Ini disampaikannya setelah kemenangan dua laga melawan Brunei Darussalam pada babak pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026 tahun lalu. Di dua laga itu, Sananta yang hanya tampil masing-masing 32' dan 29' menit, berhasil mencetak total tiga buah gol.
Terasa kontradiktif bukan dengan perlakuan terhadap Lilipaly? Tidak perlu membahas komparasi sumbangsih kedua pemain tersebut di level klub, pendekatan yang berbeda inilah yang dirasa banyak pihak menjadikan kebijakannya "tidak adil". Yang satu tetap dipanggil meski dirasa tidak mencapai level fitness yang diharapkan, sementara yang lain ditinggal begitu saja.
Pertanyaan lebih mendalam lagi, adalah bagaimana Coach STY menentukan level kebugaran pemain-pemain tersebut? Apakah para pemain melakukan pre-test VO2MAX sebelum pengumuman pemanggilan? Atau Coach STY meminta hasil laporan kebugaran kepada klub masing-masing? Yang pasti, pelatih Persis Solo saat itu Leonardo Medina, membantah pernyataan Coach STY terkait kondisi fisik Ramadhan Sananta!
Maka dari itu dapatlah berasumsi bahwa usia Stefano Lilipaly yang sudah tidak muda lagi menjadi handicap utamanya.
Berumur 34 tahun, memang Lilipaly kini tengah menjalani fase terakhir dalam karier sepakbolanya. Melihat performa di lapangan, mungkin ia masih akan aktif bermain dalam tiga tahun lagi, atau bahkan lebih.
Satu pernyataan yang pasti, bahwa Stefano Lilipaly belum pernah mengumumkan pensiun dari Timnas Indonesia.
Disini sangat terasa bagaimana "kebrutalan" Coach STY dalam memangkas generasi sepakbola Indonesia. Sepertinya ia mempunyai filosofi bahwa tim yang diasuhnya harus bisa mempunyai rerata umur pemain semuda mungkin. Inilah yang membuat Timnas Indonesia merupakan salah satu peserta "termuda" di ajang Piala Asia 2023 lalu.
Sebuah Keputusan yang Bisa Turunkan Mental Jutaan Anak Bangsa
Menafsirkan bahwa Stefano Lilipaly tidak cocok dengan skema permainan Coach STY sepertinya bukanlah pertimbangan yang tepat. Lilipaly bisa bermain sebagai playmaker, winger kiri ataupun second-striker, yang memudahkan pilihan pelatih dalam menerapkan strategi di lapangan.Â
Ini hanyalah frasa "menghargai" sebuah jerih payah seorang pemain yang berhasil berikan kemampuan terbaik di atas lapangan. Dimana itu berdampak langsung dengan hasil baik yang berhasil didapatkan klubnya. Borneo FC kini puncaki BRI Liga 1 dengan 66 poin, selisih 18 poin dengan Persib Bandung yang berada di urutan kedua!
Bisa jadi ini merupakan kebetulan "one-season-wonder" bagi Lilipaly, ataupun mungkin performa Borneo FC yang sedang wangi-wanginya saja. Tetapi data tetap tidak bisa berbohong, bahwa Lilipaly adalah salah satu pemain terbaik BRI Liga 1 musim ini.