Arsenal harus mengakui keunggulan FC Porto dalam leg pertama 16 besar Champions League yang digelar Kamis (22/2/24) dini hari. Bertandang ke Do Dragao, The Gunners takluk lewat sebuah gol Galeno di penghujung laga. Meski hanya kalah 0-1, Arsenal harus waspada karena Porto tunjukkan bahwa mereka lebih berpengalaman di UCL dibandingkan Meriam London.
FC Porto musim lalu hanya kalah agregat 0-1 dari Inter Milan yang menjadi finalis bersama Manchester City. Ketidaklolosan karena gol tunggal Romelu Lukaku saat itu, menjadi pelajaran berharga dalam hadapi Arsenal di fase yang sama musim ini.Â
Pelatih Sergio Conceicao, satu nama lagi manajer eks legenda Lazio selain Simone Inzaghi dan Diego Simeone, mampu meredupkan letupan meriam London. Meski kalah dalam penguasaan bola, tidak sekalipun pemain Arsenal menembakkan bola ke arah gawang Diogo Costa.
Sebaliknya, Arsenal yang sebenarnya dalam tren bagus di Premier League, menerima dua tembakan ke gawang dari Porto, selain peluang emas Galeno di awal babak yang digagalkan oleh tiang gawang.Â
Conceicao di laga ini menurunkan bek gaek Pepe yang berduet dengan Otavio di lini belakang. Pengalaman peraih tiga gelar Champions League bersama Real Madrid ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi kecepatan permainan Arsenal. Terbukti di laga ini, Leandro Trossard yang di plot Mikel Arteta sebagai striker, gagal mendekat ke kotak penalti The Dragon.
Di lini depan, pilihan yang diambil Conceicao di awal laga adalah menurunkan putranya, Francisco Conceicao, bersama Galeno, Pepe dan Evanilson. Ya, ada dua nama Pepe di kubu Porto, yang satu adalah bek asal Portugal, satunya adalah penyerang asal Brasil.
Sementara Mikel Arteta yag berhasil antarkan Arsenal lolos lagi ke Champions League sejak musim 2016/2017, pasti merasakan kebutuhan akan striker andal di lini depan. Ia memilih Trossard di laga ini, diapit oleh Bukayo Saka dan Martinelli. Kai Havertz, Odegaard dan Declan Rice jadi pilihan terbaik di lini tengah.
Penetrasi Francisco Conceicao hampir membuahkan gol di pertengahan babak pertama. Tusukannya yang diakhiri dengan umpan tarik pada Pepe mampu di blok pertahanan Arsenal. Bola muntah langsung disambar oleh Galeno, yang sayangnya masih keras menerpa tiang kanan gawang David Raya.
Penguasaan bola Arsenal juga cukup naif di babak pertama ini, karena terlalu santai dalam alirkan bola. Martinelli yang kehilangan bola di area sendiri, hampir membuat Evanilson mencetak gol. Beruntung David Raya masih sigap menggagalkan upayanya.
Mikel Arteta harus memikirkan ulang cara menembus pertahanan FC Porto. Trio Odegaard, Rice dan Havertz memang menguasai penuh lini tengah, tetapi ini seakan "perangkap Batman" dari Conceicao. Sekali bola hilang, sayap-sayap cepat Porto langsung bisa melukai lini pertahanan mereka.Â