Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tegakkanlah Kepalamu, Garuda Muda! Jalan Menuju Olimpiade Belum Sepenuhnya Tertutup

3 Mei 2024   08:34 Diperbarui: 3 Mei 2024   12:47 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesebelas pemain Garuda Muda sebelum dimulainya pertandingan Irak vs Indonesia (2/5/24). Sumber: (AFP/KARIM JAAFAR) via kompas.com

Ketika sebuah target telah terlampaui, janji juga sudah digenapi, maka tidak ada kegagalan yang harus ditangisi. Indonesia U-23 takluk 1-2 dari Irak melalui sebuah laga yang menguras peluh.  Jalan menuju Olimpiade 2024 Paris masih belum terbuka, juga belum tertutup sepenuhnya. Ayo tegakkan kepalamu, Garuda Muda! Kami Bangga, Terima kasih.

Berlaga di penentuan juara ke-3 Piala Asia U-23, sekaligus merebutkan slot otomatis lolos Olimpiade 2024 Paris, Indonesia harus mengakui keunggulan dari efektivitas permainan Singa Mesopotamia. Abdullah bin Khalifa Stadium menggelar partai 90' plus 2 x 15' menit pada Kamis (2/5/2024) malam tadi.

Ivar Jenner sempat membawa Indonesia unggul pada menit 19' lewat sepakan kerasnya. Namun menit ke-27', Zaid Tahseen sukses samakan kedudukan bagi Irak. Akhirnya sebuah gol bintang muda Irak, Ali Jasim, pada menit 96' perpanjangan waktu, mampu menentukan kemenangan bagi timnya.

Tentu berkaca dari satu pertandingan ini, kita merasa kecewa karena menderita kekalahan. Tetapi lihat pemain Irak paska peluit akhir dibunyikan wasit Majed Al-Shamrani! Mereka merangkul pemain Indonesia dengan penuh respek. Indonesia kendatipun tidak bisa menjadi tiga besar, sudah menjadi juara sejuta umat di Piala Asia U-23.

Kini ada waktu lima hari bagi Garuda Muda menyambut laga di Clairefontaine, menghadapi Guinea untuk memastikan kelolosan ke Olimpiade 2024 Paris. Masih belum dipastikan apakah hanya pemain U-23 saja yang bisa main, atau boleh ada pemain senior yang ditambahkan sesuai regulasi Olimpiade. 

Jalannya Laga Indonesia vs Irak

Coach Shin Tae-yong (STY) mematahkan sejumlah prediksi formasi dalam mengatasi absennya Rizky Ridho karena kartu merah di semifinal kontra Uzbekistan. Menemani Ernando Ari di bawah mistar gawang, ia memilih memainkan Nathan Tjoe-A-On di lini belakang, bersama Justin Hubner dan Muhammad Ferrari.

Ilham Rio Fahmi kali ini dipercaya mengisi wingback kanan, posisi yang kerap dibongkar-pasang selama turnamen berlangsung. Marselino Ferdinan drop ke lini tengah menemani Ivar Jenner, dan posisinya sebagai winger digantikan oleh Jeam Kelly Sroyer.

Rafael Struick kembali ke skuad usai jalani skorsing satu laga. Bersama Witan Sulaeman dan Kelly membentuk trio di lini depan.

Sementara pelatih Irak, Radhi Shenaishil, mengatasi absennya Salem Ahmed dengan memainkan Nihad Mohammed yang tampil sangat powerfull di laga ini. Bersama Ali Jasim dan Muntadher Mohammed, Nihad mampu merepotkan trio pertahanan Indonesia.

Pemain Irak lain juga tampilkan performa apik sepanjang laga. Kedua fullback Mustafa Saadoun serta Ahmed Hasan Maknazi mampu tampil konstan 120' menit menyisir sisi sayap. Dan ada satu pemain bertahan, yang menurut saya layak menjadi pemain terbaik bersama Ali Jasim, yakni pencetak gol pertama Irak, Zaid Tahseen.

Garuda Muda menggebrak di babak pertama lewat umpan-umpan pendek cepat. Sebaliknya, kaki-kaki pemain Irak terlihat masih kaku, terutama karena adaptasi formasi baru di lini depan.

Ivar Jenner mampu membuat Indonesia unggul menit 19'! Kombinasi umpan pendek pada skema sepak pojok Indonesia masih bisa dihalau pertahanan Irak. Namun bola muntah yang tepat diterima Ivar di depan kotak penalti, langsung dihajar dengan keras menuju gawang Hussein Hasan.

Ivar Jenner merayakannya dengan sukacita, bahkan ia sampai memanjat menuju tribun suporter Indonesia.

Sayangnya dengan skema corner-kick juga, Irak samakan kedudukan menit 27'. Bola sepak pojok Muntadher Mohammed gagal ditinju dengan sempurna oleh Ernando Ari. Bola liar berhasil dimenangkan oleh Nihad Mohammed untuk diteruskan Zaid Tahseen di depan gawang kosong.

Wasit VAR sempat melakukan pengecekan, tetapi tidak terbukti ada pelanggaran kepada Ernando Ari. Sebuah kebobolan yang cukup disayangkan, padahal Timnas mulai menemukan ritmenya di babak pertama ini.

Pada babak kedua, Radhi Shenaishil mengganti sejumlah pemainnya untuk mengatasi kelelahan yang disebutnya menjadi kendala utama partai ini. Di lain pihak, Coach STY hanya memasukkan Fajar Fathurrahman dan Komang Putra untuk mensubstitusi Rio Fahmi serta Kelly Sroyer.

Tidak ada gol yang terjadi di babak kedua, namun ada suatu momen heroik saat Nathan Tjoe-A-On menyapu sepakan Nihad Mohammed tepat di garis gawang.

Terjadi miskomunikasi antara Ferarri dan Ernando kala menutup pergerakan Nihad, yang dimanfaatkan striker Irak guna melepas sepakan mendatar sambil terjatuh. Nathan berlari melakukan cover ke arah gawang, sukses menyamakan timing bersamaan dengan bola yang menggelinding dekat garis gawang sembari menjatuhkan diri. What a save!

Di perpanjangan waktu terlihat pemain Timnas mulai kelelahan dan alami deadlock (kebuntuan). Momen inilah yang membuat Justin Hubner lakukan sedikit kesalahan dalam membaca pergerakan Ali Jasim.

Lolos dari perangkap offside tak sempurna Hubner, Ali Jasim sukses getarkan jala Ernando Ari menit 96'! Sepakan kerasnya usai lolos dari penjagaan Justin mampu masuk ke sela-sela kaki Ernando dan menjadi gol terakhir di laga ini.

Sisa perpanjangan waktu, Coach STY coba memainkan M. Ikhsan dan Ramadhan Sananta. Namun pertahanan kuat Irak yang digalang Zaid Tahseen masih tak mampu juga ditembus Marselino dkk. 

Wasit Majed Al-Shamrani meniup peluit panjangnya, dan selamat kepada Irak atas kelolosan mereka ke Olimpiade 2024 Paris.

Evaluasi Menyeluruh Garuda Muda Sepanjang Turnamen

Sebagai tim yang telah melampaui ekspektasi pada turnamen ini, tentu performa keseluruhan Garuda Muda sudah sangat membanggakan merujuk pada kualitas skuad yang dimiliki. Tetapi masih ada ruang evaluasi, yang bisa disiapkan guna menghadapi Guinea.

Pertama, adalah sisi wingback kanan yang masih belum menemukan sosok tepat untuk kuasai area tersebut. Ilham Rio Fahmi, Fajar Fathurrahman bahkan Kelly Sroyer pernah bergantian mengisi sepanjang turnamen. Tidak ada yang outstanding, karena mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Jika dalam bertahan, tentu Rio Fahmi lebih unggul. Tetapi jika bicara build-up serangan, Fajar Fathurrahman lebih bisa diandalkan. Masih ada waktu bagi Coach STY untuk memikirkan pos ini. Ada juga nama Bagas Kaffa yang tidak mendapat menit bermain sepanjang turnamen, mungkin bisa dipertimbangkan.

Kedua adalah kedalaman skuad. Pergantian pemain yang dilakukan Coach STY di babak kedua acapkali tidak efektif karena menunjukkan perbedaan signifikan dengan starting line-up pertama. 

Saya pribadi berharap, aturan Olimpiade dimana bisa memasukkan tiga pemain senior ke dalam skuad, bisa diterapkan ketika bersua Guinea nanti. BRI Liga 1 sudah usai jadi tidak ada masalah memanggil para pemain untuk menambal tim. 

Elkan Baggott tampaknya akan segera bergabung menuju Prancis, karena kontrak peminjamannya bersama Bristol Rovers selesai per 30 April lalu. Pun juga beberapa nama abroad senior, seperti Asnawi, bisa saja dipanggil jika klubnya merelakan.

Poin terakhir adalah presisi umpan di sepertiga akhir lapangan. Momen luar biasa di lini depan hanya tampak ketika Timnas menghadapi Yordania dan Korea Selatan. Selebihnya, ada banyak umpan error yang didasari kurangnya pemahaman pergerakan antar pemain. Semoga ini bisa dicarikan solusinya oleh Coach STY.

Menurut pendapat saya, di laga melawan Irak ini pemain Timnas cenderung baru memberi umpan ketika lawan mendekat. Jadi ada potensi waktu terbuang bagi pemain lain untuk lolos dalam pergerakan tanpa bola. Akibatnya pemain Irak bisa mengcover posisi dan menutup ruang.

Berbeda ketika menghadapi Yordania di matchday terakhir fase grup. Umpan-umpan pendek terlihat lebih enak dan nyaman, sebab dilakukan secara cepat sebelum lawan mendekat. Ruang lari jarak pendek adalah kelebihan utama pemain Indonesia.

Istirahatlah sejenak Garuda Muda. Persiapkan diri dengan baik untuk melawan Guinea 9 Mei nanti. 

Coach STY dan jajarannya juga harus segera menyalakan navigasi menerka pola permainan tim Afrika tersebut. Tentu sudah menjadi rahasia umum, bahwa skill individu dan kecepatan adalah keunggulan pemain-pemain Afrika.

Sekali lagi terimakasih atas suguhan membanggakan di Piala Asia U-23 Qatar. Garuda Muda terbang dengan sangat membanggakan!

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun