Adanya referensi desain dapat membawa komunikasi kita dalam proyek desain selangkah lebih maju, memberikan contoh nyata tentang apa yang kita suka dan tidak suka sebelum dibawa dan dikerjakan dalam meja desain. Dalam konteks kompetisi perusahaan, ini bisa berupa hingga pada contoh situs web, penyebaran majalah, hingga desain kemasan dari kompetitor. Dengan menunjukkan contoh nyata tersebut, kita memberi desainer batu loncatan untuk mendapatkan inspirasi sambil menetapkan batasan yang jelas tentang kehendak kita serta menghindarkan kegagalan maupun perpanjangan waktu proyek yang tidak perlu.
Pada akhirnya, adanya brief, moodboard, atau referensi adalah untuk menjembatani kesenjangan (gap) antara visi kita dan produk akhir, memaksimalkan efisiensi dan meminimalkan revisi yang tidak perlu. Ini seperti memberikan kepada desainer serangkaian instruksi yang sangat jelas alih-alih berharap mereka secara ajaib membaca pikiran kita. Menginvestasikan waktu sedikit ekstra dalam membuat ringkasan brief yang mendetail, moodboard yang menawan, dan referensi desain yang relevan bukan hanya tentang agar output-nya semakin mendekati hasil ideal kita. Ini tentang membangun kepercayaan dan membina hubungan kolaboratif dengan desainer kita. Dengan memberikan arahan yang jelas, kita memberdayakan mereka untuk mengeluarkan kreativitas mereka sesuai parameter spesifik kita, sehingga menghasilkan proyek yang bisa secara menggembirakan melampaui harapan kita. Sehingga, setiap kali ketika kita memulai perjalanan desain, kita mengingat bahwa peta, kompas, dan beberapa bahasa lisan ini sangat membantu dalam memastikan kita untuk mencapai tujuan bersama dalam bisnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H