Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ngeri-Ngeri Sedap Persiapan Timnas Indonesia di Piala Asia 2023

13 Januari 2024   01:23 Diperbarui: 13 Januari 2024   01:42 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinggal hitungan hari lagi, masyarakat Indonesia akan menonton bagaimana kiprah Timnas Indonesia berlaga di Piala Asia 2023. Tepatnya pada Senin (15/1) Timnas Indonesia akan memulai babak grup D melawan Irak di Ahmed bin Ali Stadium. Lalu bagaimana kesiapan pasukan coach Shin Tae-yong sejauh ini?

Ngeri-ngeri sedap.. Itulah yang saya gambarkan tentang persiapannya. Dimulai dengan pemusatan latihan di Turki yang direncanakan pada 20 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024, ternyata kedatangan 28 pemain yang dipanggil harus terbagi dari beberapa gelombang. Deretan pemain yang berkiprah di Eropa seperti Elkan Baggott, Sandy Walsh dan Justin Hubner datang terlambat karena alasan belum dilepas klubnya masing-masing.

UJI COBA

Dua laga ujicoba melawan Libya dipersiapkan, untuk mengukur kemampuan serta beradaptasi dengan tim yang punya fisik dan gaya main seperti Irak. Hasilnya? kita semua sudah tahu, bahwa Indonesia dihajar 0-4 di pertandingan pertama, dan kalah lagi 1-2 di pertandingan kedua. Sebelum laga ini Shayne Pattynama meminta ijin tinggalkan skuad untuk sementara dengan alasan keluarga.

Di pertandingan pertama melawan Libya, Shin Tae-yong mencoba formasi 4-4-2 selama 90' menit, dengan 2 tim berbeda di masing-masing babak. Hanya kiper Syahrul Trisna yang dipasang full time. Di babak pertama, duet di lini belakang adalah Rizky Ridho dan Wahyu Prasetyo. Pratama Arhan dan Yakob Sayuri mengisi kedua sisi fullback-nya. Marc Klok dan Ricky Kambuaya mengisi dua pivot di tengah, sedangkan duet di depan diisi oleh Rafael Struick dan Dimas Drajad. Hasilnya cukup lumayan, meskipun tidak bisa keluar menyerang, Indonesia masih bisa menahan hanya 1 gol saja yang masuk ke gawang Syahrul.

Babak kedua cukup menjanjikan di awal dengan tim yang berbeda. Poros Justin Hubner, Edo Febriansah dan Adam Alis di sisi kiri cukup aktif dalam memberikan tekanan ke kubu Libya, Namun sayang, tim kedua ini sangat rentan dalam bertahan, dan dua kesalahan dari Jordi Amat dan Justin Hubner mampu dimanfaatkan Libya hingga akhiri laga dengan 4 gol tanpa balas.

Setelah laga ini, dua pemain resmi dicoret dari skuad Timnas, yakni Arkhan Fikri dan Adam Alis. Meski keduanya masih tetap akan dibawa hingga laga persahabatan melawan Iran di Qatar.

Di laga kedua melawan Libya, Shin Tae-yong mengembalikan formasi ke konstelasi 3 bek, 3-4-2-1. Kiper dipercayakan penuh pada Ernando Ari, dan trio di belakang diisi oleh Jordi Amat, Elkan Baggott dan Rizky Ridho. Yakob Sayuri dan Pratama Arhan kali ini jalankan peran wing-back. Ivar Jenner dan Justin Hubner berperan menjadi double pivot, dengan Witan dan Marselino menjadi dua pemain di belakang Rafael Struick. Sempat unggul melalui Yakob Sayuri, Timnas langsung dibalas dua gol di babak pertama oleh Libya. Skor ini pun bertahan hingga akhir laga meski rotasi pemain (dengan formasi tetap) telah dilakukan coach STY di babak kedua.

Catatan dari laga ini adalah match-fitness Marselino Ferdinan tampak belum kembali usai alami cedera panjang. Ia sering terlihat kesulitan menemukan ritme bermain, dan STY memang memaksakannya berada "lama" di lapangan untuk segera nyetel dengan performa individu maupun kerjasama tim. Hal kecil lainnya adalah peran Justin Hubner yang lebih menjadi tukang angkut air di lini tengah, dengan Ivar Jenner lebih bertugas mengatur permainan.

Dan tampaknya formasi 3-4-2-1 tersebut telah menjadi pakem Timnas untuk Piala Asia kali ini. Formasi dan pemain yang sama diturunkan di babak pertama melawan Libya di leg-2, dimainkan lagi ketika melawan Iran di ujucoba terakhir yang berlangsung tertutup. Kalah segalanya dari tim Melli, Timnas Indonesia kembali takluk dengan skor 0-5. Di babak pertama Timnas sudah kebobolan 3 gol, debelum dibobol dua gol lainnya di babak kedua. Ada beberapa kesalahan yang kembali dilakukan lini belakang, dan coach Shin Tae-yong membeberkannya dalam konferensi pers usai laga.

"Memang ada beberapa kesalahan dari lini belakang kita. Agar pemain bisa mencari celah untuk menyerang balik dan menciptakan peluang yang baik," ujarnya berjanji akan memperbaiki maslaah lini pertahanan tersebut, dikutip dari RRI.co.id.

Usai laga melawan Iran, Manajer Timnas Indonesia, Sumardji menjelaskan kabar yang beredar sebelumnya bahwa ada pemanggilan kembali untuk Adam Alis dan ditukar dengan Sadill Ramdani yang out. Pergantian anggota, untuk final 26 pemain ini tidak perlu disikapi dengan riuh, sebab ini dilatarbelakangi perubahan formasi dari 4-4-2 ke 3-4-3. Sadill yang keluar dari tim, merupakan salah satu dari surplus pemain di sisi sayap. Dimana ia berada di posisi yang sama dengan Witan Sulaeman, Egi Maulana Fikri dan bahkan Yakob Sayuri. Sedangkan lini tengah sebelum bergabung baliknya Adam Alis, hanya diisi 4 orang, Ivar Jenner, Justin, Klok dan Kambuaya. Butuh satu pemain lagi yang bisa melapisi mereka, plus punya kemampuan untuk gantikan Marselino sebagai trequartista, dan Adam Alis-lah orangnya.

Di laga ini, kapten tim Asnawi Mangkualam hanya mendapat waktu bermain sekitar 3o' menit, Ini menunjukkan memang kondisinya jelang kick off Piala Asia masih belum terlalu bugar. Mungkin saja ia baru akan ready di pertandingan kedua melawan Vietnam, dan laga lawan Irak tetap akan ditempati Yakob Sayuri. Shayne kabarnya juga belum balik ke tim hingga selepas laga melawan Iran, 

Selain 3 kekalahan dalam laga ujicoba terakhir, Timnas Indonesia juga tidak bisa menang di dua laga kualifikasi Piala Dunia pada bulan November 2023. Melawan Irak, tim yang sama persis akan dihadapi di laga pembuka, Timnas takluk 1-5 di Basra. Sedangkan di Manila, Timnas berhasil imbangi Filipina sama kuat 1-1. Tren dari timnas usai gasak Brunei 2 kali memang dalam kondisi menurun, ini harus jadi perhatian terkait ekspektasi masyarakat ke Timnas Indonesia.

PREDIKSI GRUP

Sehubungan dengan ekspektasi, saya sangat setuju dengan target coach STY di 3 laga putaran grup. Pertandingan pertama melawan Irak targetnya adalah imbang. Partai kedua melawan Vietnam, menang adalah harga mati. Dan laga terakhir melawan Jepang adalah expected lose. Kelolosan Timnas Indonesia dengan minimal menjadi peringkat ketiga terbaik, sangat ditentukan dalam match kedua melawan Vietnam nanti. Hasilnya harus menang jika ingin lolos ke fase berikutnya.

Pasalnya, match pertama melawan Irak sepertinya kecil kemungkinan untuk hasil imbang. Memang Indonesia akan berstatus underdog, tetapi pertemuan kedua tim di Basra pada 16 November lalu menunjukkan perbedaan kelasnya. Plus, ujicoba 3 kali melawan tim yang serupa Irak-pun berakhir semua dengan kekalahan. Paling tidak meski kalah di laga nanti, tidak lebih dari selisih 1 gol. Peluang mencetak gol adalah dari set-play, karena kecepatan dan tinggi pemain Irak masih selevel diatas Timnas Indonesia.

Laga melawan Vietnam, harus dimanfaatkan dari semua sisi. Psikologi dan fisik harus siap dalam perang sesama tim Asean ini. Pertandingan bisa menjurus keras, dan disini dituntut pemain Timnas tidak mendapatkan kartu merah karena provokasi ataupun hasrat besarnya. Hit and run, setelah lakukan pelanggaran segera pergi, jangan sampai protes berlebihan. Peran set-piece, terutama lemparan ke dalam sangat diharapkan sebagai sumber gol. Sebabnya, kiper utama Vietnam, Dang Van Lam alami cedera dan akan absen di Piala Asia nanti.

Laga terakhir melawan Jepang sebenarnya sangat untungkan Indonesia. Pasalnya, bila Jepang bisa amankan 6 poin melawan Vietnam dan Irak, maka laga ketiga besar kemungkinan mereka akan simpan skuad utamanya. Tak bisa dipungkiri bahwa mayoritas pemain Eropa mereka bisa alami masalah otot jika dipaksa bermain terus di 3 laga, preventifnya pasti di laga ini Jepang akan rotasi skuadnya. Apalagi melawan Indonesia yang diatas kertas merupakan unggulan terbawah di grup. Lagi-lagi set-piece akan dijadikan andalan Timnas Indonesia, sebab dari kecepatan dan skema bermain praktis Timnas akan kalah jauh, meski dengan skuad cadangan Jepang sekalipun. Jika memainkan skuad inti Indonesia, tinggi badan pemain kita mungkin sedikit lebih unggul daripada pemain Jepang.

Saya bisa menyimpulkan, prediksi untuk poin Timnas Indonesia usai 3 laga putaran grup ini adalah 3 poin. Jadi, kelolosan akan ditentukan oleh keberuntungan karena akan beradu menjadi 4 tim peringkat tiga terbaik dengan 5 Grup lainnya.

ANCAMAN

Sulit untuk menceritakan kelebihan Timnas Indonesia di Piala Asia 2023 kali ini, karena Timnas bahkan menjadi salah satu tim dengan persiapan terburuk dari sisi hasil pertandingan 5 laga terakhir. Banyak pundit lokal bahkan setuju bahwa posisi Indonesia memanglah underdog, dan itu harus dimanfaatkan untuk membuktikan diri dengan bermain nothing to lose.

Untuk ancaman terbesar dari dalam, menurut saya adalah kekompakan tim itu sendiri. Latar belakang saya membahasnya, adalah ketika saya mencari data untuk preview laga pertama Qatar versus Lebanon. Qatar adalah cerminan Indonesia yang sudah lakukan naturalisasi secara berlebih. Saya pribadi di posisi tidak mempermaslahkan berapapun jumlah pemain yang di-naturalisasi, tetapi saya teringat bahwa momennya sama persis dengan Qatar jelang Piala Dunia 2022 lalu.

Garis besarnya, skuad Qatar sebenarnya tampil bagus ketika hanya menaturalisasi 2 pemain (salah satunya Almoez Ali, striker andalannya) dan bisa memperoleh Piala Asia edisi 2019 sebagai gelar pertamanya. QFA, PSSI-nya Qatar, tampaknya "keblinger" dengan keberhasilan naturalisasi tersebut, dan melakukan pendaftaran untuk total 8 pemain dalam Piala Dunia 2022 yang digelar di negaranya. Lalu hasilnya? Kalah terus dan jadi bulan-bulanan Belanda, Senegal dan Ekuador. 

Jadi, semoga saja kehadiran Justin Hubner terutama, sebagai pemain yang belum mempunyai caps resmi sebelum laga ujucoba kemarin, bisa segera menyatu dengan skuad yang lain. Tidak dipungkiri perbedaan kualitas individu memang akan terasa dengan hadirnya pemain berstandard Eropa, tetapi football is about team. Shin Tae-yong harus menyelesaikan ancaman dari dalam dengan membangun chemistry di dalam tim. Dengan kompaknya tim, maka kesalahan elementer seperti ketika melawan Libya dan Iran tidak akan terulang.

Selamat berjuang Timnas Indonesia. Kami seluruh rakyat Indonesia pasti akan mendoakan yang terbaik.. dan dengan padangan realistis pada apapun hasilnya nanti.

SEMNAGAT TIMNAS GARUDA!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun