Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Angkot Kupang Tetap Eksis dengan Berbagai Aksesoris dan Full Music

18 Januari 2025   11:40 Diperbarui: 18 Januari 2025   11:40 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratusan angkot Kupang masih eksis, sekalipun harus bersaing sesama angkot, ojol dan bayar retribusi pada Pemkot (dok foto: Victory News/Yapi Manuleus)

Sementara, di bagian belakang sering pula dihiasi dengan lampu kelap-kelip guna menambah semarak angkot yang sedang berjalan dan diyakini dapat menambah daya tarik.

3. Di dalam Angkot Full Musik

Ada lagi, full music. Dari jauh, musik harus terdengar oleh penumpang. Jika tidak, ada saja penumpang terutama anak-anak muda ogah naik karena tidak ada musik atau musiknya dianggap tidak bagus.

Pengalaman pernah naik angkot di Kota Kupang, bersama adik. Waktu satu angkot melaju mendekat, saya hendak menyetopnya. Tetapi adik saya bilang begini:

"Kaka, nanti sa! Ini dia pung musik talalu kampungan".  Dan alhasil, kami harus menunggu angkot berikut yang sesuai dengan seleranya.

"Penampilan luar keren, musiknya terdengan wow, dan tampak bersih". 

Angkot Kota Kupang, tak luput dari rutinitas operasi penertiban kendaraan olhe pihak Lantas (dok foto: tribratanewskupangkota.com)
Angkot Kota Kupang, tak luput dari rutinitas operasi penertiban kendaraan olhe pihak Lantas (dok foto: tribratanewskupangkota.com)

Percaya atau tidak, apakah ketiga faktor tersebut merupakan hal yang mendukung eksistensi angkot di Kota Kupang? 

Hal yang pasti,  3 hal tersebut masih dipertahankan oleh sopir-sopir angkut Kupang dan mereka masih tetap beroperasional hingga kini.

Penumpang menurun sih iya. Tetapi krisis transportasi publik sepertinya tidak terlalu dirasakan oleh sopirsopir angkot di Kota Kupang.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun