Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Aquaman and the Lost Kingdom, Happy Ending DCEU dan Arthur Curry

8 Januari 2024   13:58 Diperbarui: 8 Januari 2024   14:13 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Aquaman and the Lost Kingdom. (source: Instagram/aquamanmovie)

Melanjutkan Aquaman edisi pertama tanpa adanya canon dengan Superhuman lainnya, Aquaman and the Lost Kingdom menjadi sajian penutup DC Extended Universe secara resmi. Universe ini dimulai sejak film Man of Steel garapan Zack Snyder yang rilis tahun 2013, dan berhasil mendapatkan hati para penggemar film justru lewat perilisan film berdasarkan tagar #releasethesnydercut untuk Justice League-nya.

Di dalam film yang rilis di Indonesia mulai ini 20 Desember 2023, cerita terfokus pada kelanjutan Aquaman atau Arthur Curry setelah menjadi raja Atlantis usai kalahkan saudara se-ibu nya, Orm di film pertama. Menggunakan properti pemain yang hampir sama dengan film pertama, James Wan yang menyutradarai lagi film ini, menambahkan kekuatan pada satu musuh "cupu" Aquaman di film pertama, Black Manta. Durasi film Aquaman and the Lost Kingdom disajikan selama 2 jam 4 menit. 

Skenario di film ini cukup berbeda dengan sumber adaptasi komiknya, dimana jika di komik pertarungan Aquaman dan Black Manta disebabkan oleh alasan yang sangat kelam, yakni pembunuhan anak Aquaman oleh sang pemakai Black Trident tersebut. Di film ini, yang sebenarnya tidak akan berpengaruh apapun ke film DC brikutnya, James Wan menggambarkan keutuhan keluarga sebagai sebuah happy ending di akhir film alih-alih membuat sebuah unfinished-ending. Rating film ini adalah PG-13, yang dapat pula dinikmati anak kecil dengan dampingan orang tua.

Back Stage

James Wan yang sebelum menangani Aquaman terkenal dengan universe Insidious nya, kembali menangani film kedua dengan bantuan David Leslie Johnson-McGoldrick sebaggai salah satu penulisnya. Selain David-McGoldrick, naskah juga dikembangkan sendiri oleh James Wan bersama kontribusi dari Jason Momoa. Jadi, film ini betul-betul sebuah persembahan terakhir dari kru yang membesarkan nama Aquaman di DCEU.

Cast yang tampil masihlah sama dengan keluarga besar Aquaman pertama, dengan Jason Momoa sebagai Arthur Curry, kini akan mempunyai tanggung jawab membesarkan Arthur jr, bersama istrinya Mera, yang kembali diperankan Amber Heard. Artis cantik ini mendapati berbagai penolakan terkait kasus hukumnya, sehingga banyak kabar memberitakan bahwa porsi scene-nya di film ini dikurangi untuk meminimalisir penolakan terhadapnya. Namun, ia tetaplah aktris yang luar biasa dan bisa membawakan peran seorang ibu sekaligus partner-perang yang baik bagi suaminya, Aquaman.

Nicole Kidman, Patrick Wilson, dan Dolph Lundgen masih berstatus penghuni Atlantis, namun sayangnya di film ini kita tidak melihat Willem Dafoe yang diberitakan berhalangan syuting karena ada jadwal yang bersamaan dengan film lain.

Peningkatan akting dan porsi di film Aquaman kedua ini, tentu ada pada Yahya Abdul-Mateen II yang perankan David Kane a.k.a Black Manta. Ia menjadi sosok villain utama di film ini, yang berhasil membawakan dengan baik alasannya dendam kepada sosok Aquaman, tentu karena pengaruh dari Black Trident.

Film yang diproduksi oleh DC Studios; Atomic Monster; The Safran Company; Domain Entertainment ini mempunyai budget 250 juta USD, dan memperoleh 138.5 juta USD di pekan pertama penayangan secara global. Hingga penayangan artikel ini, rate yang diberikan IMDb adalah 6/10, cukup subyektif mungkin karena Amber Heard's case ataupun stigma negatif DCEU secara keseluruhan. Jika kita fair menilai film ini sebagai sebuah film tunggal, keseluruhannya tidaklah seburuk itu.

Sinopsis

Menceritakan kehidupan Arthur Curry dan Ratu Mera beberapa tahun setelah Aquaman I, kini mereka memiliki buah hati yang dinamai Arthur Junior. Mereka tinggal bersama Tom Curry yang menjaga cucunya disaat Arthur dan Mera harus kembali ke dalam lautan. Perang kepentingan inilah yang menjadi pergulatan hati Aquaman, karena sebagai seorang ayah, ia juga punya tanggung jawab untuk memimpin Atlantis usai kemenangannya atas Orm (saudara se-ibu nya) di film pertama.

Dalam rapat dewan Atlantis, ada perbedaan mendasar pada Arthur dan para penasehat Atlantis, dimana Arthur inginkan Atlantis bekerjasama dengan penghuni daratan untuk menyelesaikan masalah kerusakan ekosistem global, sementara dewan menolak. Ini persis jika kita mengingat dilm Black Panther dimana T'Chala juga punya keinginan serupa.

Di tempat lain, Black Manta atau David Kane yang kena tinju Aquaman saat film pertama, berhasil diselamatkan oleh dr. Stephen Shin yang terobsesi ingin menemukan peradaban Atlantis. Kerjasama ini awalnya menguntungkan kedua pihak karena David Kane juga paham tentang lautan, hingga mereka menemukan sinyal tentang kehidupan di bawah benua Antartika.

Sejurus kemudian dipertemukanlah David Kane dengan Black Trident yang membawa pengaruh gelap dari makhluk bernama Kordax, yang ternyata mempunyai sejarah kelam di antara tujuh kerajaan di Atlantis. Kesepakatan gelap terjalin antara David dan Kordax, hingga dimulailah misi balas dendam keduanya, yang mengemukakan alasan utama Black Manta atas terbunuhnya ayahnya oleh Aquaman di film pertama adalah kamuflase dari tujuan utama Kordax.

Di ending film yang kembali menampilkan perang kolosal bawah laut ini, semua terlihat bahagia, tentu kecuali sang villain utama yang harus dikisahkan mengakhiri hidupnya secara tragis.

After Taste

Setelah menonton film ini di Bioskop, saya merasakan sensasi Deja-vu seperti menonton dua film lain. Pertama, adegan Arthur Curry dan keluarga di darat, sangat lekat dengan penggambaran film Fast & Furious dalam menunjukkan keharmonisan keluarganya. Dialognya juga hampir serupa antara ayah dan anak,jika di F&F antara Dom dan Bryan, maka di Aquaman kedua ini antara Arthur senior dan Arthur junior. 

Film kedua adalah Black Panther, dimana kemiripan ada pada perdebatan dewan yang tidak mau negaranya di reveal ke publik, sementara tokoh utama ingin jalin kerja sama dengan dunia luar. Berikutnya adalah kematian tragis Black Manta, yang sama persis dengan kalahnya Killmonger oleh T'Challa.

Untuk keseluruhan pengalaman menonton film yang berdurasi cukup panjang, saya tidak merasa bosan karena bagusnya view bawah laut yang disajikan James Wan. Pengamatan subyektif saya hanyalah pada ledakan yang timbul di dalam air terasa kurang riil dengan dampak yang ditimbulkan.

Garis besar ceritanya dapat diterima dengan baik, meski tidak bisa langsung dicerna sekali sambil menonton. Singkatnya, kerusakan iklim global yang didengungkan sebagai ulah dari manusia, sebenarnya diperparah oleh aksi Black Manta yang dibantu kutukan Kordax, dan dewan Atlantis awalnya menganggap ini semua ulah manusia.

Adegan yang cukup memorable adalah ketika Mera datang menyelamatkan Arthur dan Arthur junior dalam peperangan. Perjuangan di keluarga kecil ini dibantu oleh sang paman, Orm yang harus merelakan kewarasannya terrenggut karena Black Trident.

Saya pribadi memberikan rating 7.5/10 untuk film ini, dimana kekurangannya adalah kurangnya waktu untuk melawan Kordax di akhir film. Memang tidak perlu banyak, tetapi jika bisa disajikan seperti adegan Night King dan White Walkers di Game of Throne pasti akan epik lagi.

Pada akhirnya, film ini masih tayang di Bioskop Indonesia hingga seminggu ke depan. Jadi bagi yang belum menonton, bisa saksikan keseruan "terakhir" Aquaman arahan James Wan bersama DC Extended Universe.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun