Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mencoba Memahami Pilihan Ikan Kaleng Jadi Menu Makan Bergizi Gratis

16 November 2024   12:25 Diperbarui: 17 November 2024   06:23 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Ketenagakerjaan
Ikan segar bisa melibatkan banyak pihak, mulai dari nelayan hingga distributor atau pemasok. Sementara ikan kaleng lebih pada perusahaan tertentu dengan karyawannya yang jumlahnya terbatas.

6. Ketersediaan
Ikan segar bisa disediakan dari perairan Indonesia, baik berupa ikan laut maupun ikan air tawar. Sementara, ikan kaleng kemasan bisa jadi didatangkan dari luar negeri alias impor.

7. Kadar garam dan pengawet
Kadar garam dan zat pengawet ikan kaleng kemasan lebih tinggi dibandingkan dengan ikan segar. Beberapa bahaya penyakit dapat ditimbulkan akibat tingginya garam dan pengawet.

Ilustrasi ikan kaleng, banyak garam dan pengawet (dok foto: bloombergtechnoz.com)
Ilustrasi ikan kaleng, banyak garam dan pengawet (dok foto: bloombergtechnoz.com)

Setelah mengetahui plus minus dari pemanfaatan ikan segar dan ikan kaleng, maka langkah selanjutnya adalah memilih sesuai dengan manfaatnya, bukan karena keuntungan untuk pihak tertentu.

Referensi:
https://www.kompas.com/tren/read/2024/11/12/173000065/diusulkan-jadi-menu-makan-siang-gratis-ini-perbandingan-gizi-ikan-kaleng
https://www.kontenpedia.com/detail/news/506028/kesehatan/perbedaan-gizi-antara-ikan-segar-dan-ikan-kaleng.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun