Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sssttt, Diam-Diam akan Ada All-Germany Final di UCL Jelang EURO 2024

2 Mei 2024   21:04 Diperbarui: 2 Mei 2024   21:19 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Niclas Fullkrug berselebrasi bersama rekan setimnya dalam laga antara Dortmund vs PSG, Kamis (2/5/24) dinihari WIB. (ODD ANDERSEN/AFP) via kompas.com

Ketika dunia sepakbola tanah air sedang diterpa ingar-bingar kesuksesan Timnas Indonesia U-23 dalam mengarungi Piala Asia U-23, di Eropa sedang ada skenario apik lho... 

Dalam menyambut EURO 2024 yang akan dilangsungkan di Jerman pada bulan Juni-Juli 2024 esok, diam-diam dua perwakilannya punya potensi wujudkan All-Germany Final di UEFA Champions League (UCL)!

Setelah sehari sebelumnya Bayern Munchen ditahan imbang Real Madrid 2-2 di Allianz Arena, pada Kamis (2/5/2024) dini hari tadi Borussia Dortmund sukses menang 1-0 pada semifinal leg pertama melawan Paris Saint Germain (PSG). 

Gol tunggal Niclas Fullkrug menit ke-36 mampu amankan satu kaki Die Borussen untuk hadapi leg kedua di Paris minggu depan. 

Dortmund dan PSG sudah pernah bertemu di fase grup, kala menghuni Grup Neraka (F). Dortmund menjadi pemuncak klasemen grup dengan 11 poin, meninggalkan PSG di posisi runner-up lewat torehan 8 pon. Sementara AC Milan dan Newcastle harus tersingkir dari UCL sejak dini.

Head to-head di fase grup memang lebih menunjukkan superior Les Parissen. Pada matchday ke-1 Kylian Mbappe dkk menang 2-0 di Parc Des Princes. Sedangkan pada matchday ke-6 di Jerman, kedua tim berbagi hasil imbang 1-1.

Bagaimana skenario All-Germany Final mengulang tahun 2013 ini dapat terlaksana? Sepenting apa lonjakan prestasi klub-klub Jerman jelang EURO 2024 nanti? Mari kita bahas.

Peluang Tunggal Bayern dan Keseimbangan Dortmund

Bayern Munchen memang sangat mendominasi laga melawan Real Madrid, pada Rabu (1/5/2024) dini hari WIB lalu. Namun seperti dikatakan Thomas Muller, "Madrid ya Madrid", mereka bisa sangat efektif di kompetisi yang jadi "tempat bermainnya" ini. DNA Champions League sudah melekat di darah semua punggawa El Real.

Pembahasan laga tersebut sudah saya jabarkan di artikel ini, dimana Vinicius jr dan Kim Min-jae menjadi protagonis dan pesakitan utama pada laga tersebut.

Pemain Die Roten-pun bersepakat telah melupakan hasil tersebut, dan akan menyambut leg kedua di Santiago Bernabeu dengan seluruh sisa tenaga. Pasalnya, trofi UCL musim ini merupakan peluang tunggal Bayern Munchen untuk raih trofi di penghujung kepelatihan Thomas Tuchel.

Tuchel sudah pasti akan tinggalkan Munchen akhir musim nanti setelah hasil buruk menerpa timnya di awal tahun 2024. Paling tidak, CV-nya akan bisa membaik seandainya ia bisa mengangkat trofi Kuping Besar kedua musim ini. Sebelumnya ia sukses membuat Chelsea menjadi Raja Eropa pada musim 2020/2021.

Sementara di Signal Iduna Park dini hari tadi, Edin Terzic tahu betul memanfaatkan dukungan penuh suporternya. Pelatih eksentrik ini mengkombinasikan pemain-pemain senior seperti Mats Hummels, Emre Can dan Marcel Sabitzer dengan darah segar yang haus akan prestasi Eropa seperti Niklas Fullkrug, Julian Brandt dan Jadon Sancho.

Terutama nama terakhir, yang dibuang mentah-mentah oleh Erik Ten Hag dari skuad United musim ini. Ia menjadi pemain yang paling sering membahayakan pertahanan PSG dengan tusukan serta dribblenya. Total sepanjang laga, ia sukses melakukan 11 dribble untuk mengecoh para pemain Les Parissen.

Gol tunggal Niclas Fullkrug pada menit 36', terjadi lewat skema long ball dari lini belakang. Nico Schlotterbeck mengirim umpan lambung sempurna guna membebaskan striker Timnas Jerman tersebut untuk menaklukkan Gianluigi Donnarumma. 

Hasil yang cukup adil bagi PSG, terutama karena melempem-nya lini depan mereka yang berisikan Bradley Barcola, Ousmane Dembele dan Kylian Mbappe. Terutama Mbappe, pergerakannya bisa dimatikan oleh "tenaga tua" Mats Hummels yang sukses memboyong gelar Man of The Match.

Pembahasan mengenai PSG di musim ini, bisa dibaca pada artikel ini.

Keseimbangan tim yang diciptakan Edin Terzic sangatlah luar biasa di UCL sejak fase grup. Terutama di lini tengah, dimana Marcel Sabitzer yang dibuang oleh Munchen dan Manchester United, bisa menemukan kegembiraan dalam bermainnya lagi bersama Emre Can serta Julian Brandt.

Sebagai tenaga cadangan, pemain kaliber Marco Reus, Sebastien Haller, Donyel Malen dan Jamie Bynoe-Gittens bisa bergantian memberikan nyawa cadangan bagi Karim Adeyemi, Sancho plus Fullkrug.

Di lini belakang, Kiper Gregor Kobel tentu bisa tenang menjaga gawangnya, sebab Nico Schlotterbeck yang kian matang bisa bersinergi secara simultan bareng Mats Hummels dan Niklas Sule. 

Performa Borussia Dortmund yang tidak terlalu baik di liga, dimana kini menduduki rank 5, sedikit banyak membatu mengatur fokus mereka di UCL.

Kepastian Lima Wakil Jerman di UCL Musim Depan

Mengapa Dortmund bisa sedikit santai meski sekarang hanya duduki peringkat 5 Bundesliga? Sebab jika bertahan di posisi itu, musim depan mereka juga akan tetap bisa masuk UCL.

Ya, UCL musim 2024/2025 akan menggunakan format baru dan diikuti oleh 36 tim. Ada penambahan 4 tim dari musim-musim sebelumnya dimana menggunakan bagan fase grup kemudian dilanjutkan ke fase knockout 16 besar.

Salah satu slot penambahan klub sempat diperebutkan antara klub Bundesliga dan Premier League berdasar akumulasi koefisien UEFA masing-masing klubnya. Tersingkirnya Arsenal dan Manchester City di UCL, serta tumbangnya West Ham di tangan Bayer Leverkusen pada kompetisi Europa League membuat Bundesliga di atas angin.

Dan kepastian satu slot untuk Jerman bisa dipastikan lewat kemenangan Dortmund atas PSG semalam. Koefisien gabungan klub-klub Jerman di UEFA sudah tak terkejar lagi oleh perwakilan Premier League musim ini. 

Sebuah skenario epik tercipta bagi Jerman yang akan menghelat EURO 2024 mulai Juni nanti. Pasalnya Timnas mereka sempat mengalami turbulensi, sehingga ada pergantian nahkoda dari Hansi Flick ke Julian Nagelsmann. Di awal Nagelsmann menukangi pun tidak terlalu mulus, dimana kita ingat seorang Kai Havertz pernah dicoba sebagai wingback kiri.

Tapi kini perlahan Der Panzer temukan lagi power mesinnya. Nagelsmann menyatukan poros-poros hebat di antara Bayer Leverkusen, Bayern Munchen dan Borussia Dortmund. Tidak lupa pula ada Real Madrid yang menjadi penyumbang dua pemain berpengalaman dalam diri Toni Kroos dan Antonio Rudiger.

Angin prestasi kini tengah berhembus ke Jerman. Bayer Leverkusen berpeluang catatkan invincible musim ini ,plus peluang juarai Europa League. Munchen dan Dortmund juga bisa saja wujudkan All-Germany Final di UCL. 

Apa mungkin Jerman bisa berjaya di EURO 2024 nanti? Siapa tahu.

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun