Namun beda cerita dengan musim ini, Jurgen Klopp bisa mengkombinasikan pemain-pemain senior, rekrutan top, dan bocah-bocah akademi secara sinergis. Berlaga di Europa League adalah salah satu blessing in disguise-nya!
Dengan tekanan tidak sebesar ketika tampil di UCL, Klopp bisa dengan rutin memainkan para pemain berpotensi seperti Jarell Quansah, Conor Bradley dan Bobby Clark untuk menambah mental bermain di level Eropa. Pengalaman inilah yang akhirnya menempa mereka dan berhasil ditunjukkan di level domestik.
Menutup pengabdiannya di musim ke-9 bersama panji Liverpool, peluang terbesarnya menambah gelar adalah di ajang Europa League. Di babak perempatfinal UEL, The Reds sudah terundi akan melawan Atalanta dan berada di jalur final bersama laga Benfica versus Marseille. Jika melewati dua hadangan tersebut, Bayer Leverkusen dijagokan akan bersua mereka di Dublin pada laga Final.
Agak terasa sedikit hiperbolik, tetapi melihat hasil-hasil ke belakang dengan berbagai kemenangan telak yang di raih di ajang kelas dua Eropa ini, UEL tak lebihnya "tempat bermain" bagi Liverpool. Kualitas mereka adalah bersaing di UCL, dan ini tidak dimiliki tujuh tim lainnya di babak ini!
Lalu yang menjadi tantangan sesungguhnya bagi Klopp tentu ialah Premier League. Ia mengeluarkan frasa "kehabisan energi" dalam pengumuman resign 26 Januari lalu. Tentu ini juga mengandung psywar kepada kedua pesaing terdekat, Arsenal dan Manchester City.
Lontaran itu bisa dicerna oleh pihak lawan bahwa mereka akan menghadapi Klopp yang setengah energi, Klopp yang setengah fokus ataupun Klopp yang mungkin setengah hati di sisa musim.
Meski yang terjadi justru kebalikannya! Skuad Liverpool malah terbakar semangatnya dan ingin memberikan kado perpisahan terbaik bagi Sang Manajer Legendaris.Â
Dengan sementara berada di peringkat kedua Liga Inggris, dan hanya kalah selisih gol dari Arsenal, The Reds beruntung telah menyudahi seluruh laga melawan pesaing langsungnya itu. Arsenal dan Manchester City masih harus bertarung pada 31 Maret, dan inilah waktu terbaik untuk mengambil alih pimpinan klasemen.Â
Prediksi di akhir musim? Mungkin bisa mengutip pernyataan Michael Owen. "Hati ingin Liverpool yang juara, tetapi kepala berkata Manchester City". Semoga kata hatilah yang terwujud.
Masalah Financial Klub Biang Kegerahan Xavi Hernandez?
Fans Barcelona boleh saja menghujat gelar La Liga musim lalu diperoleh pasukan Xavi Hernandez secara tidak "Barca banget". Mereka lebih sering bermain pragmatis dan memenangkan laga dengan selisih satu gol, dan beruntung pula Real Madrid juga tengah goyah.Â