Pemeriksaan berkala atau adanya sesi umpan balik (feedback) dari pemegang proyek serta vendor dapat membantu menyelaraskan pekerjaan vendor dengan estetika dari keseluruhan proyek antara studio pemegang proyek dengan klien, sehingga mengurangi revisi ekstensif yang berlebihan di kemudian hari.
9. Pemetaan Manajemen Risiko dan Pembuatan Perencanaan Kemungkinan-Kemungkinan (Business Contingency Plan)
Manajemen vendor memiliki sejumlah risiko—entah itu vendor yang tidak memenuhi tenggat waktu, memberikan pekerjaan di bawah standar, atau memiliki tantangan internal yang memengaruhi hasil.
Pemilik studio pemegang proyek utama perlu mengantisipasi potensi risiko dan memiliki rencana darurat yang tertata. Ini dapat mencakup menyiapkan vendor cadangan yang siap turun tangan, menyesuaikan jadwal, atau menganggarkan revisi tambahan jika perlu.
Dengan bersikap proaktif dalam manajemen risiko, studio pemegang proyek dapat menghemat waktu dan uang dalam jangka panjang.
10. Mempertahankan Fleksibilitas dalam Alur Kerja
Kreativitas sering kali tumbuh subur dalam lingkungan yang lebih fleksibel. Meskipun penting untuk memiliki jadwal dan hasil yang sangat terstruktur, di sisi lain pemilik studio juga harus siap menghadapi pasang surut alami dari proses kreatif.
Vendor-vendor yang diajak kerjasama perlu diperhitungkan pula bahwa mereka memerlukan waktu ekstra pula untuk menyempurnakan desain, atau mereka mungkin perlu menemukan ide-ide baru yang menyempurnakan produk akhir. Hal ini merupakan sesuatu yang harus diperhitungkan di awal.
11. Pembinaan Hubungan Jangka Panjang
Ketika pemilik studio menemukan vendor terpercaya yang secara konsisten memberikan hasil kerja berkualitas, hubungan tersebut perlu terus dibina untuk kolaborasi di masa mendatang.