Arne Slot merupakan pelatih 45 tahun kelahiran Belanda, yang mengusung gaya main mirip Klopp lewat formasi 4-3-3. Ia memulai karier kepelatihan di AZ Alkmaar setelah mendapat promosi dari posisi asisten manajer tahun 2019. Dua tahun berselang kinerja positifnya menarik minat Feyenoord meminangnya awal musim 2021/2022.
Menduduki peringkat ketiga Eredivisie pada musim perdananya bersama Feyenoord, Slot berhasil membuktikan kapasitasnya dengan mengantar klub Rotterdam menjadi kampiun pada musim lalu (2022/2023).
Di musim ini, Santiago Gimenez dkk sukses menjadi kampiun KNVB Cup dan sekarang berada di peringkat kedua klasemen Eredivisie. Mereka tertinggal 9 poin dari PSV, dan mungkin akan merelakan mahkota musim lalu beralih karena liga tinggal menyisakan 4 partai lagi.
Bagaimanapun juga, Arne Slot sudah mengubah wajah Feyenoord menjadi lebih baik selama berada di Rotterdam. Mereka konsisten sebagai penantang gelar juara domestik, meski masih seret prestasi di Eropa. Musim ini di UCL, Feyenoord tersingkir di fase grup setelah dikalahkan Atletico Madrid dan Lazio.
Terlempar ke play-off UEL, Arne Slot tak mampu melewati adangan AS Roma, tim yang juga kandaskan mereka di perempatfinal UEL musim lalu.
Menggunakan Formasi 4-3-3 attacking, Slot sangat mengandalkan dua sayap cepat Yankuba Minteh dan Igor Paixao bersama bomber Santiago Gimenez. Agak berbeda dengan Klopp, Slot lebih mengorientasikan peran nomor 10 sebagai playmaker dibandingkan sebagai gelandang murni, layaknya Alexis Mac Allister di Liverpool.
Maka dari itu Darwin Nunez, Luis Diaz, Mohamed Salah, Diogo Jota dan Harvey Elliott tentu masih akan terpakai jika Arne Slot benar-benar berlabuh ke Anfield Juli nanti. Ia hanya tinggal memposisikan Dominik Szoboszlai atau Mac Allister sebagai pengatur serangannya.
Lini belakang bagaimana? Berdasar enam pertandingan terakhir, mungkin Slot dan Liverpuldian sepakat bahwa harus melakukan prombakan besar-besaran!
Penyakit Kronis The Reds dan Jalannya Laga Melawan Everton
Penurunan performa The Reds sebenarnya mulai terlihat sejak laga melawan Manchester United di perempatfinal Piala FA, 17 MAret 2024. Laga dramatis yang berkesudahan 4-3 bagi kemenangan Setan Merah, mulai menggambarkan goyahnya kepercayaan Jurgen Klopp kepada pemain mudanya.
Dalam pandangan saya, Klopp seharusnya lebih mempercayakan duet Virgil van Dijk adalah Jarell Quansah hingga laga berakhir, alih-alih menganggap Ibrahima Konate yang berpengalaman sebagai juru selamat.
Quansah memang membuat blunder saat hadapi United lagi di liga, tetapi Konate sama sekali tidak punya chemistry dengan van Dijk dua pekan terakhir.
Puncaknya adalah kekalahan memalukan 0-3 dari Atalanta di Anfield (19/4/2024). Tidak tersisa lagi kekompakan Alisson, van Dijk dan Konate pada musim lalu. Yang ada hanyalah deretan pemain belakang amburadul, dimana membuat lini depan menjadi khawatir serta limbung.
Mohamed Salah ikut-ikutan drop karena banyak peluang emas gagal ia lesakkan menjadi gol. Luis Diaz bagaikan penari di sepertiga akhir lapangan, tanpa ada ketajaman mencetak gol. Darwin Nunez? Ya, ternyata memang hanya sebegitu saja kualitasnya musim ini.