Haruskah orang Marketing belajar Supply Chain? Bukankah dalam prakteknya kita tidak berurusan dengan supplier rantai pasok ya?
Pertanyaan-pertanyaan itu sempat terpikir dalam benak saya ketika saya pun diwajibkan mengambil mata kuliah Supply Chain di kuliah saya. Namun ketika saya mencoba mendalaminya, ada wawasan yang memperkaya dan mempertajam pengetahuan saya.
Forbes sendiri menyatakan di era yang semakin disruptif ini, hubungan simbiosis mutualisme antara Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) dan Marketing amat diperlukan.
Di lapangan sendiri ada banyak kondisi-kondisi taktis yang dapat dilakukan apabila seorang bagian Marketing setidaknya mengenal dasar dari Supply Chain seperti penggantian area promosi, memanfaatkan fluktuasi harga, hingga forecasting.
Saat ini, Supply Chain tidak lagi hanya sekedar membawa produk dari titik A ke titik B namun merupakan jaringan hubungan yang kompleks yang dapat mempunyai dampak signifikan terhadap keberhasilan pemasaran suatu perusahaan.
Apabila dirumuskan, berikut ini adalah beberapa alasan mendasar mengapa seorang Marketer harus mempelajari Supply Chain Management:
1. Agar Dapat Memahami Dampak Gangguan Rantai Pasokan pada Campaign Pemasaran
Sebagaimana dijelaskan dalam artikel Forbes di atas, pada situasi perekonomian global saat ini rantai pasokan semakin rentan terhadap gangguan, seperti bencana alam, ketidakstabilan politik, dan perselisihan pada perburuhan.
Gangguan semacam ini dapat menimbulkan efek berlanjut di seluruh mata rantai pasokan, yang menyebabkan hal-hal seperti penundaan, kekurangan stock, dan kenaikan harga. Seorang Marketer perlu menyadari akan potensi gangguan ini sehingga ia dapat menyesuaikan campaign apa yang sungguh tepat diterapkan.