Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Akankah Spirit "Before You Go" Datangkan Sukses di Akhir Musim?

21 Maret 2024   01:06 Diperbarui: 21 Maret 2024   01:06 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelar yang masih bisa diraih selain mission imposible mengejar Real Madrid prkatis hanyalah UCL. Barcelona terundi di bagan yang sulit, dengan menghadapi PSG di partai perempatfinal. Jika bisa lolos dari Les Parisien, mereka akan disergap Real Madrid atau Manchester City di semifinal. Jujur saja, sampai semifinal UCL musim ini sudah merupakan prestasi bagus untuk Xavi Hernandez.

Bayern Munchen Tak Sebagus Itu di Mata Tuchel, dan Sebaliknya

Kasus terakhir ini yang akan terasa berbeda. Tidak ada ikatan apapun secara emosional antara Bayern Munchen dan Thomas Tuchel. Jadi, keputusan untuk berpisah di akhir musim adalah murni akumulasi hasil buruk dan ketidakcocokan di antara keduanya.

Memulai kiprahnya bersama Bayern Munchen di pertengahan musim lalu, Tuchel berhasil sumbangkan Bundesliga meski penuh dengan keberuntungan karena Dortmund terjegal di laga akhir. 

Hal paling bagus yang dilakukannya setelah itu adalah mendaratkan Harry Kane ke Munich. Ini terbukti dengan besarnya sumbangsih gol Harry Kane bersama skuad Die Roten, dengan 37 gol dan 12 assist dalam 35 laga. 

Musim ini harusnya berjalan biasa saja bagi Bayern, yang memang tiap tahun ditarget memperoleh tiga gelar. Bundesliga, DFB-Pokal, dan UCL. Namun ada dua klub yang membuat Tuchel tetiba digoyang posisinya.

Pertama adalah tim divisi tiga Liga Jerman, FC Saarbrucken yang singkirkan Bayern Munchen di babak kedua DFB Pokal dengan skor 1-2. Bermain dengan mayoritas pemain intinya, Die Roten tak kuasa menahan comeback tim beda level tersebut di babak kedua. 

Tim kedua tentu adalah Bayer Leverkusen. Jika musim lalu Bayern Munchen melakukan two-horses-race bersama Borussia Dortmund, maka di musim ini mereka melakukannya bersama klub besutan Xabi Alonso. Celakanya bagi Bayern yang kerap terlambat panas di awal musim, Leverkusen sangat konsisten dan belum tersentuh kekalahan hingga pekan ke-26. Manuel Neuer dkk kini tertinggal 10 poin dari Die Werkself.

Tekanan dari Leverkusen yang terus menang inilah membuat Munchen goyah di beberapa kesempatan. Usai dibantai Leverkusen 0-3 dan kalah 0-1 dari Lazio di leg pertama 16 besar UCL, Thomas Tuchel dikabarkan marah besar kepada para pemainnya. 

“Kamu tidak sebagus yang saya duga, maka saya hanya perlu beradaptasi dengan levelmu,” itulah amarahnya yang bocor ke media, dikutip dari vivagoal.

Meski sudah diklarifikasi oleh Tuchel bahwa maksud perkataannya tidak menyinggung kemampuan pemain, ia hanya bisa membuktikan ke banyak pihak bahwa memang kurang bisa menjaga harmoni di dalam tim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun