Kedua tim memulai laga dengan sagat hati-hati, terutama City yang kurang nyaman dengan empat bek sejajarnya. Akanji dan Gvardiol pada dasarnya adalah bek tengah murni, sehingga agak canggung ketika melakukan buid-up di sisi sayap.
Nathan Ake harus diganti lebih cepat pada awal laga karena ada kendala pada kakinya. Rico Lewis jadi satu-satunya opsi terbaik untuk menggantikannya, membuat Akanji kembali ke pos bek tenga dan Lewis mengisi posisi bek kanan City.
John Stones ada di line-up cadangan, namun ia tampak belum mencapai level fitness karena Lewis yang dipilih Pep Guardiola.
Babak pertama yang berjalan alot berakhir tanpa gol, dengan masing-masing tim hanya mencetak sebuah shot on goal.
Di kubu City yang menguasai ball possesion, Erling Haaland dikunci mati oleh Saliba dan Gabriel. Peluang terbaik mereka hanya didapat oleh Nathan Ake di awal laga lewat skema sepak pojok.
Meski tidak banyak tembakan ke gawang, Gabriel Jesus menjadi ancaman nyata Arsenal di sisi kiri dengan aksi drive-nya. Tiga kali eks-City berhasil melepas tembakan namun semuanya gagal mengarah ke gawang Ortega.
Di babak kedua, perubahan pertama dilakukan oleh Pep Guardiola. Ia memasukkan Grealish dan Jeremy Doku untuk menyayat sisi sayap Arsenal. Mereka menggantikan Phil Foden dan Matteo Kovacic.
Mikel Arteta menanggapi dengan menggantikan Kiwior serta Jorginho untuk Takehiro Tomiyasu dan Thomas Partey.
Double changes di masing-masing tim membuat ritme permainan mulai bergairah.
Leandro Trossard dan  Gabriel Martinelli berikutnya yang dimasukkan Arteta untuk gantikan Gabriel Jesus dan Bukayo Saka. Cedera tampaknya masih membuat Saka kesulitan beraksi di laga ini. Ia tidak bisa keluar dari sergapan Gvardiol.
Peluang terbaik di laga ini diperoleh Trossard pada menit 85'. Umpan terobosan Odegaard berhasil diterimanya di sis kiri, yang diakhiri tembakan keras kaki kiri ke gawang City. Bola masih mengarah ke tengah dan bisa diblok oleh Stefan Ortega.