Sayuran dan buah yang penampilannya mulus, seringkali menggoda orang untuk membelinya. Dibawa pulang, lalu dilahap sampai habis.Â
Eits, sabar dulu. Jangan mudah tergoda akan kemulusan buahnya. Nyaris sempurna, tiada cacatnya.
Ingat, tampilan luar sering kali hanya 'menjebak' orang untuk menetapkan pilihan. Bisa jadi, dalamannya tak sekinclong tampilan luarnya.
Sebenarnya, cara konsumen untuk kembali menerapkan pola konsumsi nenek moyang-meskipun tak  seratuss persen- adalah salah satu cara untuk mengurangi pangan atau hasil pertanian yang mengandung residu pestisida berbahaya.
Entah itu istilahnya 'kembali ke alam' atau back to nature, tujuannya adalah mengurangi konsumsi produk makanan yang penuh dengan zat kimia.
Termasuk di dalamnya adalah mengolah makanan tanpa menambahkan zat makanan berlebihan yang mungkin saja enak di lidah, tetapi sebenarnya berbahaya untuk kesehatan.
Cemaran kimia seperti pestisida, tidak serta merta dilihat dampaknya seperti cemaran biologi yang mana penderita langsung mengalaminya seperti diare atau sakit kepala.
Dampak cemaran kimia biasanya baru terasa setelah beberapa tahun kemudian. Misalnya muncul kanker dan penyakit dalam lainnya yang sulit ditentukan penyebabnya.Â
Trik sederhana tapi bermanfaat
Ada beberapa trik sederhana namun bermanfaat untuk mengurangi konsumsi pangan yang terkontaminasi dengan residu pestisida yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
1. Memilih produk organik
Produk organik memang sulit untuk ditemukan di tempat-tempat umum seperti pasar atau toko buah dan sayuran. Kecuali diberi label bahwa produk tersebut adalah organik.
Sayuran dan buah organik adalah pangan yang ditanam tanpa menggunakan pestisida kimia. Semua treatment dan aplikasi pemupukan dan pengendalian hama penyakit menggunakan cara organik.Â
2. Memeriksa kondisi fisik buah dan sayur
Sayuran bebas pestisida biasanya berukuran normal dan warna hijaunya tampak biasa saja. Periksalah, pada beberapa bagian daun akan terlihat berlubang.Â
Lubang pada daun sayuran ini biasanya karena dimakan hama. Dari indikasi ini, bisa diduga kalau aplikasi pestisida tidak berlebihan pada sayuran sehingga masih ada hama yang memakan sayuran yang ada.
3. Â Mencuci buah dan sayuran
Buah dan sayuran yang dibeli atau dipanen sendiri perlu dicuci dengan air bersih dan mengalir. Selain untuk menghilangkan debu dan tanah, dapat membantu menghilangkan sisa pestisida yang menempel pada produk.
4. Mengupas kulit buah dan sayuran
Buah dan sayuran yang berkulit tebal perlu dikupas terlebih dahulu sebelum diolah atau dimakan. Â Contohnya buah apel, buah pir, Â buah kiwi, sayur labu siam, atau terong.
Tujuan dari pengupasan buah dan sayuran berkuit tebal ini adalah menghilangkan lapisan lilin, juga dapat mengurangi residu pestisida yang menempel pada bagian tersebut.
5. Memasak sayuran
Memasak sayuran terlebih dahulu sebelum dikonsumsi dapat membantu menghilangkan zat kimia yang ada di dalam sayuran. Terutama sayuran berkrop seperti kubis.
6. Merendam sayuran dan buah dalam garam
Sayuran dan buah direndam dalam air garam selama lebih kurang 20 menit. Setelah itu, diangkat dan dicuci lagi lalu bisa dikonsumsi atau disimpan sesuai dengan kebutuhan.
7. Menggunakan sabun khusus
Kini telah tersedia sabun khusus untuk mencuci buah dan sayuran yang aman untuk digunakan. Tidak direkomendasikan untuk mencuci buah dan sayuran dengan detergen atau sabun cuci yang biasa digunakan untuk mencuci piring atau pakaian.
Itulah beberapa trik untuk mengurangi asupan residu pesitisida berbahaya yang terbawa dari buah-buahan, sayuran, Â dan produk pangan lainnya.
Mari bijak memilih produk pangan untuk kesehatan tubuh sendiri.
Referensi:
https://bbpplembang.bppsdmp.pertanian.go.id/publikasi-detail/1423.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI