Masih dihantui kekalahan telak 0-3 dari Atalanta tiga hari yang lalu, Anfield kembali jadi saksi hilangnya jati diri Liverpool kala menjamu Crystal Palace. Pertahanan goyah plus lini depan mandul tentu memusingkan Jurgen Klopp di sisa musim.Â
Ini berbanding terbalik dengan performa mereka bulan lalu kala masih berpeluang besar meraih quadruple. Kembalinya para pemain inti dari cedera juga tidak memberikan dampak signifikan. Mereka juga larut dalam pusaran keletihan fisik dan mental tim.
Alisson kembali berada di bawah gawang dalam formasi 4-3-3 gegenpressing ala Jurgen Klopp. Conor Bradley, Ibrahima Konate, Virgil van Dijk dan Andrew Robertson menjadi kuartet pilihan lini belakang.
Lini tengah diisi Wataru Endo, Alexis Mac Allister dan Curtis Jones guna mendukung trisula utama Luis Diaz, Darwin Nunez plus Mohamed Salah.
Trent Alexander-Arnold dan Diogo Jota sudah tersedia lagi di kursi pemain cadangan, meski gagal mengubah keadaan ketika dimankan pada babak kedua.
Sementara Olivier Glasner, manajer Crystal Palace, memainkan dua playmaker mereka Michael Olise dan Eberechi Eze untuk mendukung Jean-Philippe Mateta pada lini serang.Â
Tidak ditemani Marc Guehi, kapten Joachim Anderson ternyata tetap solid kala membentuk tiga bek bersama Nathaniel Clyne dan Jefferson Lerma. Bek asal Denmark layak dinobatkan sebagai Man of the Match pertandingan ini.
Awal pertandingan dimanfaatkan tim tamu untuk menekan The Reds, terutama sisi kiri yang digalang Tyrick Mitchell, Will Hughers dan Eberechi Eze.
Tidak lama, kombinasi di sisi kiri ini hasilkan gol bagi Palace menit 14'! Menguasai bola di lini tengah, Adam Wharton memindahkannya di sisi kiri kepada Michael Olise. Mengetahui pergerakan overlap Mitchell, Olise segera berikan umpan terobosan untuk loloskan bek kiri timnas Inggris tersebut di sisi kiri.
Umpan tarik Mitchell sukses temui Eberechi Eze yang tanpa kawalan mampu taklukkan Alisson dari jarak dekat. Jurgen Klopp hanya geleng-geleng kepala sambila berkata "Wow!" terhadap kombinasi apik pemain Palace ini.
Beberapa menit berselang, hampir saja Virgil van Dijk mengulang adegan terpeleset Steven Gerrard musim 2013/2014. Hendak menghentikan bola yang mengarah ke Mateta, kapten The Reds harus terpeleset dan meloloskan Mateta untuk berhadapan satu lawan satu dengan Alisson.