Mentalitas dan Sikap Dingin Cole Palmer
Pujian selangit tentu diberikan Mauricio Pochettino seusai laga dramatis melawan Manchester United kemarin. Pochettino menggarisbawahi, bahwa kekuatan utama Cole Palmer adalah sisi mentalitasnya yang luar biasa.
"Skill terbaik Palmer saya kira salah satunya adalah mentalitas dia. Kapasitasnya adalah menghadapi tekanan. Dia muda, ini adalah musim pertama di mana dia bermain sangat konsisten. Sungguh luar biasa cara dia menghadapi tekanan," puji sang manajer seusai laga melawan United dikutip dari goal.com.
Catatan yang sempurna juga masih dipegang Cole Palmer ketika mengeksekusi tendangan penalti musim ini. Delapan kesempatan penalti bisa dikonversikan seluruhnya menjadi gol. Ia butuh tiga gol penalti lagi untuk samai rekor 11/11 milik Yaya Toure.
Melihat posisi Cole Palmer di lapangan, ada tiga pos yang sering diberikan padanya oleh Pochettino. Memulai laga sebagai gelandang serang di belakang striker, ia bisa berada di posisi winger kanan di tengah babak, hingga menjadi striker tunggal di menit akhir permainan.
Semua adaptasi posisi itu dilakukannya dengan sangat dingin, tanpa banyak keluhan. Mungkin di sepuluh menit usai pergantian posisi ia tidak terlihat dalam permainan, tetapi usai lakukan satu-dua sentuhan dengan pemain terdekat ia bisa tiba-tiba sangat membahayakan.Â
Cole Palmer secara sadar tahu bahwa ia merupakan pemain penting, tetapi tetap dingin mencerna situasi pertandingan. Ia jarang terlibat kesalahan individualis yang merugikan klub.
Inilah yang membedakannya dengan Nico Jackson, Moises Caicedo, dan Mykhailo Mudryk. Mereka terbebani sebagai pemain mahal yang dituntut untuk berbuat banyak bagi The Blues. Keputusan yang diambil pun kerap berujung egosentris, seperti kesalahan Caicedo saat gol pertama United kemarin.
Di momen saat timnya sengkarut dan kebobolan gol "tidak perlu", Cole Palmer kerap terlihat hanya menggeleng kepala saja tanpa komplain berlebihan pada barisan pertahanan.Â
Ia memimpin Chelsea untuk mencoba bangkit lagi, meski tidak selalu berujung menang. Dan bila pada kesempatan tersebut ia sukses cetak gol, seleberasinya kini sudah menjadi trademark, "stay cold".
Selebrasi ini muncul pertama kali dalam kemenangan Chelsea 3-2 atas Luton Town (30/12/2023). Palmer menjelaskan, bahwa rekan se-akademinya Morgan Rogers yang saat itu masih memperkuat Middlesbrough sudah melakukannya dahulu, dan ia bersepakat akan menirunya jika mencetak gol.