Setiap pilihan selalu ada plus dan minusnya, ada kelebihan dan kekurangannya. Sebab tak ada sesuatu yang begotu perfect di dunia imi
Apabila hanya ada dua pilihan, maka ketika memutuskan untuk menggunakan pilihan A, maka tentu saja B dikorbankan atau ditiadakan.
Pilihan yang tegas, hitam atau putih akan mengorbankan yang tidak dipilih. Karenanya, sering kali kita mengambil jalan tengah atau pilihan kompromis.
Mencoba untuk memadukan pilihan sehingga semuanya dapat dimanfaatkan tanpa membuang atau meniadakan yang lain sering menjadi keputusan yang dianggap bijaksana.
Jalan tengah juga sering digunakan, ketika pilihan pertama ternyata tidak memenuhi seluruh kebutuhan. Salah satu hal yang tengah diperbincangkan adalah pemanfaatan ikan kaleng kemasan dalam program makan bergizi gratis Pemerintahan Prabowo Subianto.
Ikan segar pilihan utama
Ikan laut segar masih dianggap sulit disuplai hingga ke pegunungan. Itu salah satu alasan, mengapa pilihan ada pada ikan kaleng.
Akan tetapi jika pemerintah berkomitmen untuk mengutamakan nelayan dan para distributor, maka harus menjadikan ikan segar sebagai menu utama program makan bergizi gratis.
Ada beberapa alasan, mengapa ikan segar harus tetap menjadi prioritas utama dalam penyusunan menu program makan bergizi gratis bagi anakÂ
1. Kaya akan ikan laut segar
Tidak dipungkiri lagi, lautan Indonesia lebih luas daripada daratan, yaitu 65 persen. Sementara luas daratan hanya mencakup 35 persen dari total luas negara Indonesia.
Dengan luas lautan demikian, Indonesia tidak kekurangan hasil ikan laut. Ditambah lagi dengan terdapat berbagai jenis ikan laut yang dapat ditangkap dan diolah menjadi makanan bergizi.
Program makan bergizi dapat memberi kesempatan kepada para nelayan dan distributor lokal guna meningkatkan pendapatan mereka.
2. Bisa kembangkan ikan air tawar
Selain ikan laut, program makan bergizi gratis juga dapat memanfaatkan hasil ikan air tawar.
Di daerah pegunungan yang kaya akan air, pemerintah dapat mendorong pengembangan budidaya ikan air tawar.Â
Mungkin ada anggapan bahwa anak-anak kurang suka akan ikan air tawar. Akan tetapi jika dilihat per kasus, ada saja yang tidak suka akan jenis makanan tertentu.
Kesempatan juga bagi Kementerian dan dinas terkait untuk mempromosikan nilai gizi dan ilan air tawar.
3. Optimalkan suplier lokal
Selain mendorong nelayan untuk memperbaiki alat dan metode penangkapan ikan laut, para distributor lokal pun dapat dioptimalkan peran mereka.Â
4. Transportasi kian lancar
Apabila menengok ke belakang, maka 10 tahun progran Jokowi seharusnya tidak menjadikan infrastruktur sebagai hambatan.
Tengoklah, kita punya tol laut yang mampu memangkas waktu distribusi produk dari suatu daerah ke daerah lain. Jalan tol baru, jalan-jalan baru sudah dibuka hingga ke pelosok guna memperlancar transportasi.
Tentu saja, jika program tersebut berjalan sesuai rencana. Termasuk tidak dikorupsi atau diselewengkan oleh oknum tertentu.
Ikan kaleng sebagai komplementer
Di mana sebaiknya posisi ikan kaleng kemasan dijadikan sebagai menu lauk program makan bergizi gratis?
Harusnya hanya menjadi komplementer menu ikan segar. Hanya digunakan apabila sulit mengakses ikan laut dan ikan air tawar segar.
Jangan sampai hanya karena mudah diperoleh dan ada perusahaan yang dianggap mampu memasok ikan kaleng, maka produk ini malahan dijadikan sebagai menu utama.
Toh, menu lauk tak hanya berupa ikan. Masih ada daging sapi, kambing dan unggas. Masih ada juga telur dan sumber protein nabati seperti tempe dan tahu.
Plus minus ikan segar versus kaleng
Ikan segar atau ikan kaleng kemasan selayaknya tak dijadikan sebagai polemik tanpa akhir. Lalu, seperti apa perbandingan plus minus ikan segar dan ikan kaleng untuk dimasukkan dalam menu makan bergizi gratis?
Berikut ini ringkasan kelebihan dan kekurangan antara ikan segar dengan ikan kaleng kemasan.
1. Kandungan gizi
Ikan segar memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi karena tidak terkontaminasi bahan campuran. Namun, ikan kaleng yang memenuhi standar SNI juga aman dikonsumsi.Â
2. Aksesibilitas
Ikan segar mungkin sulit didapat di daerah yang jauh dari lautan, sehingga ikan kaleng bisa menjadi alternatif.Â
3. Harga
Ikan kaleng cenderung lebih murah daripada ikan segar.
4. Praktis
Ikan kaleng mudah dikonsumsi dan disimpan dalam waktu lama.Â
5. Ketenagakerjaan
Ikan segar bisa melibatkan banyak pihak, mulai dari nelayan hingga distributor atau pemasok. Sementara ikan kaleng lebih pada perusahaan tertentu dengan karyawannya yang jumlahnya terbatas.
6. Ketersediaan
Ikan segar bisa disediakan dari perairan Indonesia, baik berupa ikan laut maupun ikan air tawar. Sementara, ikan kaleng kemasan bisa jadi didatangkan dari luar negeri alias impor.
7. Kadar garam dan pengawet
Kadar garam dan zat pengawet ikan kaleng kemasan lebih tinggi dibandingkan dengan ikan segar. Beberapa bahaya penyakit dapat ditimbulkan akibat tingginya garam dan pengawet.
Setelah mengetahui plus minus dari pemanfaatan ikan segar dan ikan kaleng, maka langkah selanjutnya adalah memilih sesuai dengan manfaatnya, bukan karena keuntungan untuk pihak tertentu.
Referensi:
https://www.kompas.com/tren/read/2024/11/12/173000065/diusulkan-jadi-menu-makan-siang-gratis-ini-perbandingan-gizi-ikan-kaleng
https://www.kontenpedia.com/detail/news/506028/kesehatan/perbedaan-gizi-antara-ikan-segar-dan-ikan-kaleng.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H