Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Boxing Day, Antara Tradisi dan Isu Eksploitasi Pemain Premier League

26 Desember 2023   15:49 Diperbarui: 28 Desember 2023   11:53 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suporter merayakan Boxing Day Premier League. https://colgadosporelfutbol.com/

Disaat liga-liga Eropa menjalani libur dua pekan menyambut Natal dan Tahun Baru, Premier League tetap menjalankan tradisinya melakukan Boxing Day, sebelum libur liga selama dua pekan di awal bulan Januari. Liburan itu pun biasanya terpotong oleh putaran ketiga Piala FA, dimana musim 23/24 ini laga FA Cup tersebut dihelat pada 5-9 Januari 2024. Tradisi ini sudah dimulai sejak tahun 1888, dan diyakini akan terus dipertahankan Premier League. 

Mengutip dari Wikipedia, istilah Boxing Day adalah hari yang diperingati setelah hari Natal ketika para pelayan dan pekerja menerima hadiah dari bos atau majikan mereka, yang dikenal dengan sebutan "kotak Natal". Saat ini, Boxing Day menjadi hari libur Nasional yang umumnya diperingati setiap tanggal 26 Desember oleh seluruh Negara Persemakmuran Inggris. Mungkin jika dicocoklogikan dengan istilah sekarang, seharusnya nama hari tersebut adalah Unboxing-Day.

Tanggal 23 Desember lalu, Amazon Prime Video Sport mengupload video yang menunjukkan bagaimana Harry Kane di musim ini menikmati Libur Natal pertamanya setelah pindah ke Bundesliga. Harry Kane habiskan karier 13 tahun di belantika Liga Inggris dan Championship, pemegang rekor gol Timnas Inggris akhirnya merasakan liburan tepat saat Natal bersama keluarganya. Di video itu, ia terlihat melakukan video-call dengan James Maddison membahas bahwa Kane dan Jude (Bellingham) tidak merasakan sensasi Boxing Day. Hingga pada akhirnya Kane tidak bisa untuk menolak gagasan menonton Premier League di televisi rumahnya, mencium jari manis tergenggam yang jadi trademarknya, sambil menonton gol salto Garnacho. Sebuah pesan bahwa Boxing Day sebenarnya meninggalkan kesan mendalam bagi para pemainnya. 


Saat menukangi Manchester United, Jose Mourinho juga mencurahkan perasaaannya tentang Boxing Day. Baginya sangat menyenangkan bekerja saat Boxing Day, dan tradisi ini memberikan sebuah kado terbaik bagi fans setelah perayaan Natal. Tentu kemenangan akan jadi pelengkap kado manis tersebut.

"Saya sangat menyukainya dan, bagi saya, Boxing Day adalah hari yang sangat istimewa untuk bekerja dan memberikan sesuatu yang mereka sukai kepada orang-orang. Kita semua tahu bahwa negara ini jatuh cinta pada sepak bola, Manchester jatuh cinta pada Manchester United dan saya sangat senang bekerja di Boxing Day." kata Mou saat sambut Boxing Day tahun 2016, dikutip dari www.express.co.uk.

Sementara dari sudut pandang yang berbeda, Jurgen Klopp menyampaikan curahan hatinya tentang Boxing Day mereka malam nanti melawan Burnley. Diwawancarai di seputaran Anfield, ia menyampaikan sindiran kepada Premier League tentang tradisi ini. 

"Ini Inggris, tidak ada yang peduli tentang Natal saya. Jujur saja, jadwalnya lagi-lagi gila. Natal kami, keluarga akan berakhir pada tanggal 24, itu akan menjadi luar biasa. Tanggal 25 kita akan ada latihan. Saya pikir kami akan berlatih pagi-pagi sekali dan kemudian para pemain bisa pulang dan makan siang Natal bersama keluarga mereka. Lalu apa yang kamu tahu? Pada tanggal 26 kami berkendara ke Burnley -- tempat yang bagus untuk merayakan Natal. Tidak ada seorang pun di negara ini yang ingin melewatkan Boxing Day, jadi itu berarti kita akan berada di jalur (semestinya)."

Pendapat bertentangan dari Jurgen Klopp ini memang banyak juga dikemukakan oleh para pelaku sepakbola Premier League. Ada yang mengatakan mereka tereksploitasi, karena pastinya jadwal Boxing Day akan hasilkan pundi sangat banyak untuk penyiaran pertandingan, saat liga-liga lain tidak ada yang main. Premier League sebenarnya mencoba memberikan win-win dengan memberi libur dua pekan setelahnya. Meski aktualnya, perayaan Natal keluarga tidak akan bisa diundur.

Di akhir artikel ini, penulis ingin menyampaikan singkat artikel Daily Mail yang berjudul "Are Boxing Day games REALLY more exciting?- by Luke Power" 

Suporter Premier League mempunyai reputasi mitologis tinggi di momen Boxing Day, yang mana mereka bagaikan melakukan "ziarah sepakbola" saat berjalan menuju stadion di tengah dinginnya salju Natal, dibandingkan suporter liga lain yang memilih berbaring dengan dekapan selimut. Perjalanan ini akan siap mereka tempuh dengan antisipasi negatif hasil buruk yang akan diderita tim kesayangannya. Pasalnya, Boxing Day secara data menghasilkan gol lebih banyak daripada rerata gol di Matchday biasanya. 

Di tengah sindiran Klopp terhadap Boxing Day, sebenarnya data menunjukkan Liverpool mampu cetak 16 gol dalam 4 Boxing Day terakhir. OPTA memberikan analisisnya, bahwa rerata pertandingan non-Boxing Day adalah 2.67 gol per laga, dibandingkan dengan 2.71 gol per laga saat Boxing Day. Memang tidak terlalu signifikan, tetapi fans tentu sangat senang dengan kepastian banyak gol di laga "Ziarah Sepakbolanya" tersebut.

Data lainnya adalah hanya ada 30 laga yang berakhir tanpa gol, dari total 269 laga Boxing Day sejak Premier League tahun 1992. Dari rentang waktu 1992 hingga sekarang, Manchester United memegang perolehan poin terbanyak sepanjang Boxing Day, dimana mereka menang 21 laga, draw 4 kali dan kalah 2 kali. Patut ditunggu, apakah angka ini mampu diteruskan lewat kemenangan kandang atas Aston Villa Rabu 927/12) dini hari nanti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun