Setalah lonjakan kasus Covid-19 varian delta di India secara besar-besaran, Malaysia terlebih dahulu mengalami kenaikan kasus baru. Namun Malaysia segera memberlakukan lockdown ketat pada bulan Maret dan grafik kasus barunya tetap relatif rendah hingga bulan Juli. Indonesia mengalami lonjakan kasus secara tiba-tiba pada akhir Juni 2021.Â
PPKM tidak mampu membendung lonjakan kasus yang mulai terjadi akhir Juni 2021. Hampir seluruh penduduk kota di Indonesia terinfeksi Covid-19 dan banyak menelan korban jiwa akibat penuhnya Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan. Pada bulan Juli Malaysia mulai melakukan pelonggaran lockdown, dan apa akibatnya? Angka kasus barunya mengalami lonjakan dengan angka tertinggi pada bulan September 2021.Â
Dari grafik ini dapat disimpulkan bahwa lockdown di Malaysia mampu mencegah lonjakan kasus baru Covid-19, sedangkan PPKM di Indonesia tidak dapat membendung lonjakan kasus baru Covid-19. Pada bulan Juli 2021 Malaysia melakukan pelonggaran lockdown maka kasus menjadi naik lagi dan mencapai puncaknya di bulan September. Mengapa angka kasus baru di Indonesia sudah mendekati nol sedangkan di Malaysia masih tinggi? Karena Indonesia sudah terbentuk kekebalan komunal (herd immunity) sedangkan Malaysia masih belum terbentuk herd immunity karena lockdown yang lebih ketat.
Grafik Singapura saya bandingkan dengan grafik DKI Jakarta karena wilayah Singapura relatif kecil dan jumlah penduduknya sedikit. Angka kasus baru di Singapura sangat sedikit oleh karena aturan karantina dan lockdown yang ketat. Namun begitu lockdown dilonggarkan pada bulan Oktober 2021 maka angka kasus baru Covid-19 naik secara drastis hampir mencapat 4000 kasus baru perhari. Â
DKI Jakarta pada bulan Oktober ini hanya mencatatkan kasus baru kurang dari 100 perhari. Mengapa sekarang DKI Jakarta kasus baru nya jauh lebih rendah dari Singapura? Jawabannya adalah karena populasi penduduk DKI Jakarta sudah mengalami kekebalan komunal (herd immunity), sedangkan penduduk Singapura masih banyak yang belum terinfeksi Covid-19.
Prediksi Lonjakan Kasus Gelombang Ketiga
Akankah terjadi lagi lonjakan kasus gelombang ketiga? Beberapa ahli memprediksikan akan terjadi lagi lonjakan kasus pada bulan Desember 2021-Januari 2022 akibat liburan akhir tahun. Beberapa negara seperti Singapura dan Inggris sedang mengalami peningkatan angka kasus baru covid-19. Hal ini membuat pemerintah Indonesia kembali akan memperketat PPKM.Â
Akankah terjadi gelombang ketiga? Dan seberapa besar pengaruh PPKM? Dari grafik data yang kita dapatkan, kemungkinan besar Indonesia sudah mengalami herd immunity sehingga baik ada PPKM maupun tidak, kasus covid-19 tidak akan lagi mengalami lonjakan besar. Demikianlah ini menjadi doa kita bersama dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Kasus Covid-19 bisa saja meningkat kembali oleh karena terjadinya reinfeksi dan orang yang sudah vaksinpun juga dapat terinfeksi, namun diharapkan kasus berat dan kematian  (case fatality rate) menjadi sangat kecil jumlahnya.
Kesimpulannya, kebijakan memperketat PPKM tidak dapat mencegah lonjakan kasus pada gelombang kedua sehingga banyak sekali penduduk yang terinfeksi covid-19 dan angka kematian meningkat. Angka kasus baru yang menurun drastis paska gelombang kedua mengindikasikan telah terbentuknya kekebalan komunal (herd immunity) bukan karena efek PPKM. Prediksi timbulnya gelombang ketiga sudah tidak relevan lagi oleh karena populasi di Indonesia sudah mengalami kekebalan komunal (herd immunity) dan cakupan vaksin sudah cukup besar di Indonesia.