Bukan bermaksud mendiskreditkan fans K-Pop, tetapi kejadian ini sangatlah lumrah di dunia sepakbola. Mungkin mereka yang bertindak lebih karena hasil akhirnya adalah kekalahan bagi Timnas-nya. Kalau menang, pasti beda cerita.
Fakta individualnya adalah, baik Son Heung-min maupun Lee Kang-in adalah pemain Korsel yang besar di Eropa. Son menimba ilmu dari kecil di Jerman bersama Hamburg SV, sementara Lee Kang-in di Spanyol bersama Valencia.Â
Meskipun berdarah Timur, perilaku mereka sudah terasimilasi oleh profesionalitas Barat, yang mana ini bisa dimaklumi oleh Klinsmann yang tidak menuruti saran mencadangkan Kang-in. Toh keduanya sudah berdamai.
Lee Kang-in yang berumur 23 tahun, merupakan generasi emas terbaru setelah era Son Heung-min. Kemampuannya sudah diakui dunia, terbukti dengan PSG yang menebusnya 382 milyar rupiah dari Mallorca dan kini menjadi pemain iti di skuad Les Parisiens.
KFA, tak lain adalah PSSI-nya Korea Selatan, menunjuk kambing hitam dalam drama "buatan" ini dengan melengserkan Jurgen Klinsmann pada 16 Februari. Alibinya adalah, Klinsmann gagal menunjukkan kemampuan kepelatihan dan kepemimpinan dan tidak sesuai dengan sentimen dan ekspektasi publik.Â
Faktanya, bersama Klinsmann Timnas Korsel meraih sembilan kemenangan, lima kali hasil seri dan tiga kali kalah dalam 17 laga hingga semifinal Piala Asia 2023.Â
Jika mau dikomparasikan, skuad Samurai Biru Jepang harusnya lebih buruk penampilannya di Piala Asia lalu. Jepang sebagai unggulan utama, hanya bertahan sampai babak perempat final, dan seluruh Jepang tidak mengkambinghitamkan pelatih Hajime Moriyasu ataupun kiper muda Zion Suzuki untuk kegagalannya.
Fans K-Pop asli warga Korea Selatan memang dikenal sangat "demanding" terhadap para Idol-nya, terutama di dunia musik. Mereka saking fanatiknya, bahkan bisa memasuki ranah privasi sang bintang tersebut. Inilah yang kini terjadi pada Lee Kang-in.
Ribuan warga Korea sudah menandatangani petisi, agar Lee Kang-in tidak dimasukkan skuad Timnas Korsel lagi, selamanya! Ada perbincangan podcast di Youtube Lee Chun-soo, mantan pemain timnas Korsel, menjelaskan bahwa tradisi senior-junior merupakan hal yang cukup sakral di Taeguk Warriors. Jadi menurutnya wajar publik Korsel berbuat sedemikian masif.
Media TV lokal Korsel pun sudah berbuat demikian. Dalam siaran langsung Ligue 1 antara PSG melawan Nantes (18/2/2024), nama Lee Kang-in yang sedianya ada sebagai draft pemain sebelas pertama, dihapus dengan hanya menyisakan nomor punggung saja. Duh!
Lalu apa tanggapan Lee Kang-in?