Terlebih lagi, dalam penyelenggaraan event konser Taylor Swift tempo hari, terdapat dukungan berupa armada kereta tambahan dari pemerintah khusus untuk pelaksanaan konser tersebut.
Apabila dibandingkan dengan Indonesia terutama di Jakarta, salah satu hal yang pasti orang ingat tentang "Jakarta" adalah kemacetannya. Kemacetan lalu lintas di kota besar seperti Jakarta bisa menjadi penghalang yang membuat orang berpikir ulang untuk datang ke sana, terutama untuk acara-acara besar dan apabila acara tersebut diadakan pada hari-hari kerja.Â
Ini tercermin dari penyelenggaraan konser Coldplay di tahun 2023 lalu yang sukses membuat kemacetan baik sebelum konser maupun sesudah konser.Â
Belum lagi terbatasnya pilihan angkutan umum maupun rute keluar kendaraan setelah konser untuk acara larut malam dapat semakin memperumit masalah.Â
Baik sarana prasarana, rute, hingga bahkan hal yang kurang berdampak langsung seperti kualitas udara harus dipikirkan matang-matang untuk menilik kondisi bahwa kota ini layak sebagai spot pariwisata yang diakses maupun dinikmati pengalamannya dengan baik.Â
Seorang turis mancanegara terlebih yang solo traveling dengan backpacking sewaktu konser tentunya akan berpikir cara efisien untuk mencapai venue dan memperoleh akomodasi dengan harga terbaik di tempat terbaik.Â
Ia akan sangat memikirkan apakah suatu sistem perkotaan sangat value for money untuk pengalaman jauh-jauh dari luar negeri hadir di Indonesia.Â
2. Venue Konser yang Juga Strategis
Konser Taylor Swift beberapa waktu lalu berlangsung di National Stadium Singapore. Secara kapasitas, sebenarnya tempat ini lebih kecil kapasitasnya dibandingkan Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta untuk bangku penonton (55.000 vs 77.000).Â
Namun apa yang menjadikan tempat ini venue menarik untuk konser ada beberapa hal, mulai dari tempatnya yang berkonsep modern dengan fasilitas luar biasa dimana terdapat atap yang dapat dibuka memberikan fleksibilitas maupun keamanan pengunjung jika terjadi hujan.Â