Wasit Majed Al-Shamrani meniup peluit panjangnya, dan selamat kepada Irak atas kelolosan mereka ke Olimpiade 2024 Paris.
Evaluasi Menyeluruh Garuda Muda Sepanjang Turnamen
Sebagai tim yang telah melampaui ekspektasi pada turnamen ini, tentu performa keseluruhan Garuda Muda sudah sangat membanggakan merujuk pada kualitas skuad yang dimiliki. Tetapi masih ada ruang evaluasi, yang bisa disiapkan guna menghadapi Guinea.
Pertama, adalah sisi wingback kanan yang masih belum menemukan sosok tepat untuk kuasai area tersebut. Ilham Rio Fahmi, Fajar Fathurrahman bahkan Kelly Sroyer pernah bergantian mengisi sepanjang turnamen. Tidak ada yang outstanding, karena mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Jika dalam bertahan, tentu Rio Fahmi lebih unggul. Tetapi jika bicara build-up serangan, Fajar Fathurrahman lebih bisa diandalkan. Masih ada waktu bagi Coach STY untuk memikirkan pos ini. Ada juga nama Bagas Kaffa yang tidak mendapat menit bermain sepanjang turnamen, mungkin bisa dipertimbangkan.
Kedua adalah kedalaman skuad. Pergantian pemain yang dilakukan Coach STY di babak kedua acapkali tidak efektif karena menunjukkan perbedaan signifikan dengan starting line-up pertama.Â
Saya pribadi berharap, aturan Olimpiade dimana bisa memasukkan tiga pemain senior ke dalam skuad, bisa diterapkan ketika bersua Guinea nanti. BRI Liga 1 sudah usai jadi tidak ada masalah memanggil para pemain untuk menambal tim.Â
Elkan Baggott tampaknya akan segera bergabung menuju Prancis, karena kontrak peminjamannya bersama Bristol Rovers selesai per 30 April lalu. Pun juga beberapa nama abroad senior, seperti Asnawi, bisa saja dipanggil jika klubnya merelakan.
Poin terakhir adalah presisi umpan di sepertiga akhir lapangan. Momen luar biasa di lini depan hanya tampak ketika Timnas menghadapi Yordania dan Korea Selatan. Selebihnya, ada banyak umpan error yang didasari kurangnya pemahaman pergerakan antar pemain. Semoga ini bisa dicarikan solusinya oleh Coach STY.
Menurut pendapat saya, di laga melawan Irak ini pemain Timnas cenderung baru memberi umpan ketika lawan mendekat. Jadi ada potensi waktu terbuang bagi pemain lain untuk lolos dalam pergerakan tanpa bola. Akibatnya pemain Irak bisa mengcover posisi dan menutup ruang.
Berbeda ketika menghadapi Yordania di matchday terakhir fase grup. Umpan-umpan pendek terlihat lebih enak dan nyaman, sebab dilakukan secara cepat sebelum lawan mendekat. Ruang lari jarak pendek adalah kelebihan utama pemain Indonesia.
Istirahatlah sejenak Garuda Muda. Persiapkan diri dengan baik untuk melawan Guinea 9 Mei nanti.Â