Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sudah, Serahkan Saja "Scudetto"nya ke Inter Milan!

29 Februari 2024   12:06 Diperbarui: 29 Februari 2024   12:09 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar-benar untouchable, tak tersentuh! Itulah gambaran Serie A musim 2023-2024 bagi Inter Milan. Sempat ditempel Juventus hingga giornata ke-21 degan selisih 2 poin, Si Nyonya Tua langsung tersandung dan kehilangan 10 poin dari empat laga terakhir. Sementara Inter Milan yang disibukkan oleh Supercoppa (juara) dan Champions League malah tak terbendung dengan rangkaian 8 kemenangan beruntun di liga, termasuk hasil 4-0 melawan Atalanta, Kamis (29/2/2024). Sudah, serahkan saja "scudetto"nya ke Inter Milan!

Kemenangan telak atas Atalanta di Guiseppe Meazza ini membuat gap Inter dengan Juventus menjadi 12 poin di giornata 26. Dengan 12 laga tersisa, sulit membayangkan Inter Milan kalah sebanyak empat kali, sementara Juventus memenangkan seluruh pertandingannya. Apalagi, jadwal sulit akan menanti di depan mata Juventus.

La Beneamata berhasil cetak masing-masing dua gol di tiap babak. Matteo Darmian dan Lautaro Martinez mencetak gol di babak pertama, sementara giliran Federico Dimarco dan Davide Frattesi di babak kedua.

Simone Inzaghi benar-benar menjadi maestro keberhasilan Inter Milan musim ini. Setelah musim lalu hanya hasilkan Coppa Italia dan Finalis Champions League, Nerrazzuri dibuatnya berbenah di awal musim.

Kepergian Edin Dzeko, Romelu Lukaku, Marcelo Brozovic dan Andre Onana disikapi dengan sangat brilian dengan mendatangkan Marcus Thuram, Arnautovic, Alexis Sanchez dan Yann Sommer. Kejelian Simone Inzaghi ini sangat layak diganjar perpanjangan kontrak yang sedianya berakhir 2025.

Memainkan laga tunda pekan ke-21 karena Inter Milan tengah dalam perjalanan menggapai Supercoppa, Januari lalu, Inzaghi menurunkan perpaduan tim utama dan cadangannya.

Kiper Yann Sommer kembali menjadi yang utama, setelah laga sebelumnya ia sakit dan memberi ruang pada kiper berdarah Indonesia, Emil Audero. Pavard, De Vrij dan Bastoni kembali bermain bersama seperti di laga 16 besar Champions League kontra Atletico Madrid.

Darmian dan Dimarco berada di sisi sayap, dan ditengah diisi oleh Asllani, Mkhitaryan dan Barella. Marko Arnautovic menjadi tandem bagi Il Capitano Lautaro Martinez di lini depan.

Sementara Atalanta yang menempati peringkat ke-5 sebenarnya tengah dalam tren bagus dengan tida kemenangan di lima laga terakhirnya. Seandainya La Dea bisa kalahkan Nerazzurri dini hari tadi, posisi Bologna di urutan ke-4 akan mereka kudeta.

Di menit 10' gawang Yann Sommer sebenarnya bobol oleh Charles De Katelaere. Berawal dari kesalahan umpan Pavard kepada Asllani, bola berhasil diserbu oleh Mario Pasalic yang tembakannya masih digagalkan oleh Sommer. Bolah muntah menjadi perebutan Miranchuk dan Bastoni, namun keduanya malah meloloskan bola untuk dihajar De Katelaere ke gawang Sommer.

Pemain Inter Milan yang menerima kebobolan itu ternyata beruntung karena wasit VAR melakukan call, dan gol tersebut dianulir karena Miranchuk tertangkap handsball saat perebutan bola dengan Bastoni tadi.

Inter Milan akhirnya bisa membuka keunggulan menit ke 26'. Umpan terobosan Lautaro pada Mkhitaryan berhasil disergap kiper Carnesecchi. Namun sayang badannya terlalu keras meluncur ke depan dan kehilangan bola yang terlepas dari genggamannya. Malang baginya, Matteo Darmian langsung menyambar bola tersebut ke gawang yang kosong. 

Pelatih Gian Piero Gasperini yang lebih memilih Marco Carnesecchi daripada Juan Musso di musim ini akan mengambil tanggung jawab penuh. Sudah cukup banyak eror yang dilakukan kiper muda berusia 23 tahun ini.

Lautaro Martinez menggandakan keunggulan di akhir babak pertama. Tembakan kaki kiri pemain 26 tahun tersebut membuat Carnasecchi tak berkutik dan hanya melihat bola yang meluncur deraas ke sisi kanannya. Ini adalah gol ke-23 Lautaro di Serie A musim ini.

Di babak kedua Nerazzurri menambah keunggulan lewat Dimarco usai menyambar penalti Lautaro Martinez yang bisa diselamatkan Carnesecchi. Penalti di menit 54' ini diberikan karena wasit VAR melihat ada handsball dari Hateboer ketika memblok crossing Dumfries di sisi kiri.

Davide Frattesi tidak mau ketinggalan menambah keunggulan. Di menit 71' pemain spesialis pengganti ini mampu menanduk umpan tendangan bebas Alexis Sanchez untuk menaklukkan Carnesecchi dari jarak dekat. Sebagai supersub, raihan golnya cukup lumayan dengan empat gol dari 21 laga Serie A yang dijalaninya. 

Kemenangan ini menegaskan kedigdayaan Inter Milan di Serie A musim ini. Selain memang performa brilian di sepanjang musim, dua kejadian di laga inipun terjadi berkat campur tangan VAR. Dianulirnya gol De Katelaere dan handsball Hateboer.

Dari 12 laga tersisa, praktis hanya Napoli, AC Milan dan Lazio yang akan berpotensi menjadi kendalanya. Dari ketiga laga itu, semuanya dimainkan di Milano dengan laga melawan AC Milan berstatus away match. So, tidak bermaksud mendahului takdir, sepertinya sudah bisa memberikan selamat atas Scudetto Serie A musim ini bagi La Beneamata, Inter Milan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun