Tersiar khabar, satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) masuk hingga ke dalam kelas gegara ikut mengawasi pelaksanaan makan bergizi gratis alias MBG.
Salah satu berita yang menyedot perhatian masyarakat adalah masuknya satuan TNI hingga ke kelas. Tujuannya, tidak lain adalah berkaitan dengan distribusi dan pengawasan MBG.
Sejak kick off makan bergizi gratis pada hari Senin, 6 Januari 2025 di beberapa sekolah, banyak organisasi yang terlibat di dalamnya dikoordinir oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Tidak dipungkiri, gerak cepat alias gercep satuan tentara  dalam menyiapkan dan mendistribusikan MBG begitu membantu dan tentunya patut dihargai dan diapresiasi.Â
Dengan adanya satuan tentara, pekerjaan-pekerjaan menjadi lebih mudah dan diharapkan dapat mendistribusikan MBG dengan cepat dan baik hingga ke sekolah-sekolah yang sulit dijangkau.
Perlu kejelasan deskripsi kerja
Walaupun semua pekerjaan yang dilakukan itu merupakan bagian dari kepedulian terhadap anak bangsa yang merupakan generasi penerus masa depan bangsa negara, perlu sekali ada kejelasan deskripsi kerja.Â
Termasuk di dalamnya, kejelasan ranah pergerakan para implementor MBG. Dimana area pergerakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG hingga badan yang menangani MBG, Badan Gizi Nasional (BGN).
Tentunya, hal penting lainnya adalah kejelasan area kerja satuan TNI yang dilibatkan dalam urusan pelaksanaan dan pemantauan MBG di dapur umum hingga sekolah-sekolah.
Jangan mengabaikan pula, peran satuan pendidik di setiap sekolah yang melaksanakan MBG. Para guru, tenaga-tenaga teknis di sekolah, adalah satuan pendidikan yang lebih paham akan anak perilaku anak didik mereka.
Tentara tidak perlu masuk kelas
Meskipun niatnya baik, ingin memastikan hasil akhir dari distribusi MBG kepada siswa sebagai sasaran program, sebaiknya tentara tidak perlu masuk hingga ke dalam kelas.
Ada beberapa hal yang membuat orang tua khawatir jika satuan tentara masuk hingga ke kelas berkaitan dengan pembagian kotak nasi dan waktu siswa mengkonsumsi MBG.
1. Siswa tidak nyaman
Setiap siswa di sekolah, punya karakter yang berbeda. Ada yang berani, ada yang kurang berani dan berbagai perangai lainnya.
Kehadiran orang luar, apalagi TNI bisa membuat siswa menjadi tidak nyaman dan enggan untuk berkata jujur terhadap makanan yang disajikan.
Bisa jadi, siswa menjadi takut sehingga harus menghabiskan makanan yang ada. Sebabnya, dipelototin oleh tentara yang berkeliling sekitar kelas ketika siswa makan.
2. Peran guru direduksi
Guru dan satuan pendidik lainnya di sekolah memiliki peran untuk mendidik para siswa. Tak hanya mengajar di kelas, tetapi mendidik siswa dalam berperilaku.
Pasa satuan pendidik di sekolah, memiliki banyak cara untuk mendidik setiap siswanya. Ada cara-cara khusus untuk menghadai setiap siswanya.
Kehadiran tentara di dalam kelas, bisa jadi juga mereduksi peran para pendidik di sekolah. Bahkan, beberapa tugas mereka mungkin saja diambil alih.
3. Menghindari makan ala militer
Salah satu kekhawatiran pribadi sebagai orang tua, jangan sampai waktu makan di kelas meniru gaya makan ala militer seperti di sekolah-sekolah militer.
Memang ini  barangkali masih lebih bersifat kekhwatiran saja. Tetapi hendaknya dipikirkan bahwa  kehadiran TNI di sekolah-sekolah jangan sampai kontraproduktif di sekolah.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI