Benar kata pepatah, angin terbesar berhembus saat berada di ujung. Kemenangan dalam Pilpres maupun Perolehan Suara Partai di dua edisi Pemilu sebelumnya membuat PDI-P akan semakin memiliki banyak pengkritik. Kebijakan non populis akan sangat mengena dikubu petahana ini, semisal batalnya Piala Dunia U-20 tahun lalu.Â
Kompilasi-kompilasi video juga banyak menunjukkan gestur Sang Ibu Partai yang semakin disorot tatkala sepanggung dengan Presiden RI, hingga akhirnya berhembus frase bahwa Presiden adalah Petugas Partai. Menarik untuk ditunggu, jikalau Ganjar Pranowo dapat memenangkan Pilpres ini, apakah seragam hitam putih bergaris tegak lurusnya tidak luntur dengan kebijakan partainya.
Kepercayaan diri para kader juga tengah disorot, kala Hasto Kristiyanto dan FX. Rudy dengan lantang optimis bahwa Ganjar-Mahfud akan memenangkan pertandingan dalam satu putaran. Secara logis, elektoral mereka tengah berkurang pasca pencalonan Gibran. Voter ini jadi gamang karena sebenarnya yang mereka dukung adalah Jokowi. Memang, PDI-P akan secara mutlak memenangkan perang di Jawa Tengah, pun demikian di hati pemilih status quo. Namun perlu dicatat, akan banyak milenial dan generasi muda yang siap memperhatikan detail "kepongahan" sang juara bertahan ini.
Angin segar bagi koalisi, adalah bergabungnya Gusdurian lewat statement dari Yenny Wahid. Gabungnya mereka disinyalir karena kekecewaan Yenny Wahid atas ketidaksabaran Gibran, ataupun Jokowi yang mau menerima pinangan Prabowo Subianto. Kehadiran mereka menambah kesolidan pemilih dalam ceruk agama setelah sebelumnya PPP di bawah komando Sandiaga Uno telah merapat.
Kartu truf, tampaknya adalah Sang Calon Wakil Presiden. Pilihan yang populer dan brilian diambil koalisi ini dengan berhasil menggaet Mahfud MD yang sangat mengerti seluk beluk dunia hukum di Indonesia. Beliau yang pernah menjadi Ketua merangkap Hakim MK, tampaknya adalah Calon Wakil Presiden yang paling bersinar diantara ketiga paslon yang ada. Pun juga dirinya punya cerita sedikit getir di Pilpres edisi lalu kala gagal menjadi Calon Wakil Presiden Joko Widodo di detik-detik akhir.Â
Dengan tersedianya enam putra terbaik bangsa ini, diprediksikan Pilpres 2024 akan menjadi Perang Bintang Politik terakbar yang pernah ada. Semoga masyarakat disuguhkan porsi yang berimbang dari media sehingga pengalaman polarisasi, apalagi jika dilatarbelakangi SARA, tidak akan terjadi lagi. Waktu dan tempat dipersilakan bagi para paslon untuk menyampaikan visi dan misinya, biar masyarakat yang menentukan untuk kebaikan NKRI. Boleh beda dalam pilihan, namun harus dibukakan ruang sabar yang besar. Karena Pilpres 2024 ini sepertinya akan berlanjut hingga extra time.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H