Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Rebel Moon - Part One : A Child of Fire, Perang Bintang Versi Zack Snyder

6 Januari 2024   13:11 Diperbarui: 6 Januari 2024   13:23 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster promosi film Rebel Moon-Part One : A Child of Fire. www.netflix.com

Zack Snyder kembali menghadirkan sebuah karya orisinilnya melalui Rebel Moon. Film yang dipisah menjadi dua Part ini menyuguhkan peperangan antar galaksi yang menyerupai DUNE atau Star Wars. Dikabarkan, Snyder membuat diri sekitar 4.000 sketsa untuk membangun semesta Rebel Moon. Saya mengapresiasi Zack Snyder secara khusus, karena langkah ini merupakan sebuah usaha besar untuk mengalihkan ingatan penikmat film, bahwa Snyder bukan hanya sutradara yang sukses berkat tagar #ReleaseTheSnyderCut nya untuk Justice League. 

Sutradara dan produser film berusia 57 tahun asal Amerika ini berusaha kembangkan "universe"nya sendiri melalui Rebel Moon dengan bantuan Netflix sebagai distributornya. Langkah yang cukup baik, mengingat Rebel Moon sama seperti film-film fiksi seperti The Old Guard, belum mempunyai basis fans tetap layaknya Star Wars, Star Trek ataupun DUNE yang merupakan sebuah adaptasi film. Dengan menggunakan platform streaming berbayar seperti Netflix sebagai distributor, karyanya akan mendapatkan waktu untuk dicerna oleh penikmat film awam, alih-alih dibatasi masa tayang di Bioskop.

Sebenarnya Bioskop juga dirilis di Bioskop, dimana Indonesia berkesempatan merilisnya 22 Desember 2023 namun kurang mendapatkan animo karena kalah bersaing dengan Wonka, Aquaman II, dan film lokal Layangan Putus. Sepertinya ini memang bukan strategi utama mereka, karena penayangan di Netflix justru lebih awal yakni pada 15 Desember 2023.

Back Stage

Zack Snyder selain menjadi produser, juga merangkap sebagai sutradara dan penulis naskah film berbudget 166 juta dollar (termasuk Rebel Moon- Part Two : The Scaregiver). Ia menulis naskah bersama Kurt Johnstad yang membantunya di film "300", dan Shay Hatten yang membantunya di film "Army of Dead".

Sofia Boutella didapuk sebagai pemeran utamanya, Kora, yang juga mempunyai nama sebelumnya Arthelais. Di film ini akhirnya saya bisa melihat Boutella beraksi dengan "bare face" setelah selalu mendapaykan topeng di film Star Trek dan Mummy Universe. Saya memang tidak mengharapkan pesona yang berlebih, karena latar belakangnya memeang cukup gelap )hampir mirip dengan GAMORA" nya Marvel, jadi wajah serius nya cukup cocok dibandingkan wajah protagonis aksi yang manis seperti Milla Jovovich atau Kate Beckinsale.

Djimon Hounsou yang terakhir saya lihat bermain gemilang sebagai ayah Jann Mardenborough dalam film Gran Tourismo, berperan sebagai Jenedral Titus. Namun sangat disayangkan ia kurang dapat porsi yang cukup, hanya sebuah epilog di akhir film yang mungkin akan menjanjikan aksi besarnya di film kedua.

Ed Skrien akan tampil sebagai villain di Rebel Moon-Part One ini sebagai Atticus Noble, yang merupakan bawahan dari Jendral Balisarius yang diperankan oleh Fra Fee. Artis senior Korea Selatan, Doona Bae memainkan perannya sebagai Nemesis "Si jago pedang" dan Anthony Hopkins mendapatkan peran sulih suara untuk karakter cyborg bernama Jimmy.

Di antara nama-nama tersebut dan pemeran lainnya, karakter Gunnar yang diperankan Michiel Hisman-lah yang sangat menonjol dan mampu menggiring seluruh narasi film. Mungkin ini memang diinginkan Snyder, sebab dua judul film Rebel Moon ini semuanya menggambarkan karakter Kora, A Child of Fire dan The Scargiver. Jadi, butuh orang ketiga yang berperan sebagai sidekick sekaligus pengatur alur kedua film.

Sinopsis

Rebel Moon-Part One: A Child of Fire, memperlihatkan sebuah bulan bernama Veldt yang digambarkan mengorbit di planet bercincin sepertu Saturnus dan hiduplah masyarakat desa yang mempunyai ladang gandum yang subur. Desa itu dikepalai oleh Sindri, yang cukup demokratis dan baik dalam memimpin warganya. Sementara di salah satu ladang gandum, ada wanita bernama Kora yang dua musim sudah berada di sana sejak peperangan besar di Motherworld.

Motherworld sendiri adalah gambaran kekaisaran besar semesta ini, dengan Raja, Ratu dan seorang Putri-nya yang bernama Issa dikabarkan dibunuh dalam sebuah pemberontakan. Masih belum jelas siapa dalang dari pemberontakan tersebut, namun karena kekosongan kekuasaan ini, Jenderal Balisarius yang kejam sementara menduduki pucuk pimpinan militernya. Ia terkenal kejam dalam menjarah sebuah planet untuk dikeruk hasil panennya, terutama gandum. Kekejaman ini menimbulkan gerakan Revolusi dari banyak daerah, yang dikenal sebagai Rebel Moon.

Memiliki admiral bernama Atticus Noble yang tak kalah kejam, Balisarius menginstruksikannya untuk mencari ladang gandum baru untuk di jarah, dan itu mengarah ke Veldt.

Kedatangan Atticus Noble dan pasukannya yang diangkut pesawat besar bernama King's Gaze disambut Sindri dengan tangan terbuka. Kora yang mengetahui maksud kedatangan pasukan imperium Motherworld sempat memperingatkan warga desa, sayangnya ia tidak dapat menghalangi kematian Sindri di tangan Atticus Noble.

Inilah alasan utama Kora bangkit dari tidur nyenyaknya selama dua musim, dan memutuskan akan membangun koloni yang bisa melawan kejahatan penguasa Motherworld. Bertemu dengan karakter seperti Tarak, Nemesis dan Jenderal Titus, Kora dan Gunnar akan hadapi pertarungan tak seimbang untuk sebuah "pertahanan diri" sebuah desa bernama Veldt.

Ending film ini menunjukkan Balisarius yang sudah mendapatkan informasi tentang terbentuknya koloni revolusioner tersebut. Ia pun akan dekat dengan menggunakan tangan sendiri untuk mengurus para rebellion itu di film kedua nanti, Rebel Moon - Part Two : The Scaregiver.

After Taste

Saya tidak akan mengomentari tentang nuansa dark di film ini, karena ini memanglah ciri khas dari seorang Zack Snyder. Sama halnya Christopher Nolan dengan "skenario pengasah otaknya", ataupun Taika Waititi dengan warna-warna cerahnya, Dark Visual merupakan identitas dari Snyder.

Hal yang bagus adalah 4.000 an sketsa nya mampu gambarkan pemandangan-pemandangan yang apik di banyak planet yang ada. Plus, penamaan daerah-daerah tersebut juga relatif mudah diingat seperti Pollux dan Veldt. Keringkasan ini untuk menolong untuk mengingat penamaan makhluk-makhluk yang ada, karena Rebel Moon mengadaptasi Star Wars yang mempunyai multi ras di dalam filmnya.

Kekurangan dalam film ini dapat diprediksi sebenarnya, yakni detail. Kekuatan sketsa dan slowmo-scene andalan Snyder seperti di film "300" dan Justice League tidak dibarengi naskah yang terperinci, terutama tentang dua hal, time line dan pola komunikasi. Time line di film ini tidak menjelaskan dengan tajam waktu yang dibutuhkan para revolusioner ini mendatangi planet-planet yang ada, dengan pesawat yang tidak dijelaskan kecepatannya, atau portal khusus seperti di Staw Trek, ujug-ujug mereka tiba di suatu tempat. Dan sayangnya, timing kurang penting seperti "landing pesawat" di tunjukkan dalam waktu relatif lama. 

Pola komunikasi juga menjadi catatan saya, karena sepasukan imperium Motherworld yang mati seakan tidak bisa di trace oleh Balisarius di istana pusatnya, padahal teknologinya sudah sangat maju.

Dua adegan paling ikonik yang saya catat di film ini, antara lain ketika karakter Tarak mendapatkan tantangan menunggangi Gagak Raksasa. Seperti Jake Sully menaklukkan Ikran di Avatar pertama, Tarak mampu kendalikan gagak raksasa itu, hingga sebuah adegan ia harus meloncat dari tebing untuk kembali ke punggung sang gagak. Snyder menambahkan adegan slow motion -memang selalu begitu-, dan terkesan seperti iklan produk yang hanya boleh tayang di atas jam 10 di TV nasional. Tahu kan? Momennya kalau dipotong 3 menit hingga Tarak kemabali kehadapan Kora, bisa langsung dimasukkan sebagai skenario iklan yang mahal.

Kedua adalah ketika Kora mengajak Jenderal Titus untuk ikut bergabung dengan kelompoknya. Di tengah tawaran Kora, Titus menjelaskan bahwa pasukannya telah habis, mati semua dibunuh oleh imperium. Dan ia kini tidak mempunyai apa-apa lagi untuk diperjuangkan. Kora pun menjawab dengan nada ambisius "If it's not a redemption, what about revenge? - Jika ini bukan untuk Penebusan, bagaimana dengan Balas Dendam?" 

Rebel Moon-Part One: A Child of Fire masih bisa disaksikan di Netflix dengan link berikut. Jika di IMDb, karya Zack Snyder ini mendapat nilai cukup rendah di angka 5.6/10 (per 6 Januari 2024), maka menurut saya tidaklah seburuk itu. Saya memberikan rating 7/10 untuk film pertama ini, dan sepertinya akan menjanjikan pertarungan lebih epik dan kolosal di Part keduanya nanti. 

Salam

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun