Senin (22/4/2024) dini hari WIB jadi bukti bagaimana perkasanya Real Madrid di La Liga musim ini. Melawan seteru abadinya Barcelona, pada helatan El Classico, Lucas Vazquez menunjukkan jiwa besar seorang pemain legend El Real. Aksi gemilangnya membantu timnya menang 3-2 dan semakin dekat menjadi campeon La Liga!
Bersama Nacho, Toni Kroos dan Luka Modric, Lucas Vazquez adalah deretan pemain senior El Real yang kontraknya akan habis akhir musim nanti. Dibandingkan pemain lain, Vasquez-lah sosok paling sulit menembus starting-eleven. Ia baru main ketika Dani Carvajal alami cedera atau skorsing.
Namun El Classico terakhir musim ini menjadi panggung terbaiknya. Di Santiago Bernabeu, Vazquez berperan atas semua gol El Real. Ialah penyebab penalti di gol pertama Madrid, sebelum melengkapi dengan satu gol plus satu assistnya pada babak kedua. Apakah ini jadi perpisahan terbaik pemilik nomor punggung 17?
Barcelona unggul terlebih dahulu melalui sundulan kepala Andreas Christensen menit ke-6'. Menit 18' El Real menyamakan kedudukan via penalti Vinicius jr. Penalti disebabkan oleh pelanggaran Pau Cubarsi terhadap Vazquez di kotak terlarang.
Di babak kedua, Fermin Lopez manfaatkan bola muntah untuk bawa Blaugrana kembali unggul menit 69'. Lucas Vazquez mampu samakan kedudukan di menit 73', sebelum epic comeback dilakukan El Real lewat gol pamungkas Jude Bellingham menit 90+1'.
Usai hasil ini, jarak kedua tim di klasemen La Liga menjadi 11 poin dengan 6 partai tersisa. Real Madrid (81 poin) hanya membutuhkan 7 poin lagi untuk secara matematis menjadi campeon musim 2023/2024.Â
Xavi Hernandez dalam konferensi pers post-match mengatakan timnya bermain lebih baik dibanding El Real. Klaim subyektif yang sah saja, karena Los Cules unggul penguasaan bola dan jumlah total tembakan. Tetapi bagaimana hasil akhirnya? Pemain Barca seperti sudah lempar handuk atas kekalahan ini.
Taktik Jitu Xavi dan Jalannya Pertandingan
Harus diakui bahwa Xavi Hernandez sudah banyak belajar dari kekalahan telak 1-4 di Final Supercopa 15 Januari lalu. Ia tidak berfokus hanya menghadang Vinicius jr, tetapi secara kolektif menghadang serangan Madrid sejak di lini tengah.
Menggunakan formasi 4-3-3Â hybrid 3-4-2-1, Marc Andre ter Stegen berada di bawah mistar bersama kuartet Jules Kounde, Ronald Araujo, Pau Cubarsi dan Joao Cancelo. Khusus Cancelo, ia mempunyai previlege untuk naik menjadi winger kiri karena Cubarsi sigap menjadi back up dibelakangnya.
Andres Christensen kembali mainkan peran baru sebagai holding-midfielder. Ia bahu membahu bersama Frenkie De Jong dan Gundogan untuk mensuport trio Lamine Yamal, Raphinha dan Robert Lewandowski.