Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Lulusan S2 Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP industri kreatif untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Alasan Pendekatan Helix Tidak Cukup dalam Analisis Ekosistem Industri Kreatif

2 Oktober 2024   04:50 Diperbarui: 2 Oktober 2024   05:10 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Studio Kreatif. Sumber: brunel.ac.uk

Di sisi lain, teknologi telah mengubah lanskap dunia kreatif, dengan platform digital yang memungkinkan adanya bentuk-bentuk baru dari pembuatan, distribusi, dan konsumsi konten.

Meskipun begitu, Hexa Helix, dengan cakupannya yang lebih luas itu sendiri masih belum bisa menangkap kompleksitas penuh industri kreatif. Pertama, ia tidak membahas sifat atau karakteristik dari preferensi konsumen yang berubah cepat, yang dipengaruhi tidak hanya oleh teknologi dan keberlanjutan tetapi juga oleh tren budaya, keterlibatan emosional, dan gerakan sosial. 

Hexa Helix juga tidak sepenuhnya memperhitungkan peran individual dari seniman kreatif maupun kreator individu— dimana mereka yang mungkin memang bukan bagian dari lembaga besar tetapi sangat penting dalam membentuk arah industri dengan kekuatan brand awareness yang mereka miliki. Para kreator independen ini sering kali mengganggu pasar (market disruption) dengan cara yang tidak dapat diprediksi baik oleh lembaga akademis, pemerintah, atau industri mana pun.

Ilustrasi Studio Kreatif. Sumber: great.gov.uk
Ilustrasi Studio Kreatif. Sumber: great.gov.uk

Titik Buta (Blind Spot) Pertama yang Tidak Diperhitungkan: Sifat Dasar Industri Kreatif

Salah satu masalah utama dalam penerapan model Helix ini pada industri kreatif adalah model tersebut dirancang terutama untuk sektor-sektor yang inovasinya didorong oleh proses penelitian dan pengembangan (R&D) yang terstruktur. Industri kreatif pada kondisi sebaliknya justru berkembang pesat berkat inovasi organik yang tidak terstruktur. 

Meskipun penelitian-penelitian akademis tentu saja dapat berkontribusi pada kemajuan kreatif, banyak terobosan dalam industri ini justru berasal dari kreator individu, tim kecil, atau gerakan budaya khusus yang beroperasi di luar lembaga formal. Mereka menjadi market-driver yang melampaui batas-batas masing-masing variabel di dalam Helix.

Sebagai contoh, munculnya para kreator konten digital di platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram telah mengubah industri kreatif secara radikal dengan menggerakkan tren atau preferensi masyarakat, tetapi jenis inovasi ini tentu tidak akan sesuai dengan kerangka kerja Helix yang harus menyertakan variabel peran akademisi, pemerintah, maupun stakeholder lainnya. 

Kehadiran platform-platform digital ini telah memberdayakan individu untuk melewati struktur industri tradisional, yang memungkinkan bentuk-bentuk baru pembuatan dan distribusi konten yang tidak bergantung pada akademisi, industri, atau pemerintah.

Sifat dasar industri kreatif yang mampu melampaui batas-batas variabel tersebut seakan membuat akhirnya perlu ada peninjauan terhadap peran kreativitas dan hubungannya dengan inovasi dalam penerjemahan ekosistem industri ini. 

Meskipun kreativitas sering kali menjadi komponen utama inovasi, faktor tersebut sendiri bukanlah satu-satunya fokus yang dapat diperhitungan. Industri kreatif memiliki karakteristik unik, seperti adanya manajemen hak kekayaan intelektual, fluktuasi pasar, dan pentingnya peran konteks budaya, yang mungkin tidak sepenuhnya tertangkap dalam model-model Helix ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun