Pelatih yang akan menangani Hubner di Cerezo adalah Akio Kogiku. Pria Jepang berusia 48 tahun ini mulai menangani tim prefektur Osaka itu pada Agustus 2021 dan memiliki kontrak hingga tahun 2025. Formasi yang digunakannya dari awal musim ini adalah 4-3-3 attacking.
Penyerang asal Brasil Leo Ceara menjadi bintang andalan pelatih Akio Kogiku dalam mencetak gol sejak musim lalu. Pemain berumur 29 tahun yang sudah cetak dua gol di musim ini juga merupakan kapten kesebelasan Cerezo Osaka.
Potensi Bermain Justin Hubner di Tim Inti
Sudah jelas, yang menjadi jaminan Hubner mau pindah ke J-League dari ingar-bingar Premier League ialah kepastian bermain. Pemilik Cerezo Osaka, Hiroaki Morishima sangat gembira saat mengomentari transfer peminjaman Hubner dari Wolves.
"Kami sangat senang Justin Hubner gabung tim, dia pemain sangat bagus yang memperkuat Indonesia dan punya kelebihan fisik dan kekuatan. Juga bagus buat Justin memilih kami dalam tahapan kariernya," ujar Morishima dikutip dari detik.com.
Bagi Hubner sendiri, kepindahan ini tentu diharapkan akan menambah jam terbangnya di level kompetisi utama sebelum kembali memperkuat Wolves awal tahun depan. Ia tidak puas hanya menjadi pemain di level U-21, sementara di tim utama Wolves masih sulit menggusur Craig Dawson, Max Killman, Tote Gomes dan Santiago Bueno dari slot lini pertahanan.
Menilik tiga laga yang sudah dilalui Cerezo Osaka musim ini, pelatih Kogiku selalu mempercayakan pertahanan pada duet Kakeru Funaki (25 tahun) dan Ryuya Nishio (22 tahun).
Bisa jadi ketika memulai debutnya nanti, Kogiku tetap tidak akan merubah pakem di belakang ini. Justin Hubner bisa ditempatkan di fullback kiri, ataupun bek kiri luar dengan merubah formasi menjadi 3-4-3.
Peran sebagai gelandang bertahan juga bisa dijalaninya di Cerezo. Hubner dengan fasih memerankan tugas ini di Piala Asia 2023 lalu, dengan membangun kombinasi solid bersama dengan Ivar Jenner. Ketahanan fisik dan konsentrasi di dalam pertandingan menjadi keunggulan utama pemain kelahiran Den Bosch, 14 September 2003.
Penting bagi Hubner untuk langsung tune-in karena timnya sudah menemukan chemistry di awal musim. Tinggal bagaimana upaya Hubner untuk beradaptasi dalam grup, dan dengan kompetisi yang masih baru baginya ini.
Dalam J-League, persaingan sangatlah terbuka di antara 10 tim teratas. Ini terbukti dengan adanya tiga juara berbeda dalam tiga musim terakhir kompetisi J-League.
Di musim lalu (2023) sebenarnya Cerezo Osaka berpeluang menutup di posisi lima besar. Namun tiga kekalahan beruntun di akhir musim membuat Shinji Kagawa dkk hanya berpuas di peringkat 9.Â