Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gol Telat Galeno Sukses Antar Porto Jinakkan Arsenal

22 Februari 2024   09:20 Diperbarui: 22 Februari 2024   12:17 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Galeno usai mereyakan golnya ke gawang Arsenal pada leg pertama 16 besar UCL, Kamis (22.2.24) dini hari. sumber : www.bolal.net

Arsenal harus mengakui keunggulan FC Porto dalam leg pertama 16 besar Champions League yang digelar Kamis (22/2/24) dini hari. Bertandang ke Do Dragao, The Gunners takluk lewat sebuah gol Galeno di penghujung laga. Meski hanya kalah 0-1, Arsenal harus waspada karena Porto tunjukkan bahwa mereka lebih berpengalaman di UCL dibandingkan Meriam London.

FC Porto musim lalu hanya kalah agregat 0-1 dari Inter Milan yang menjadi finalis bersama Manchester City. Ketidaklolosan karena gol tunggal Romelu Lukaku saat itu, menjadi pelajaran berharga dalam hadapi Arsenal di fase yang sama musim ini. 

Pelatih Sergio Conceicao, satu nama lagi manajer eks legenda Lazio selain Simone Inzaghi dan Diego Simeone, mampu meredupkan letupan meriam London. Meski kalah dalam penguasaan bola, tidak sekalipun pemain Arsenal menembakkan bola ke arah gawang Diogo Costa.

Sebaliknya, Arsenal yang sebenarnya dalam tren bagus di Premier League, menerima dua tembakan ke gawang dari Porto, selain peluang emas Galeno di awal babak yang digagalkan oleh tiang gawang. 

Conceicao di laga ini menurunkan bek gaek Pepe yang berduet dengan Otavio di lini belakang. Pengalaman peraih tiga gelar Champions League bersama Real Madrid ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi kecepatan permainan Arsenal. Terbukti di laga ini, Leandro Trossard yang di plot Mikel Arteta sebagai striker, gagal mendekat ke kotak penalti The Dragon.

Di lini depan, pilihan yang diambil Conceicao di awal laga adalah menurunkan putranya, Francisco Conceicao, bersama Galeno, Pepe dan Evanilson. Ya, ada dua nama Pepe di kubu Porto, yang satu adalah bek asal Portugal, satunya adalah penyerang asal Brasil.

Sementara Mikel Arteta yag berhasil antarkan Arsenal lolos lagi ke Champions League sejak musim 2016/2017, pasti merasakan kebutuhan akan striker andal di lini depan. Ia memilih Trossard di laga ini, diapit oleh Bukayo Saka dan Martinelli. Kai Havertz, Odegaard dan Declan Rice jadi pilihan terbaik di lini tengah.

Penetrasi Francisco Conceicao hampir membuahkan gol di pertengahan babak pertama. Tusukannya yang diakhiri dengan umpan tarik pada Pepe mampu di blok pertahanan Arsenal. Bola muntah langsung disambar oleh Galeno, yang sayangnya masih keras menerpa tiang kanan gawang David Raya.

Penguasaan bola Arsenal juga cukup naif di babak pertama ini, karena terlalu santai dalam alirkan bola. Martinelli yang kehilangan bola di area sendiri, hampir membuat Evanilson mencetak gol. Beruntung David Raya masih sigap menggagalkan upayanya.

Mikel Arteta harus memikirkan ulang cara menembus pertahanan FC Porto. Trio Odegaard, Rice dan Havertz memang menguasai penuh lini tengah, tetapi ini seakan "perangkap Batman" dari Conceicao. Sekali bola hilang, sayap-sayap cepat Porto langsung bisa melukai lini pertahanan mereka. 

Jorginho adalah solusi yang ditawarkan Arteta. Pemain senior Italia ini dimasukkan di menit 74' gantikan Trossard, yang berarti menugaskan Kai Havertz untuk maju berduel dengan Pepe dan Otavio. Meski tidak terlalu signifikan, ini bisa menambah dimensi bola atas bagi serangan Arsenal yang monoton sedari awal laga.

Petaka bagi Arsenal datang di detik-detik akhir laga. Galeno yang kuasai bola usai serangan Arsenal gagal, melihat bahwa David Raya sedikit out of position. Ketika usai menggiring bola hingga depan kotak penalti, ia membuat tembakan melengkung indah yang membuat bola menghujam sisi kiri gawang Raya.

Seisi Do Dragao pun bergemuruh menyambut gol yang menjadi penutup laga ini. Mikel Arteta terlihat menggelengkan kepala tanda tidak percaya timnya pulang dengan tangan hampa.

Hasil ini sangat menguntungkan bagi Porto yang tinggal mengimbangi Arsenal di Emirates 13 Maret 2024 nanti. Meski tidak akan mudah, tentu berbekal pengalaman para pemainnya, Sergio Conceicao tidak mau tersingkir di babak yang sama dengan musim lalu.

Sementara Arsenal harus memikirkan plan B di tiga minggu ke depan. Permainan dengan penguasaan bola yang masif dari Arteta memang bisa kuasai laga, tetapi masih belum efektif untuk menggedor pertahanan FC Porto. Pilihan pemain di lini depan juga terbatas, dengan berharap Gabriel Jesus bisa cepat sembuh dari cedera lututnya.

Tidak dimainkannya Eddie Nketiah sama sekali di laga ini, menunjukkan Arteta kurang percaya pada pemain muda binaan Arsenal tersebut. Selain skuad Arsenal yang mayoritas masih hijau du UCL, Mikel Arteta sendiri juga baru musim ini bertindak sebagai manajer utama tim di ajang ini.

Jorginho akan menjadi kunci di laga kedua nanti. Pengalamannya bersama Kai Havertz membawa Chelsea Juara Champions League musim 2020/2021 akan membawa ketenangan bagi pemain muda berbakat Arsenal seperti William Saliba, Odegaard dan Bukayo Saka. The Gunners berharap pula bahwa persaingannya dengan City dan Liverpool di liga tidak membawa korban cedera berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun