Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Endrick, Reinkarnasi Romario dan Tonggak Harapan Brasil

29 Maret 2024   17:45 Diperbarui: 1 April 2024   09:01 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Endrick bersama dengan Florentino Perez. (Sumber: dok situs resmi Real Madrid via vivagoal.com)

Dua dekade lalu, adalah terakhir kalinya Brasil mempunyai skuad berisikan pemain terbaik dunia di setiap lini. Sekarang, kondisi tersebut mengalami pembalikan arah di mana sepak bola sudah bukan lagi mengandalkan jogo bonito. Sepak bola sistematis masa kini telah mempersempit ruang para pemain muda Brasil untuk mendunia. Kecuali, Endrick Felipe.

Endrick yang akan memperkuat Real Madrid di musim depan, mencetak masing-masing sebuah gol melawan Inggris dan Spanyol di International Break lalu. 

Ia mencetak gol debutnya ke gawang Jordan Pickford memanfaatkan bola muntah tembakan Vinicius jr dan sudahi perlawanan tuan rumah Inggris 1-0 (24/3/2024). Tiga hari berselang sepakan keras kaki kirinya membuat Unai Simon harus memungut bola dari gawangnya untuk kedua kalinya menit ke 50', menjadi rangkaian dari skor 3-3 yang menghiasi laga di Santiago Bernabeu.

Meski di kedua laga itu Endrick hanya menjadi pemain pengganti, hanya masalah waktu saja bagi pemuda 17 tahun asal Taguatinga untuk menjadi starter di posisi ujung tombak Brasil. Pelatih Dorival Junior yang malang melintang di Liga Brasil tentu sangat mengenal potensi pemilik kaki kidal ini.

Jika di Argentina setiap pemain muda potensial selalu diidentikkan sebagai The Next Maradona atau The Next Messi, beda halnya dengan Timnas Brasil. Mereka mempunyai banyak legend yang berbeda karakter, seperti Pele, Zico, Ronaldo, Kaka atau Ronaldinho. Tetapi untuk Endrick yang punya postur gempal dan agak pendek (1.73 meter), ia adalah reinkarnasi sempurna dari Romario.

Kehadirannya juga sama persis dengan Romario yang muncul di periode kelam Brasil tahun 1980-1990, di mana tenggelam dalam kedigdayaan Diego Maradona serta permainan kolektif Belanda, Italia, dan Jerman. 

Puasa gelar Piala Dunia sejak 1970, Romario memimpin Brasil merebut juara dunia di Amerika Serikat pada 1994 usai kalahkan Italia di partai Final.

Jika percaya pada sejarah yang berputar, Endrick bisa saja menggenapi kemiripan siklus 24 tahun ini. Karena Piala Dunia tahun 2026 nanti juga akan digelar di Amerika Serikat, yang jadi tuan rumah bersama Meksiko serta Kanada. Dan terakhir kali Brasil merebut Piala Dunia adalah di tahun 2002. 

Apa Endrick bisa menjadi reinkarnasi sempurna Romario dan menjadi tonggak harapan Brasil? Mari kita bahas.

Era Depresiasi Timnas Brasil Masih Belum Berakhir

Usai menjuarai Piala Dunia 2002, Brasil yang kala itu mengandalkan trio Ronaldo, Rivaldo, dan Ronaldinho masih mempunyai satu generasi suksesor yang sayangnya harus takluk di semifinal Piala Dunia 2006 melawan maestro Prancis, Zinedine Zidane.

Generasi tersebut berisikan Kaka, Juninho Pernambucano, Adriano, dan Robinho yang masih didampingi oleh Ronaldinho, Ronaldo, Cafu, Roberto Carlos, Emerson, Gilberto Silva, Lucio dan kiper Dida.

Selepas itu adalah awal masa depresiasi generasi Tim Samba. Hanya Kaka seorang yang bertahan sebagai pemain terbaik dunia, sebelum era duopoli Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Adriano serta Robinho menjadi pesakitan, sementara pemain-pemain baru lain levelnya sebatas medioker.

Neymar dan Oscar yang digadang-gadang akan menjadi pasangan emas Timnas Brasil pada 2010 ke atas, malah memilih uang sebagai landasan kariernya. Neymar sekarang menghilang di Al Hilal, sementara Oscar sudah lebih dahulu mengeruk cuan di China kala usianya masih produktif, 26 tahun.

Pada 2020-an ini faktanya cukup banyak pemain Brasil yang masuk kategori top dunia. Sayangnya, posisi mereka adalah di tulang punggung pertahanan. Kiper Ederson dan Alisson menjalani persaingan sehat di Premier League, sementara Casemiro, Fabinho plus Fernandinho sempat menjadi tulang punggung tiga klub raksasa Eropa saat itu. 

Thiago Silva juga baru memperoleh prestasi Eropa di masa senjanya kala memperkuat Chelsea. Lalu siapa nama tenar berikutnya?

Saya berpendapat, hanya ada nama Vinicius Jr seorang yang berstatus pemain top dunia. Rodrygo, Raphinha, Bruno Guimaraes, Casemiro di level kini, maupun Lucas Paqueta adalah pemain-pemain level menengah.

Itulah sebabnya Dorival Junior tidak menunda lagi promosi bintang masa depan Brasil, Endrick. Ia harus segera naik kelas, supaya tidak mengalami pelambatan karier seperti Andrey Santos, kapten Brasil di kategori umur, milik Chelsea.

Sebagai gambaran masa depan Brasil, bersama Endrick, Vinicius jr, Rodrygo serta sambil menunggu resurgensi Andrey Santos, ada nama Gabriel Moscardo (PSG), Gabriel Martinelli (Arsenal), Joao Gomes (Wolverhampton) dan Lucas Beraldo (PSG) yang akan menjadi backbone masa depan Timnas Brasil.

Semoga mereka semua bisa mendapatkan kesempatan untuk unjuk gigi pada Copa America 2024 ini, sebagai ajang persiapan mental menyambut Piala Dunia 2026 mendatang.

Persamaan Gaya Main Romario dan Endrick

Bagi pecinta sepak bola tahun 1993-1995 pasti mengenal pria bengal yang mengenakan nomor punggung 10 di Barcelona, Romario de Souza Faria. Mempunyai tinggi badan hanya 1,69 meter, tak membuatnya kesulitan dalam mencetak gol. Dari 71 penampilan bersama Timnas Brasil, Romario total sudah mengoleksi 55 gol.

Di level klub, ia sangat gemar sekali berpindah-pindah. Hampir sama persis dengan perjalanan karier juniornya, Ronaldo, Romario diangkut ke Eropa oleh PSV Eindhoven sebelum berlabuh di Barcelona. Hanya dua musim, Romario putuskan kembali ke Brasil bersama Flamengo karena merasa lebih cocok dengan kultur sepak bola lokal.

Romario, sama dengan Endrick, merupakan striker Brazil yang sangat "lurus" dalam bermain. Mereka jelas mempunyai skill khas Samba, tetapi tidak terlalu dipertontonkan secara gamblang. Sedikit perbedaan, Romario lebih cerdik dalam menyelesaikan peluang, sedangkan Endrick di masa mudanya ini masih lebih banyak mengandalkan ototnya.

Bagi kaum milenial yang belum akrab dengan permainan Romario, bisa juga membandingkannya dengan gaya main Kun Aguero.

Bagi striker-striker pendek-gempal ini, yang terpenting adalah presisi dalam menyelesaikan peluang. Kecepatan lari dan power adalah dua faktor yang saling melengkapi insting predatornya.

Romario dikenal dengan klaim bahwa ia sudah mencetak 1.000 gol di sepanjang karier sepak bolanya. Jelas ini masih bisa diperdebatkan, karena data yang terecord menunjukkan ia belum sampai diangka tersebut. Tetapi kalau ditanya efektivitasnya, data menunjukkan ia bisa mencetak 0,75 gol per match!

Endrick juga mulai menunjukkan performa serupa. Ia sudah mencetak dua gol dalam 4 caps nya berseragam Timnas Brazil. Di klubnya, Palmeiras, Endrick sudah bukukan 14 gol dalam 38 laga selama dua musim terakhir.

Jika pada masa jayanya Romario tenar dipasangkan berduet dengan Bebeto dan Ronaldo muda, maka Endrick harus memanfaatkan Vinicius Jr sebagai tandemnya di lini depan. Mereka berdua bersama Rodrygo, akan berkesempatan menjalin chemistry yang berkelanjutan kala memperkuat Real Madrid musim depan.

Di pundak mereka bertiga-lah, asa Timnas Brasil untuk memulai lagi masa kejayaannya akan bersandar.

Endrick bersama dengan Florentino Perez. (Sumber: dok situs resmi Real Madrid via vivagoal.com)
Endrick bersama dengan Florentino Perez. (Sumber: dok situs resmi Real Madrid via vivagoal.com)

Satu Nama yang Bisa Menghalangi Karier Endrick, Kylian Mbappe

Usai berbicara prospek, saatnya membahas thread atau hambatan bagi karier Endrick Felipe. Ada satu nama yang langsung mengemuka, yakni superstar sepak bola saat ini Kylian Mbappe.

Kylian Mbappe dipastikan meninggalkan PSG pada akhir musim ini. Dengan harga gratis, ia adalah magnet bagi klub sepak bola manapun di dunia, terutama Real Madrid.

Los Blancos sudah dihubungkan dengannya pada awal musim ini, namun Mbappe memilih memperpanjak kontraknya setahun lagi di Paris setelah mereka kehilangan Lionel Messi dan Neymar. Harapannya sih, Mbappe mau menjadi pemimpin masa depan Les Parisiens, tetapi nyatanya tidak demikian.

Meski PSG masih berpotensi mengejar gelar Champions League yang diidam-idamkan pada musim ini, keinginan Mbappe untuk mencari tantangan baru ternyata lebih menarik hatinya. Ia sudah mengkonfirmasi, akan mengumumkan klub barunya sebelum Euro 2024 bergulir. Peluangnya? 90% Real Madrid.

Dalam formasi Carlo Ancelotti di El Real, sebenarnya mengakomodir potensi bermain bagi Vinicius Jr, Rodrygo, Endrick, dan Mbappe untuk rotasi tiga pemain terdepan. Tetapi skala prioritas tentu akan diberikan pada Mbappe, Vini, Rodrygo lalu baru Endrick setelahnya.

Musim pertama tentu menjadi fase adaptasi bagi pemuda yang akan berusia 18 tahun tersebut. Dua tahun berikutnya adalah penentuan, apakah ia bisa menjadi bintang di Santiago Bernabeu atau malah terlempar ke klub lainnya.

Cerita ini sama persis dengan yang dialami Vinicius Jr dan Rodrygo. Mereka berdua ternyata mampu memenangkan persaingan posisi di dalam tim dengan menyisihkan Eden Hazard serta Marco Asensio. Menilik posisi main Endrick yang hanya bisa sebagai striker utama, besar kemungkinan sasaran tembaknya adalah rekan senegaranya, Rodrygo.

Kylian Mbappe yang bisa berfungsi sebagai striker tunggal, pernah menyatakan lebih nyaman jika bermain sebagai winger kiri. Sedangkan bagi Vinicius Jr yang sudah mengikrarkan janji setianya bersama El Real, pasti akan mau-mau saja bergeser ke sebelah kanan. 

Rodrygo Goes sejak kabar Mbappe segera merapat ke Real Madrid, sudah ditaksir oleh Liverpool. Kita tinggal tunggu saja manajer baru The Reds akankah merealisasikan kabar tersebut. Mereka juga butuh pemain pemain sebagai suksesor Mohamed Salah yang sudah mulai dimakan umur.

Jadi, bisakah Endrick melegitimasi statusnya sebagai reinkarnasi Romario dengan performa di lapangan? Ataukah ia akan menjadi Adriano dan Robinho berikutnya? Semoga tidak. 

Salam Olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun