Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Lulusan S2 Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP industri kreatif untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Eksplorasi Daya Tarik Kehidupan Digital Nomad pada Generasi Z

16 Februari 2024   18:30 Diperbarui: 21 Februari 2024   10:31 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegiatan digital nomad. Sumber: econochannelfeunj.com

Oleh karenanya, pekerjaan jarak jauh dapat dikatan sebagai sesuatu yang terasa alami, yang menawarkan perpaduan sempurna antara aktivitas profesional dan eksplorasi pribadi. 

Terlebih lagi, generasi ini mengutamakan fleksibilitas dan keseimbangan kehidupan kerja (work life balance). Pekerjaan tradisional dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore umumnya dianggap tidak begitu menarik dibandingkan dengan kebebasan untuk mengatur jadwal mereka sendiri dan mengeksplorasi minat mereka sambil berkontribusi pada karier mereka.

Ilustrasi kegiatan digital nomad. Sumber: forbes.com
Ilustrasi kegiatan digital nomad. Sumber: forbes.com

Selain itu, Gen Z dikenal dengan semangat kewirausahaan dan keinginannya untuk melepaskan diri dari struktur karier tradisional. Gaya hidup nomaden digital yang bisa berpindah-pindah tempat hingga tahap antar negara akhirnya memberdayakan mereka untuk menjadi bos bagi diri mereka sendiri, membangun bisnis secara online, dan memanfaatkan keterampilan mereka di luar batas-batas koridor suatu perusahaan. 

Hal ini selaras dengan sifat mandiri mereka dan dorongan untuk menciptakan jalur karier unik mereka sendiri.

Meskipun begitu, sebagaimana sebuah pilihan memiliki konsekuensi, gaya hidup digital nomad bukanlah gaya hidup yang tanpa tantangan. Ketidakstabilan keuangan dan koneksi sosial pertama-tama dapat menjadi sesuatu yang harus siap dihadapi. 

Ini akan termanifestasi dengan aliran pendapatan yang bisa sangat berfluktuasi dan kebutuhan yang terus-menerus untuk memenuhi persyaratan visa untuk pindah antar negara. 

Membangun koneksi jangka panjang dan jaringan profesional tentu bisa jadi merupakan suatu hal yang sulit jika mereka terus-menerus berpindah-pindah. Selain itu, akses internet yang stabil, ruang kerja yang nyaman, dan aksesibilitas layanan kesehatan bisa sangat bervariasi tergantung pada lokasi yang dipilih.

Lantas, apakah gaya hidup digital nomad ini merupakan sebuah “pekerjaan impian” bagi Gen Z? Jawabannya, seperti kebanyakan hal yang terjadi dalam hidup, akan bisa sangat berbeda-beda. 

Meskipun kehidupan semacam ini menawarkan kebebasan, fleksibilitas, dan peluang untuk pertumbuhan pribadi dalam semangat kewirausahaan yang tidak dapat disangkal, tantangannya tidak boleh dianggap remeh. 

Bisa sangat memusingkan apabila di lapangan ternyata terjadi kondisi politik yang tidak mengenakkan di negara yang dituju, perbedaan waktu yang terlampau jauh, perbedaan bahasa, atau pembuatan visa yang ditangguhkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun