Jika memperdalam sejarah hari puisi di Indonesia, maka kita akan menemukan peringatan dua hari puisi level nasional.Â
Pertama adalah Hari Puisi Nasional, diperingati setiap tanggal 28 April. Kedua, adalah Hari Puisi Indonesia. Keduanya memang beda.
Di kalangan penulis puisi dan penggemar puisi, sepertinya lebih kenal akan Hari Puisi Nasional dibandingkan dengan Hari Puisi Indonesia.
Meskipun berbeda tanggal, kedua hari puisi ini merujuk pada tokoh muda Chairil Anwar yang sangat fenomenal  di zamannya itu.
Hari Puisi Nasional, merujuk pada tanggal wafatnya Chairil Anwar, yaitu tanggal 28 April 1949. Hari Puisi Indonesia, mengacu pada tanggal lahirnyan Chairil Anwar, Â 26 Juli 1922.
Merujuk detik.com, Hari Puisi Indonesia baru dirayakan pada tanggal 26 Juli 2023, setelah ditetapkan oleh para tokoh di bidang sastra pada tanggal 22 November 2012.
Saat itu, dideklarasikan oleh Sutardji Calzoum Bachri selaku Presiden Sastrawan Indonesia. Ia mendeklarasikan Hari Puisi Indonesia bersama dengan 40 sastrawan seluruh Indonesia di Anjungan Idrus Tintin, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Sejak itulah, setiap tanggal 26 Juli diperingatan sebagai Hari Puisi Indonesia. Sementara, Hari Puisi Nasional tetap diperingati setiap tanggal 28 April.
Dengan demikian, tanggal 26 Juli 2024 merupakan peringatan Hari Puisi Indonesia yang ke-11.
Sekilas tentang Karya Chairil Anwar
Mengutip artikel yang pernah ditayangkan di buku.kompas.com, setidaknya ada 10 puisi dari Chairil Anwar yang melegenda, fenomenal, dan memiliki makna yang begitu mendalam.
- Aku
- Dendam
- Diponegoro
- Bercerai
- Merdeka
- Dalam Kereta
- Malam
- Kepada Pelukis Affandi
- Malam di Pegunungan
- Di Mesjid
Chairil Anwar yang kerap dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" lewat puisi Aku tersebut, merupakan penyair terkemuka Indonesia.Â
Di dalam ulasan id.wikipedia.org, sekalipun hanya berusia 27 tahun (26 Juli 1922 - 28 April 1949), Chairil Anwar diperkirakan telah menghasilkan 96 karya, termasuk menulis 70 puisi.
Tak hanya itu. H.B. Jassin juga menobatkan Chairil Anwar sebagai pelopor Angkatan 45 dan pelopor puisi modern bersama dengan Asrul Sani dan Rivai Apin.Â
 Beberapa karya tulis Chairil Anwar yang diterbitkan diantaranya adalah sebagai berikut.
- Deru Campur Debu (1949).
- Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (1949).
- Tiga Menguak Takdir (1950) bersama Asrul Sani dan Rivai Apin.
- Aku ini Binatang Jalang, Koleksi Sajak 1945-1949 (1986), diberi kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono.
- Derai-derai Cemara (1998).
- Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948), merupakan terjemahan dari karya Andre Gide.
- Kena Gempur (1951), terjemahan dari karya John Steinbeck.
Itulah beberapa karya besar dari seorang Chairil Anwar yang melegenda dan masih tetap fenomenal hingga sekarang.
Selamat Hari Puisi Indonesia, 26 Juli 2024. Mari kita makin mencintai karya-karya sastra, utamanya puisi. Juga mengenang para tokoh yang telah berjuang melalui puisi di Indonesia.
Referensi:
https://www.detik.com/jateng/berita/d-7458054/hari-puisi-indonesia-2024-sejarah-tokoh-ucapan-dan-cara-memperingatinya
https://buku.kompas.com/read/3491/10-puisi-karya-chairil-anwar-yang-melegenda-dan-bermakna
https://id.wikipedia.org/wiki/Chairil_Anwar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H