mei 2024 kemarin, Girona berhasil kalahkan Barcelona 4-2 sekaligus menyegel tempat di UCL musim depan, sebagai partisipasi perdananya!

Girona kini menempati peringkat ke-3 dengan 75 poin. Jikapun dalam dua laga tersisa mereka selalu kalah, tim yang paling mungkin mengejar hanyalah Atletico Madrid (73 poin) di peringkat 4. Athletic Bilbao yang berada di rank 5 dengan 62 poin sudah tidak mungkin mengejar klub yang berafiliasi dengan Manchester City ini.

Afiliasi dengan City Football Group (CFG) inilah yang akan mengganjal mereka berlaga di UCL musim depan. Sesuai peraturan UEFA, tidak boleh ada lebih dari satu klub yang berkompetisi di UCL, dimana mempunyai mayoritas kepemilikan dan pengambil kebijakan yang sama!

Tentu sekarang mereka masih dalam tahap negosiasi dengan UEFA terkait hal ini, karena Manchester City akan ikut serta dalam UCL musim depan pula. Merujuk pada artikel ESPN ini, opsi devestasi atau pengurangan kepemilikan saham sedang dikaji lebih lanjut.

Semoga Girona FC bisa menemukan solusi kepemilikan ini, serta berlaga di UCL musim 2024/2025. Pemain seperti Dovbyk, Aleix Garcia dan Yan Couto mungkin sulit dipertahankan dari godaan klub besar. Tetapi saya yakin, Girona akan menemukan pengganti sepadan karena peramu strategi mereka, Michel, dipastikan bertahan musim depan.

Tom Hanks (dua dari kiri) ketika menonton laga Aston Villa di Villa PArk. sumber : www.bbc.com
Tom Hanks (dua dari kiri) ketika menonton laga Aston Villa di Villa PArk. sumber : www.bbc.com

Aston Villa, Saatnya Bukan Hanya Menjadi Klub "Penjual"

Pecinta Liga Inggris tentu mengenal Aston Villa sebagai salah satu klub tradisional, yang sayangnya hanya mampu bersaing di papan tengah sebelumnya. Namun perlahan mereka melakukan kebijakan revolusioner, semenjak dimiliki oleh NSWE Group tahun 2019.

NSWE merujuk pada nama Nassef Sawiris dan Wes Edens yang membeli 55 persen saham Aston Villa dari pemilik sebelumnya Tony Xia (Recon Group UK).

Pada tahun yang sama, Villa akhirnya berhasil promosi kembali ke English Premier League (EPL), setelah sempat terbenam di Championship Division selama tiga musim (2016-2019). Nassef yang lebih memegang kendali klub, mempercayakan Unai Emery sebagai nahkoda Villa sejak November 2022.

Tidak hanya Emery, Monchi, juru transfer yang malang melintang bersama Sevilla dan AS Roma juga didatangkan pada awal musim ini sebagai Direktur Sepakbola. Sudah jelas, NSWE merubah haluan Aston Villa dari klub penjual pemain, menjadi salah satu kontender papan atas.

Di masa sebelumnya kita tentu tahu nama-nama seperti Ashley Young, Gareth Barry, James Milner hingga terakhir adalah Jack Grealish merupakan hasil orbitan akademi Aston Villa. Mereka yang masih menjadi klub "penjual" kala itu, tak mampu menahan godaan uang untuk melepas pemain bintang tersebut.

Namun kini situasinya berubah. Pemain-pemain asli Villa seperti John McGinn, Ezri Konsa, Tyrone Mings dan Ollie Watkins sukses dipertahankan, karena tahu arah tim tengah menggapai sesuatu yang belum pernah terbayang oleh fans Villa sebelumnya.

Rekrutan pintar juga dilakukan seperti membeli Emiliano Martinez, Youri Tielemans, dan Douglas Luiz ,serta wonderkid Morgan Rogers di bursa transfer musim dingin lalu. Puncak kesuksesan Aston Villa, tentu adalah berhasil memboyong Pau Torres dan Moussa Diaby di awal musim.

Bayangkan saja, tim yang musim ini hanya berlaga di kompetisi Conference League, mampu memenangi tanda tangan pemain yang diincar klub-klub besar Eropa seperti Torres dan Diaby. Tentu landasannya adalah keseriusan Aston Villa menjadi tim papan atas EPL.

Tom Hanks, aktor Hollywood ternama, yang sudah diketahui sejak lama menjadi fans Villa, adalah segelintir penggemar yang kini merasa sangat bangga terhadap klub kesayangannya. Ia bahkan kini sering terlihat di tribun VIP Villa Park, untuk mendukung Douglas Luiz dkk.

Secara strategi bermain, formasi 4-3-3 Unai Emery bisa berubah ke 4-4-2 tergantung kondisi di lapangan. Poros utama mereka adalah Martinez (kiper), Pau Torres (bek), Luiz-McGinn (Gelandang) dan striker Ollie Watkins. 

Perpaduan tiki-taka Spanyol, kick and rush Inggris dan kebebasan skill individual pemain sayap seperti Diaby, Leon Bailey serta Nicolo Zaniolo mampu berpadu dengan apik di atas lapangan. Tak heran jika Sir Alex Ferguson menobatkan Aston Villa sebagai tim paling menarik di sepanjang musim 2023/2024!

Menyisakan satu laga terakhir pada Minggu (19/5/2024) melawan Crystal Palace di London, 68 poin milik klub asal Birmingham ini sudah tak mungkin dikejar oleh Tottenham Hotspur (63 poin). Aston Villa pun bisa menutup musim dengan tenang, sembari memfokuskan diri bersiap di tantangan besar musim depan, UEFA Champions League.

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun