Mohon tunggu...
Gregorius Lase
Gregorius Lase Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar, mencoba, berbagi dan menulis menjadikan diri lebih kreatif dan bermanfaat

Menulis bukan sekedar hobi namun bagaimana mengeksekusi hasil kerja otak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

BEM Faperta UMA Kembangkan Kawasan Konservasi Tanaman Obat Melalui Program PPK Ormawa

26 November 2022   16:55 Diperbarui: 26 November 2022   17:03 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Tim PPK Ormawa BEM FAPERTA UMA bersama Dosen Pembimbing 

Karo - Tim PKK Ormawa Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Medan Area menggelar Konservasi Tanaman Obat di Desa Dalat Rayat, Kab. Karo, Sumatera Utara

Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) merupakan pelaksanaan program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi oleh organisasi kemahasiswaan yang diselengarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi.

 

Terdapat sejumlah topik dalam bentuk implementasi program yang disediakan oleh PDDIKTI. Dalam hal ini, Organisasi BEM Fakultas Pertanian mengambil topik Konsevasi Tanaman Obat mengingat adanya potensi biodiversitas tanaman obat yang luar biasa banyaknya yang perlu dilestarikan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, pelestarian lingkungan dan pemanfaatan potensi ekonomi dari kegiatan konservasi ini.

Desa Dolat Rayat memiliki sejumlah jenis tanaman obat khas Karo, Sumatera Utara yang sangat berkhasiat dan berpotensi untuk dikembangkan. Pemanfaatan tanaman sebagai tanaman obat sudah berkembang dari jaman dahulu. Penggunaannya sangat beragam, terutaman untuk pengobatan.

Namun, pengenalan tentang tanaman obat masih masih minim, apalagi untuk memanfaatkan dalam bentuk segar atau dalam bentuk lainnya. Hal ini disebabkan karena pada zaman sekarang ini lebih mudah dalam melakukan pengobatan modern yang didukung oleh segala fasilitas dan pelayanannya.

Peran tumbuhan obat tradisional sangat penting terutama bagi kesehatan masyarakat agar terhindar dari konsumsi obat berbahan kimia.

Keberadaan tumbuhan obat di Desa Dolat Rayat kini mulai punah dan langka dikarenakan dengan adanya penggunaan secara liar tanpa pemeliharaan. Salah satunya adalah tumbuhan "Surat Dibata" (Macodes petola) yang sangat berkhasiat untuk mengobati infeksi keracunan.

Dokpri. Tumbuhan Obat Surat Dibata (Macodes petola)
Dokpri. Tumbuhan Obat Surat Dibata (Macodes petola)

Tumbuhan obat ini kini susah diperoleh. Alternative terakhir adalah mencari ke hutan sehingga sangat sulit untuk dijangkau dan ditemukan. Oleh karena itu, tumbuhan obat harus tetap dijaga dan dibudidayakan agar tidak punah melalui kegiatan konservasi dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliki.

Implementasi program tidak hanya sebatas konservasi, namun juga dikembangkan sebagai objek wisata sehingga dapat mengerakkan ekonomi masyarakat sekitar ataupun desa melalui konsep Biosociopreneur.

Melalui program ini, masyarakat memperoleh edukasi dan pengetahuan jenis-jenis tanaman obat, budidaya, pengolahan hingga pada pemasaran dan terbentuknya Kawasan konservasi tanaman obat berbasis biodiversitas unggulan lokal.

Dokpri. Sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat 
Dokpri. Sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat 

Tanaman obat unggulan terus dipertahankan, diperbanyak dan dapat digunakan sesuai kebutuhan. Mengingat pentingnya pelestaian dan pemanfaatan tumbuhan obat ini, prinsip konservasi yaitu kegiatan perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan harus diterapkan pada setiap segi kehidupan dan didukung oleh berbagai pihak. 

Dibutuhkan aksi yang kolektif untuk menjaga keberadaannya untuk mendukung keberlangsungannya melalui pengetahuan untuk menanamkan prinsip konservasi tersebut.

Terimakasih telah membaca artikel ini, semoga dapat bermanfaat. Salam Konsevasi

Selengkapnya hubungi kami melalui ig: @bemfpuma_official @ppkormawa.bemfpuma gmail:bemfapertauma@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun