Laga penentuan harus dilakoni FC Porto dan Shakhtar Donetsk di do Dragao, Porto, Kamis (14/12) dini hari, untuk menentukan siapa yang menemani Barcelona lolos ke 16 besar dari Grup H. Sebelum laga ini keduanya sama kuat dengan 9 poin, hanya saja Porto miliki keunggulan selisih gol yang membuat mereka bisa lolos hanya dengan hasil imbang. Sementara Shakhtar harus "win or out" dari kampanye Liga Champions mereka musim ini.Â
Beruntung bagi Sergio Conceicao, karena ia dapat menurunkan seluruh pemain terbaiknya. Praktis yang berhalangan adalah pemain yang memang cedera panjang seperti Ivan Marcano dan Pemain Terbaik Piala Dunia U-17 tahun 2019, Gabriel Veron. Sementara ujian terbesar Marino Pusic, pelatih Shakhtar, adalah absennya fullback kanan andalannya Yukhym Konoplya karena cedera.
Jalannya Pertandingan
Tuan rumah langsung menggebrak sejak peluit kick-off dibunyikan wasit Istvan Kovacs, dengan peluang didapat Mehdi Taremi menit pertama lewat sundulan, namun masih bisa ditepis kiper Dmytro Riznyk. Tim Ukraina terlihat sangat tertekan di awal laga ini dengan kaki-kaki berat mereka dalam bergerak.Â
Akhirnya ketidaksiapan petahanan Shakhtar dimanfaat Galeno menjadi gol pada menit ke-8'. Mehdi Taremi yang sambil terjatuh dengan gemilang mengarahkan bola ke Galeno yang menunggu di depan gawang. Tanpa penjagaan, winger kiri asal Brasil mampu lakukan tendangan di mulut gawang yang kosong.
Shakthar mulai menemukan ritmenya, dan bisa membalas gol di menit ke-28'. Aksi Subkov di kiri pertahanan Porto mampu kecoh Zaidu Sanusi. Ia segera memberikan umpan pada Danylo Sikan yang berdiri di depan gawang Diogo Costa. Shakhtar membalas persis gol pertama Porto tadi. Hakim garis sempat mengangkat bendera offside, namun setelah melalui tinjauan VAR, gol Sikan tetap disahkan oleh wasit Kovacs.
Absennya Konoplya rupanya sangat berdampak bagi tim tamu. Menit 42', dari sisi kanan pertahanan Shakhtar, Pepe (penyerang) mampu beri umpan tarik kepada Galeno di depan kotak penalti. Pemain bernomor punggung 13 itupun menghujamkan tembakan keras ke kanan gawang Riznyk untuk cetak gol keduanya. Babak pertama berakhir 2-1 untuk FC Porto.
Marino Pusic yang sadar timnya harus menang, mengambil langkah proaktif untuk menyerang dengan mengganti gelandang Kryskiv dengan penyerang Newerton di menit 59'. Namun sayang, perjudiannya gagal karena Porto makin jauhkan keunggulan lewat gol Mehdi Taremi 3 menit berselang. Lagi-lagi dari sisi kanan pertahanan Shakhtar, Mehdi Taremi sambut umpan terobosan Galeno lewat first time kaki kirinya, yang membuat bola keras meluncur ke jala Riznyk.
Menit 71', Shakhtar bisa lambungkan asa lagi setelah aksi Sikan di kotak penalti mampu membuat Stephen Eustaquio lakukan gol bunuh diri. Bola yang ditendangnya dari sudut sempit seblah kanan gawang, mampu ditepis oleh Diogo Costa. Namun malang bagi Eustaquio, bola membentur tubuhnya dan berbalik masuk ke gawang Costa.
Tidak butuh waktu lama bagi Porto untuk ambil jarak lagi. Menit ke 75', sepak pojok Eustaquio menemui kepala Galeno di tiang dekat, yang membelokkan bola tepat ke arah Pepe. Bek Timnas Portugal inipun langsung mencocor bola dengan kaki kirinya ke gawang Riznyk. Gol ini mempertajam rekornya sebagai pemain tertua yang mencetak gol di Liga Champions. Sebelumnya Pepe meraih rekor ini saat cetak gol ke gawang Antwerp pada laga 8 November lalu, mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Fransesco Totti. Kini ia semakin kukuhkan diri sebagai pencetak gol tertua di usia 40 tahun 289 hari.