Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Angkot Kupang Tetap Eksis dengan Berbagai Aksesoris dan Full Music

18 Januari 2025   11:40 Diperbarui: 19 Januari 2025   15:18 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara, di bagian belakang sering pula dihiasi dengan lampu kelap-kelip guna menambah semarak angkot yang sedang berjalan dan diyakini dapat menambah daya tarik.

3. Di dalam Angkot Full Musik

Ada lagi, full music. Dari jauh, musik harus terdengar oleh penumpang. Jika tidak, ada saja penumpang terutama anak-anak muda ogah naik karena tidak ada musik atau musiknya dianggap tidak bagus.

Pengalaman pernah naik angkot di Kota Kupang, bersama adik. Waktu satu angkot melaju mendekat, saya hendak menyetopnya. Tetapi adik saya bilang begini:

"Kaka, nanti sa! Ini dia pung musik talalu kampungan". Dan alhasil, kami harus menunggu angkot berikut yang sesuai dengan seleranya.

"Penampilan luar keren, musiknya terdengar wow, dan tampak bersih". 

Angkot Kota Kupang, tak luput dari rutinitas operasi penertiban kendaraan oleh pihak Lantas (dok foto: tribratanewskupangkota.com)
Angkot Kota Kupang, tak luput dari rutinitas operasi penertiban kendaraan oleh pihak Lantas (dok foto: tribratanewskupangkota.com)

Percaya atau tidak, apakah ketiga faktor tersebut merupakan hal yang mendukung eksistensi angkot di Kota Kupang? 

Hal yang pasti, 3 hal tersebut masih dipertahankan oleh sopir-sopir angkut Kupang dan mereka masih tetap beroperasional hingga kini.

Penumpang menurun sih iya. Tetapi krisis transportasi publik sepertinya tidak terlalu dirasakan oleh sopir-sopir angkot di Kota Kupang.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun