Dengan adanya pasar pekerja yang begitu padat dimana setiap orang berusaha mencari kerja, dapat stand-out diantara pelamar lain merupakan salah satu kunci yang penting. Banyak cara ditempuh mulai dari menuliskan berbagai skill yang dikuasai maupun mendeskripsikan kesuksesan pekerjaan yang pernah diambil.Â
Salah satu cara yang cukup banyak menjadi perhatian saat ini adalah adanya sertifikasi profesi. Dengan perkembangan teknologi, kita dapat mengakses banyak kursus maupun tes yang memberikan sertifikasi yang menggiurkan.Â
Namun di satu sisi, ini menjadi sebuah pertanyaan: haruskah kita menjadi seseorang yang "Bersertifikat Segalanya"? Mari kita mencoba menjelajahi pro dan kontra dari adanya "tumpukan kredensial" tersebut.
Pandangan Pro Memiliki Banyak Sertifikasi Profesi
1. Membangkitkan Kekuatan Tenaga Kerja dengan Pengetahuan yang Memadai
Adanya berbagai sertifikasi tentunya akan memperluas basis pengetahuan kita sebagai pelamar, menjadikan kita sebagai seorang profesional yang bisa memetakan kedalaman medan pekerjaan.Â
Seorang ahli marketing dengan sertifikasi SEO dan media sosial, atau manajer proyek yang menguasai metodologi Agile dan Waterfall tentunya akan sangat diperhitungkan dalam perusahaan.Â
Kedalaman seperti itu dapat memperkuat pemecahan masalah dan kemampuan beradaptasi kita, yang pada akhirnya akan membuka pintu menuju jalur karier yang beragam.
2. Adanya "Mahkota" Kredibilitas
Beberapa sertifikasi akan menjadi tanda dedikasi kita untuk terus belajar dan menjadi yang terdepan. Hal ini akan dapat mengesankan pemberi kerja, klien, dan kolega kita, serta meningkatkan reputasi kita dan menarik peluang kerja yang lebih baik.Â
Ini seperti mengenakan "mahkota" kredibilitas, yang menunjukkan komitmen kita akan performa pekerjaan yang unggul.
3. Keunggulan Kompetitif di antara pesaing
Pasar kerja merupakan sebuah medan yang sangat ketat, dan adanya sertifikasi dapat menjadi pembeda kita. Bayangkan apabila diantara dua kandidat dengan pengalaman serupa, namun salah satunya memiliki tiga sertifikasi yang relevan. Siapa yang masuk dalam daftar terpilih?Â
Tentunya siapa yang lebih banyak menguasai bidangnya akan lebih potensial terpilih. Keunggulan ini sangat memberikan peluang untuk dapat menghasilkan negosiasi akan gaji yang lebih tinggi dan membuka posisi impian kita.
Pandangan Kontra Memiliki Banyak Sertifikasi Profesi
1. Dikotomi Kuantitas vs Kualitas
Sebagai pencari kerja, kita perlu menyadari bahwa tidak semua sertifikasi bobotnya sama. Alangkah baiknya apabila kita memprioritaskan sertifikasi yang relevan dan tentunya bereputasi baik dari organisasi yang telah diakui.Â
Di titik ini kita perlu menghindari jebakan "kumpulkan dan lupakan" karena secara lapangan, pengetahuan yang diperoleh dan mampu diaplikasikan adalah kunci kesuksesan, bukan hanya sebuah titel yang diberikan setelah nama kita.
2. Tingginya Investasi Waktu dan Uang
Sertifikasi profesional memerlukan dedikasi yang tinggi dari kita. Adanya waktu belajar, biaya ujian, dan biaya pelatihan merupakan sesuatu yang harus kita perhitungkan pula. Dalam hal ini, kita perlu memastikan sertifikasi yang dipilih selaras dengan tujuan karier dan sumber daya yang kita miliki sebelum masuk ke dalamnya.
Konklusi
Memiliki sertifikasi profesi yang banyak secara strategis pada dasarnya dapat menjadi sebuah langkah yang kuat untuk membuat kita dapat stand out diantara sesama para pencari kerja. Meskipun begitu, dalam prosesnya kita perlu berfokus pada kualitas, relevansi, dan keselarasan dengan aspirasi kita di dunia profesional.Â
Pada akhirnya pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikannya adalah kecemerlangan yang sejati, bukan hanya sekedar tambah-tambahan di resume yang kita susun.Â
Dalam hal ini, kita perlu memilah dengan bijak, berinvestasi secara strategis, dan pada akhirnya membiarkan sertifikasi-sertifikasi kita yang relevan tersebut membuka jalan menuju karier impian kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H