Meskipun niatnya baik, ingin memastikan hasil akhir dari distribusi MBG kepada siswa sebagai sasaran program, sebaiknya tentara tidak perlu masuk hingga ke dalam kelas.
Ada beberapa hal yang membuat orang tua khawatir jika satuan tentara masuk hingga ke kelas berkaitan dengan pembagian kotak nasi dan waktu siswa mengkonsumsi MBG.
1. Siswa tidak nyaman
Setiap siswa di sekolah, punya karakter yang berbeda. Ada yang berani, ada yang kurang berani dan berbagai perangai lainnya.
Kehadiran orang luar, apalagi TNI bisa membuat siswa menjadi tidak nyaman dan enggan untuk berkata jujur terhadap makanan yang disajikan.
Bisa jadi, siswa menjadi takut sehingga harus menghabiskan makanan yang ada. Sebabnya, dipelototin oleh tentara yang berkeliling sekitar kelas ketika siswa makan.
2. Peran guru direduksi
Guru dan satuan pendidik lainnya di sekolah memiliki peran untuk mendidik para siswa. Tak hanya mengajar di kelas, tetapi mendidik siswa dalam berperilaku.
Pasa satuan pendidik di sekolah, memiliki banyak cara untuk mendidik setiap siswanya. Ada cara-cara khusus untuk menghadai setiap siswanya.
Kehadiran tentara di dalam kelas, bisa jadi juga mereduksi peran para pendidik di sekolah. Bahkan, beberapa tugas mereka mungkin saja diambil alih.
3. Menghindari makan ala militer
Salah satu kekhawatiran pribadi sebagai orang tua, jangan sampai waktu makan di kelas meniru gaya makan ala militer seperti di sekolah-sekolah militer.
Memang ini  barangkali masih lebih bersifat kekhwatiran saja. Tetapi hendaknya dipikirkan bahwa  kehadiran TNI di sekolah-sekolah jangan sampai kontraproduktif di sekolah.***