Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Angkot Kupang Tetap Eksis dengan Berbagai Aksesoris dan Full Music

18 Januari 2025   11:40 Diperbarui: 19 Januari 2025   15:18 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah bepergian dengan menggunakan kendaraan umum semisal angkutan kota (angkot) atau angkutan pedesaan (angdes) di Kota Kupang, Provinsi NTT?

Bagi yang pertama kali mencoba naik angkot di Kota Kupang, tentu rada asing dan aneh. Bahkan tidak kerasan di dalam angkot.

Namun bagi yang sudah terbiasa, terlihat sangat menikmati suasana di dalam angkot dan terkadang ikut menghentakkan kaki atau mulutnya komat-kamit.

Ya, si penumpang bukannya sedang mabuk tetapi menggoyangkan badan dan komat-kamit mengikuti hentakan musik di dalam angkot.

Sementara, yang tidak suka terpaksa diam dan kadang mencoba menutup telinga dengan barang apapun yang dipegang, guna mengurangi bunyi yang memekakkan telinga. 

Tetap Eksis

Sekalipun sudah banyak sarana transportasi lainnya, angkot di Kota Kupang masih tetap eksis. Memang, agak berkurang jika dibandingkan dengan tahun 2000-an ke bawah.

Berkurang atau sepinya penumpang dikarenakan beberapa hal. Diantaranya adalah beralihnya calon penumpang yang memilih menggunakan sepeda motor sendiri saat bepergian.

Selain itu, banyaknya ojek motor konvensional dan ojek online turut mempengaruhi menurunnya jumlah penumpang yang memanfaatkan angkot.

Calon penumpang juga kini lebih memilih untuk menggunakan grab mobil untuk bepergian dalam jumlah beberapa orang. Sebab selain lebih nyaman, mereka bisa memesan lewat aplikasi.

Walaupun demikian, angkot Kota Kupang tetap berjalan sesuai dengan trayeknya masing-masing. Selalu ada penumpang yang memanfaatkan jasa angkutan ini.

Para penumpang yang sering memanfaatkan angkot adalah pelajar, guru, pekerja kantor, atau ibu-ibu yang berbelanja ke pasar. Mereka tetap setia menggunakan jasa angkutan umum berupa angkot ini. Rasanya seperti tidak krisis transportasi publik.

Jika diamati, maka eksistensi angkot Kota Kupang terutama untuk bersaing dengan sesama angkot dalam trayek yang sama, para sopir juga mencoba untuk membuat angkot miliknya terlihat keren di mata penumpang.

Selain ramah terhadap calon penumpang dan menjaga kebersihan kendaraannya, mereka juga berlomba-lomba untuk membuat angkotnya terlihat lebih keren. 

Ratusan angkot Kupang masih eksis, sekalipun harus bersaing sesama angkot, ojol dan bayar retribusi pada Pemkot (dok foto: Victory News/Yapi Manuleus)
Ratusan angkot Kupang masih eksis, sekalipun harus bersaing sesama angkot, ojol dan bayar retribusi pada Pemkot (dok foto: Victory News/Yapi Manuleus)

Setidaknya, ada 3 hal yang membuat angkot di Kota Kupang beda dengan angkot di daerah lain.

1. Body Angkot Full Gambar dan Tulisan

Hampir semua angkot di Kota Kupang, dipenuhi dengan gambar dan tulisan. Tak sembarangan gambar akan dipasang di body luar dan body dalam angkot.

Biasanya, yang dipasang adalah tokoh atau idola. Bisa berupa foto artis yang lagi naik daun, artis favorit, atua bahkan foto politisi favoritnya pun dipasang di luar atau di dalam body angkot. 

Body luar dan dalam angkot juga dipenuhi dengan tulisan. Bisa semacam motto, atau kata-kata yang lagi tren. Bisa ditulis dalam dialek setempat, ataupun bahasa gaulnya orang Jakarta. Komplit!

2. Depan dan Belakang Full Lampu

Tak hanya body angkot yang full gambar dan tulisan. Bagian depan dan belakang angkot juga dirias dengan aneka warna lampu, selain lampu trayeknya.

Lampu trayek biasanya memiliki warna yang lebih mencolok sehingga calon penumpang sudah tahu, angkot ke arah mana yang sedang berjalan melewati dirinya.

Sementara, di bagian belakang sering pula dihiasi dengan lampu kelap-kelip guna menambah semarak angkot yang sedang berjalan dan diyakini dapat menambah daya tarik.

3. Di dalam Angkot Full Musik

Ada lagi, full music. Dari jauh, musik harus terdengar oleh penumpang. Jika tidak, ada saja penumpang terutama anak-anak muda ogah naik karena tidak ada musik atau musiknya dianggap tidak bagus.

Pengalaman pernah naik angkot di Kota Kupang, bersama adik. Waktu satu angkot melaju mendekat, saya hendak menyetopnya. Tetapi adik saya bilang begini:

"Kaka, nanti sa! Ini dia pung musik talalu kampungan". Dan alhasil, kami harus menunggu angkot berikut yang sesuai dengan seleranya.

"Penampilan luar keren, musiknya terdengar wow, dan tampak bersih". 

Angkot Kota Kupang, tak luput dari rutinitas operasi penertiban kendaraan oleh pihak Lantas (dok foto: tribratanewskupangkota.com)
Angkot Kota Kupang, tak luput dari rutinitas operasi penertiban kendaraan oleh pihak Lantas (dok foto: tribratanewskupangkota.com)

Percaya atau tidak, apakah ketiga faktor tersebut merupakan hal yang mendukung eksistensi angkot di Kota Kupang? 

Hal yang pasti, 3 hal tersebut masih dipertahankan oleh sopir-sopir angkut Kupang dan mereka masih tetap beroperasional hingga kini.

Penumpang menurun sih iya. Tetapi krisis transportasi publik sepertinya tidak terlalu dirasakan oleh sopir-sopir angkot di Kota Kupang.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun