Ranking FIFA Timnas Putra Indonesia sekarang di urutan 142, sementara untuk Timnas Putri di urutan 109. Masih banyak yang harus dilakukan untuk pembenahan sepak bola wanita, tapi PSSI telah melakukan satu langkah maju.
Pada tanggal 20 Februari lalu, PSSI resmi menunjuk Satoru Mochizuki sebagai pelatih Timnas Putri Indonesia. Dikutip dari kompas.com, pelatih asal Jepang ini berkontribusi dalam kesuksesan timnas putri Jepang tampil sebagai semifinalis Olimpiade 2008, runner-up Olimpiade 2012, dan juara Piala Dunia Wanita 2011.
Patut dinantikan bagaimana kiprahnya, yang diharapkan akan menjadi duplikat Coach Shin Tae-yong dalam membenahi Timnas Putri Indonesia.
Setelah "mercusuar" turnamen besarnya sudah pasti ada (Piala Dunia U-17 Wanita), pelatih Timnas Putri juga sudah ditunjuk, maka kini giliran bagian grassroot yang harus bereaksi.Â
Putri-putri bangsa yang berusia di 12 sampai 15 tahun harus aware apabila mereka benar-benar menyukai olahraga kulit bundar ini. Para orangtua juga dituntut supportnya untuk menjadi penyambung talenta tersebut dengan akademi, SSB, klub, ataupun seleksi Timnas kategori umur.
Klub-klub juga harus mempersiapkan timnya sebaik mungkin, untuk mewadahi pemain putri berbakat ini ke jenjang yang lebih tinggi. Hingga di tahun mendatang nama-nama seperti Zahra Muzdalifah, Shalika Aurelia, Rani Mulyasari dan pemain putri terbaik Nasional lainnya bisa mendapatkan persaingan dari para bakat-bakat terpendam ini.
Secara khusus, bukan untuk mengkotak-kotakkan, wilayah Indonesia Timur mempunyai sumber daya yang melimpah untuk olahraga terpopuler di dunia ini. Daerah Papua, Nusa Tenggara Timur maupun Maluku bisa dituju oleh para pencari bakat untuk mendapatkan mutiara-mutiara yang siap dipoles.
Pemerintah Kabupaten/Kota-pun bisa menyumbangkan jasanya dengan menjadi sponsor para calon pemain sepak bola ini. Paling tidak dengan menyediakan lapangan yang memadai, bisa jadi tempat untuk mengasah bakat-bakat mereka.
Seluruh pihak terkait, mulai sang pemain, orang tua, akademi, ataupun pemda/asprov harus mulai melek secara profesional, apabila para pemain daerah tersebut go international, bisa menciptakan trickle down effect bagi lingkungan mereka. Pengelolaan pemain dengan agensi yang baik, bisa mengarahkan talenta ini bersaing hingga level dunia.
Permasalahan Klasik Pembinaan Sepak Bola Usia Dini di Indonesia dan Solusinya