Nathan-pun menjadi bagian penting dalam skema 3-4-2-1 Coach STY, hingga berhasil memastikan lolos perempatfinal. Tepat saat itu pula Nathan dan PSSI memenuhi janjinya, untuk mengirim Nathan kembali ke Belanda.
Namun tentu kembalinya Nathan ini tidak dengan tangan kosong, sebab disertai pula lobi-lobi berikutnya untuk membujuk Heerenveen agar kembali melepas Nathan di sisa turnamen.
Netizen Indonesia pun tak luput beranjangsana ke linimasa Heerenveen, untuk memohon agar Nathan dapat diberikan keringanan lagi guna hadir di fase gugur.
Gayung bersambut, SC Heerenveen akhirnya memberikan izin usai seluruh usaha "anak bangsa" untuk Nathan Tjoe-A-On. Rabu (24/4/2024) pagi sudah dipastikan penerbangan kembali Nathan ke Qatar, dan ia punya waktu bersiap bersama skuad menghadapi Korea Selatan. Bedankt, SC Heerenveen! Terimakasih.
Kekompakan ini tentu menjadi salah satu sumbu semangat Garuda Muda untuk hadapi laga nanti. Coach STY yang mengenal betul calon lawan, punya semua senjata dalam meracik taktik terbaik guna loloskan Indonesia ke babak semifinal.
Pelatih kelahiran Yeongdeok, 53 tahun silam, adalah mantan pelatih Timnas Korea Selatan yang berlaga di Piala Dunia 2018 Rusia. Ia dipecat setelah gagal loloskan Taeguk Warriors dari fase grup, meski mempunyai sebuah "partai legend" saat kalahkan Jerman 2-0 di matchday 3.
Nasib buruk tak dapat disangkal, sekali tidak lolos tetap dinilai gagal. Coach STY serta para pemain Korsel mendapatkan hadiah "lemparan telur dan bantal" sekembalinya mereka ke negaranya. Shin Tae-yong ketika ditanya lagi kejadian tersebut, tidak menganggap sebagai sesuatu yang merisaukan.
"Soal itu tidak jadi motivasi. Itu hanya sebuah proses dan gara-gara itu tidak menjadi motivasi apa-apa. Sama sekali tidak menyesal juga, karena apa tugas yang saya dapat saya pasti akan bekerja semaksimal mungkin, jadi tidak menjadi apa-apa," katanya dikutip dari pikiran-rakyat.
Korsel, Tim dengan Banyak Wajah
Berikutnya kita membahas dahulu calon lawan Garuda Muda. Korsel U-23 asuhan Hwang Sun-hong merupakan tim dengan banyak wajah di Piala Asia U-23 kali ini. Maksudnya adalah, Coach Hwang bisa merotasi komposisi pemain dan formasi, tanpa mengurangi kekuatan di dalam tim.Â
Pemain-pemain mereka merata di setiap lini, baik starting line-up maupun cadangannya. Total sudah 22 pemain pernah diturunkan Hwang Sun-hong di lapangan! Hanya kiper ketiga Shin Song-hun saja belum mendapat menit bermain.
Pada dua laga pertama melawan UEA dan Tiongkok, Hwang menggunakan formasi 4-2-3-1 dengan penguasaan bola menjadi kelebihan utama mereka. Rerata ball-possesionnya hampir mencapai 70%.Â