4. Kurangnya pemahaman bersama tentang keuangan
Pasangan muda yang tidak terbiasa berbicara terbuka tentang keuangan atau tidak memiliki pemahaman yang sama tentang pentingnya mengelola keuangan secara bijak.
Ketidaklancaran komunikasi dan pemahaman ini bisa menjadi rentan terhadap keputusan mengambil hutang tanpa pertimbangan yang matang.
5. Budaya konsumtif
Masyarakat modern seringkali terjebak dalam budaya konsumtif yang mendorong seseorang untuk mempertunjukkan status sosial mereka melalui barang-barang mewah atau acara-acara besar seperti pesta pernikahan.Â
Budaya konsumtif ini bisa membuat pasangan muda merasa perlu untuk mengorbankan stabilitas keuangan mereka demi pencapaian pesta pernikahan yang meriah.
Sebaiknya, pasangan muda untuk berkomunikasi secara terbuka tentang keuangan dan memiliki perencanaan keuangan yang jelas.
Tidak perlu juga untuk terlalu terpengaruh oleh tekanan sosial atau budaya konsumtif sehingga tidak tergerak hati untuk menempuh jalan utang untuk memenuhi biaya pernikahan mewah.
Langkah mengatasi jebakan utang pernikahan
Langkah pertama yang sebaiknya dilakukan pasangan yang terjebak dalam utang pernikahan adalah melakukan evaluasi mendalam terhadap situasi keuangannya.
Berikut langkah-langkah yang dapat diambil oleh pasangan pengantin baru guna secepatnya dapat mengembalikan utang dan hidup tanpa dikejar-kejar utang pernikahan.
1. Membuat daftar seluruh utang
Identifikasi semua utang yang dimiliki beserta jumlah utangnya, tingkat bunga, dan jatuh tempo pembayarannya.
2. Menetapkan prioritas
Tentukan utang mana yang perlu segera dilunasi terlebih dahulu berdasarkan tingkat bunga atau jumlah utangnya.
3. Kalkulasi total pendapatan dan pengeluaran
Buatlah anggaran keuangan yang jelas dengan mencatat total pendapatan dan pengeluaran bulanan.Â