6. Masalah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan Lisensi
Karya kreatif sering kali melibatkan hak kekayaan intelektual (HKI), yang dapat menjadi masalah sensitif saat bekerja dengan vendor eksternal. Dalam hal ini pekerjaan yang memiliki aspek artistik harus dibuat sangat hati-hati agar melanggar hak cipta dari perusahaan atau entitas lain.
Pemilik studio harus memastikan bahwa kontrak telah dibuat dengan jelas hingga menguraikan siapa yang memegang hak atas karya yang diproduksi.
Hal ini sangat penting jika proyek melibatkan karakter, desain, atau animasi yang mungkin digunakan untuk proyek atau pencitraan merek (branding) di masa mendatang. Mengabaikan pengelolaan HKI dapat menyebabkan gugatan hukum di kemudian hari, yang merusak hubungan bisnis dan proyek itu sendiri.
7. Adanya Kontrol dan Pengawasan Kualitas
Meskipun mengalihdayakan pekerjaan ke studio lain dapat memberikan keringanan, tanggung jawab atas produk akhir tetap berada di tangan studio utama yang menjadi pemegang proyek utama dari klien. Pemilik studio harus menjaga pengawasan dan melakukan pemeriksaan kualitas secara berkala selama proyek berlangsung.
Tinjauan berkala membantu mendeteksi masalah sejak dini dan memastikan pekerjaan memenuhi standar yang disyaratkan. Adanya peninjauan berkala dapat melibatkan adanya hal-hal seperti penetapan tonggak pencapaian (milestone) di mana kemajuan ditinjau sebelum beralih ke fase berikutnya.
8. Menyelaraskan Visi Kreatif antar Studio
Salah satu tantangan terbesar dalam bekerja dengan vendor eksternal adalah memastikan bahwa hasil kreatif dari studio-studio yang menjadi vendor selaras dengan visi awal.
Pemilik studio perlu memberikan arahan dan pedoman kreatif yang jelas, seperti kerangka gaya desain, papan suasana hati (moodboard), atau ringkasan rancangan desain, untuk membantu vendor memahami hasil yang diinginkan.