Lamine Yamal memecahkan rekor lagi sebagai pemain termuda dan yang paling muda bermain bagi Timnas Spanyol, serta pemain termuda yang mencetak gol di sebuah laga kualifikasi EURO. Amat pantas kalau Yamal kini dinobatkan sebagai record-breaker!
De La Fuente akhirnya mulai memberikan kepercayaan kepadanya, dan secara kumulatif hingga sekarang sudah memberikan 4 caps pada Yamal. Yamal pun membalas kepercayaan ini dengan torehan dua gol.
Kedepan menyongsong EURO 2024, jika tidak ada aral melintang seperti cedera, tentu Yamal akan dibawa De La Fuente mentas di Jerman nanti. Posisi winger kanan menjadi garansi baginya dengan performa terkini, bersaing dengan rekan satu klubnya Ferran Torres.
CEDERA DAN PERBANDINGAN DENGAN MESSI
Tantangan terbesar lulusan La Masia paska era Lionel Messi selalu seputar pertanyaan, Apakah Lamine Yamal sehebat atau bahkan lebih hebat dengan Messi? Pertanyaan itu tampaknya tidak relevan lagi saat ini karena berbagai pertimbangan.
Pertama adalah kondisi Barcelona kini tidak sama seperti debut Messi di era Frank Rijkaard ataupun musim terbaik di saat Pep Guardiola menjadi manajer. Barcelona kini tengah menjadi salah satu tim ter-problematik dengan warisan masalah keuangan dari periode sebelumnya. Para pemain yang ada pun tentu kualitasnya tidak sebanding dengan era Ronaldinho dkk.
Biarlah Lamine Yamal dengan segala kedewasaannya dalam bermain, berkembang dan menemukan jati dirinya sendiri. Dengan dukungan dari pemain senior seperti Lewandowski, Gundogan dan Raphinha, ia akan menemukan timing dan positioning yang lebih baik lagi saat bermain.
Justru Barcelona lah yang harus banyak belajar dari kesalahan Messi-comparasion ini. Bojan Krkic, Gerard Deulofeu, Adama Traore hingga Xavi Simons adalah nama-nama yang tidak tahan dengan perbandingan ini dan memilih hijrah ke klub lainnya. Barcelona dituntut untuk lebih melindungi Yamal dengan tidak memberikan beban yang berlebih pula.
Overload justru dialami oleh Pedri dan Gavi, saat keduanya menyandang status sebagai best young player Ballon'dOr di masanya. Kedua pemain ini dimainkan hampir di setiap partai oleh Barcelona dan Timnas Spanyol, sehingga memberikan efek kelelahan otot yang luar biasa.
Pedri sudah alaminya musim lalu, sementara Gavi harus terpaksa mengubur mimpinya berlaga di EURO 2024 nanti karena terkena robek ACL. Permasalahan yang sama juga menimpa Ansu Fati yang setelah cedera panjang harus meredup kariernya, hingga dipinjamkan ke Brighton.
MASA DEPAN LAMINE YAMALÂ