Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sabetan Samurai Biru Hasilkan Antiklimaks Pada Uzbekistan di Final AFC Cup U-23

4 Mei 2024   11:59 Diperbarui: 4 Mei 2024   21:29 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mao Hosoya mengejar bola dalam laga final antara Jepang vs Uzbekistan, 3 Mei 2024. Sumber : (KARIM JAAFAR / AFP) via kompas.com

Usai sudah perhelatan Piala Asia U-23 Qatar tahun 2024 ini. Setelah melalui 90' menit drama menyesakkan, Jepang berhasil menjadi Juara usai taklukkan Uzbekistan di partai Final. Sabetan Samurai Biru memberi kebobolan pertama sekaligus kekalahan pertama bagi Serigala Putih. Antiklimaks bagi tim asuhan Timur Kapadze!

Pasalnya Uzbekistan catat hasil mengagumkan dengan sapu bersih kemenangan di Grup D yang berisikan Vietnam, Kuwait dan Malaysia. Di perempatfinal, mereka membenamkan raksasa Asia, Arab Saudi, dengan skor 2-0. Pada semifinal, kita sendiri tahu bahwa Garuda Muda juga dilibas degan skor identik.

Namun pada partai Final yang berlangsung pada Jumat (2/5/2024) malam WIB di Stadion Jassim Bin Hamad, gol tunggal Fuki Yamada menit 90+1' cukup untuk menyegel gelar juara untuk kedua kalinya bagi Jepang di turnamen ini.

Menyesakkannya lagi, menit 90+10' Serigala Putih seharusnya berpeluang samakan kedudukan, namun penalti Umarali Rakhmonaliev gagal taklukkan Leo Kokubo.

Jepang yang diasuh Go Oiwa menjadi juara dengan hanya alami satu kekalahan atas Korea Selatan di fase grup. Selebihnya dilalui tim Samurai Biru dengan catatan kemenangan sempurna. Pada perempatfinal Jepang kalahkan tuan rumah Qatar 4-2, sedangkan di semifinal Irak digilas dengan skor 2-0.

Melengkapi kesuksesan timnya, kapten Joel Chima Fujita menggondol penghargaan Pemain Terbaik sepanjang turnamen ini. Pemain tengah yang bernaung di klub Saint-Truiden, Belgia, mampu menjadi nyawa permainan bagi Jepang, meski di laga Final semalam sukses dikunci oleh penjagaan man-marking pemain Uzbekistan.

Selamat kepada Jepang U-23, tak lupa juga Big Respect bagi Uzbekistan yang tampilkan performa memukau sepanjang pagelaran Piala Asia U-23 ini!

Absennya Fayzullaev Pengaruhi Keseluruhan Laga

Timnas Indonesia masih bisa dikatakan beruntung karena SC Heerenveen mau melepas kembali Nathan Tjoe-A-On untuk periode cukup lama selama Piala Asia U-23. Sebaliknya, Abbosbek Fayzullaev ternyata tetap harus kembali ke klubnya CSKA Moskow kendatipun sukses bawa Uzbekistan ke partai Final.

Fayzullaev tercatat hanya main di dua laga sepanjang turnamen ini, yakni perempatfinal melawan Arab Saudi (26/4/2024) serta semifinal melawan Indonesia (29/4/2024). Ia tidak mendapat izin dari CSKA Moskow, karena minggu depan harus berjuang bersama klubnya melawan Rubin Kazan di Liga Premier Rusia.

Ya, Abbosbek Fayzullaev merupakan pemain andalan CSKA Moskow. Izin diberikan oleh pihak CSKA karena memang ada jeda pertandingan dari tanggal 21 April hingga 7 Meri esok (melawan Rubin Kazan).

Tiadanya Fayzullaev yang tampil apik di babak pertama melawan Garuda Muda, membuat Timur Kapadze hanya punya satu pengatur serangan dalam diri kapten Jasurbek Jaloliddinov.

Jika di partai-partai sebelumnya, kekuatan Uzbekistan adalah pada rotasi skuad yang kerap berhasil di babak kedua, di laga Final ini mereka alami deadlock (kebuntuan) sejak babak pertama. Pasalnya, Jasurbek Jaloliddinov dan Khusayin Norchaev yang diforsir sejak babak pertama alami kelelahan di paruh laga.

Umarali Rakhmonaliev yang disiapkan sebagai tenaga cadangan di babak kedua, juga alami ketidakmujuran setelah penaltinya digagalkan Leo Kokubo di akhir laga.

Sementara di sisi Jepang, Go Oiwa lebih beruntung dalam keefektifan pergantian pemainnya. Memulai laga dengan kuartet Shota Fujio, Kuryu Matsuki, Kein Sato dan Mao Hosoya di lini serang, pergantian dengan pemain cadangan di babak kedua membuahkan hasil positif.

Sepakan kaki kiri pemain pengganti Fuki Yamada mampu taklukkan Abduvohid Nematov untuk pertama kalinya sepanjang turnamen.

Dalam strategi menyikapi Uzbekistan yang lakukan man-marking terhadap Joel Chima Fujita, Go Oiwa menginstruksikan pemainnya melakukan direct-attack dengan kedua sayap cepatnya.

Fisik pemain Uzbekistan ternyata alami drop di sepertiga akhir laga, dan saat itulah muncul Fuki Yamada dkk menjadi pembeda yang sangat disisif. Secara keseluruhan, kemenangan strategi dari Go Oiwa atas Timur Kapadze yang sangat terpengaruh absennya Fayzullaev.

Jalannya Pertandingan

Di babak pertama praktis kedua tim hanya berkutat di tengah lapangan. Banyak tactical-foul dilakukan dimana bertujuan meminimalisir kesalahan.

Peluang terbaik Uzbekistan hanyalah tendangan "kebetulan" Jaloliddinov yang membentur mistar gawang Leo Kokubo menit 41'. Bermaksud mengirim umpan silang, ternyata arah bola malah lurus ke gawang Jepang. Beruntung bagi Kokubo, bola hanya menerpa mistar.

Pada babak kedua ada satu momen yang merugikan kubu Uzbekistan menit 79'. Serangan balik Jepang mengharuskan kiper Abduvohid Nematov maju untuk menerjang bola, sehingga bertubrukan dengan pemain Jepang Shota Fujio. 

Wasit memutuskan memberi kartu kuning bagi kiper Uzbekistan tersebut kendatipun duel terlihat fifty-fifty. Malang bertambah bagi Nematov, pahanya terluka cukup serius karena terkena pul sepatu dari Fujio. Ini cukup mengganggunya di sepanjang sisa laga.

Akhirnya menit 90+1', tembakan Fuki Yamada dari luar kotak penalti meluncur deras ke sisi kiri bawah gawang Nematov! Kombinasi Joel Chima Fujita dan Ryotaro Araki turut berjasa untuk membuka jalur tembak bagi Fujio.

Penalti didapatkan Uzbekistan menit 90+5'! Crossing dari area kiri pertahanan Jepang menemui kepala Alisher Odilov. Namun bola sundulannya membentur bagian tubuh Hiroki Sekine sehingga bola tidak membahyakan gawang Kokubo. Para pemain Uzbekistan terlihat mengangkat tangan, meminta wasit melihat potensi adanya handsball.

Wasit Mooud Bonyadifard asal Iran pun mendapatkan konfirmasi untuk melihat monitor oleh wasit VAR. Selepas itu diputuskan bahwa bola memang mengenai tangan Sekine kendatipun tidak secara sengaja.

Penalti diambil oleh Umarali Rakhmonaliev, namun sayang tembakannya ke arah kiri bisa diselamatkan dengan gemilang oleh Leo Kokubo. Laga pun berakhir dengan kemenangan dramatis tim Samurai Biru.

Para Pemenang dan Menyambut Olimpiade 2024 Paris

Dengan demikian turnamen Piala Asia U-23 resmi berakhir, dengan Jepang menduduki peringkat pertama, diikuti Uzbekistan sebagai runner-up dan Irak sebagai peringkat ketiga.

Tiga negara ini memastikan pula lolos otomatis ke Olimpiade 2024 Paris cabang olahraga mewakili region Asia. Sementara Indonesia akan melakoni partai playoff melawan Guinea pada 9 Mei 2024 esok di Clairefontaine guna memutuskan satu tiket terakhir di cabang sepakbola.

Joel Chima Fujita terpilih menjadi pemain terbaik sepanjang turnamen, karena kepemimpinan dan kemampuannya mengatur serangan Jepang sangatlah brilian. Tak heran jika ia akan segera naik pangkat ke Timnas Senior Jepang berduet bersama Wataru Endo dalam waktu dekat nanti.

Ali Jasim, sang pengubur mimpi Indonesia di partai semifinal, menyabet penghargaan topskorer dengan empat golnya. Tiga gol ia cetak melalui titik penalti, sementara gol keempat melalui skema open-play kala manfaatkan kesalahan Justin Hubner pada laga Kamis (2/5/2024) malam lalu.

Selain menjadi runner-up, Uzbekistan juga menyabet penghargaan sebagi tim ter-fair play karena hasilkan akumulasi kartu kuning dan kartu merah paling minim. Kiper mereka, Abduvohid Nematov juga mendapat gelar Best Goalkeeper karena hanya kebobolan satu gol di sepanjang turnamen.

Pada Olimpade 2024 Paris nanti, Irak akan mengisi Grup B bersama Argentina, Maroko dan Ukraina. Sementara itu Uzbekistan akan tergabung di Grup C menemani Spanyol, Mesir serta Republik Dominika.

Juara Piala Asia U-23, Jepang, akan mengarungi Olimpiade di Grup D melawan Paraguay, Mali plus Israel. Slot terakhir yang akan diperebutkan Indonesia dan Guinea, adalah untuk mengisi Grup A dimana sudah siap bertanding tuan rumah Prancis, Amerika Serikat serta Selandia Baru.

Mari kita doakan kembali agar Garuda Muda bisa menang atas Guinea pada 9 Mei nanti. Garuda akan mengangkasa di Paris, Bisa!

Salam olahraga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun