Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Hak Angket, Piplres 2024, dan Piala Dunia Qatar 2022, Lho Kok Gitu?

23 Februari 2024   23:32 Diperbarui: 27 Februari 2024   10:13 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen Sepp Blatter dilempar segepok uang palsu oleh komedian Simon Brodkin (20/7/2015). sumber : www.skysports.com

Penutup dari narasi di depan ini, adalah keterangan Pak Mahfud MD yang seperti "enggan" ikut campur perihal Hak Angket ini.
"Secara konstitusi hak angket itu urusan parpol di DPR, bukan urusan paslon capres/cawapres. Saya bukan orang parpol atau anggota DPR. Kalau Mas Ganjar memang orang parpol. Paslon itu kan di luar partai. Urusannya paslon itu pilpresnya, kalau politiknya itu kan partai. Partai itu ya DPR. Mendukung juga enggak ada gunanya kalau DPR ndak mau." jelas Prof Mahfud MD dikutip dari CNN Indonesia (23/2/24)

DEMOKRASI AKAN MENEMUKAN KESEIMBANGANNYA

Setelah lima tahun (2019-2024) menjadi negara "Oligarki" dengan eksekutif, legislatif dan yudikatif hampir bersumber dari pertalian yang sama, di penghujung periode kedua Presiden Jokowi ternyata Demokrasi Indonesia menemukan jalan keseimbangannya sendiri. 

Tidak disangka muncul sebuah manufer "Paman dan Ponakan" yang membuat Mas Gibran Rakabuming Raka secara legal bisa maju menjadi peserta Pilpres 2024 di tikungan terakhir sebelum perlombaan. Padahal menurut kalkulasi saya yang gila bola nih, duet Prabowo-Erick Thohir akan menang juga satu putaran tanpa embel-embel di belakangnya.

Namun cerita inilah yang menjadi bumbu paling sedap di Pilpres kali ini. Banyak orang berkata Pak Jokowi seorang mastermind politik, banyak pula yang berkata Pak Jokowi mampu menggulingkan sebuah partai besar, namun bagi saya Pak Jokowi terkesan tidak mau menang dengan "mudah".

Disini saya tidak akan membahas subyektif permasalahan tersebut, karena poin inilah yang nanti akan saya tawarkan kepada Sang Pemilik Hak Angket.

Saya hanya akan mengutip ulang perkataan Pak Airlangga Hartanto, Ketum Golkar, saat menyepakati pandangan politik yang sama dengan Partai Demokrat 29 April 2023 silam. Bersama Mas AHY, beliau dengan lantang mengatakan bahwa Pemilu 2024 nanti tidak berlaku The Winner Takes It All!

Pertemuan Airlangga Hartanto dan AHY di kediaman Presiden SBY (29/4/2023). sumber : www.cnnindonesia.com
Pertemuan Airlangga Hartanto dan AHY di kediaman Presiden SBY (29/4/2023). sumber : www.cnnindonesia.com

Bisa kita lihat disini bahwa jauh-jauh hari para elit politik sudah menyepakati bahwa tidak akan ada lagi satu poros kekuasaan di trias politica Indonesia. Demokrasi akan menemukan keseimbangannya. Demokrasi bukan lagi milik penguasa, demokrasi bukan hanya kebijakan PDI-P, dan Demokrasi bukanlah Jokowi.

Saya adalah salah satu fans berat Pak Jokowi sejak kemunculannya sebagai Walikota Solo. Latar belakangnya yang bukan ketua partai membuka gairah saya terhadap politik Indonesia yang sebelumnya hanya dikuasai oleh Ketua Parpol. Dalam hal ini tentang menjadi seorang Presiden. Namun perlu dicatat juga, saya tidak mengkultuskan Pak Jokowi.

MEMBACA ULANG SKENARIO TERPILIHNYA QATAR SEBAGAI HOST WC 2022. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun